31 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Kurangi Ketergantungan Darah dari Pulau Jawa

Donor Darah di FK UISU Al Manar

Kesadaran masyarakat Sumatera Utara (Sumut) untuk mendonorkan darah masih terbilang lemah. Mengingat dari seluruh provinsi di Indonesia, Sumut dianggap sebagai provinsi yang paling rendah dalam penyediaan kebutuhan darah yakni hanya sekitar 30 persen.

Untuk mengantisipasi kekurangan itu, biasanya kota Surabaya menjadi kota alternatif untuk mengirim pasokan darah, sebab Surabaya memiliki pasokan darah tertinggi di Indonesia. Melihat kondisi itu, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara  (FK-UISU) Al-manar, mengadakan kegiatan donor darah dan nantinya akan menjadi agenda rutin tahunan kampus tersebut.

“Hingga saat ini Sumut masih tergantung pasokan darah dari daerah di Pulau Jawa, dengan kegiatan donor darah ini, diharapkan dapat menyuplai darah ke Palang Merah Indonesia, sehingga mampu mengurangi beban dari Jawa. Kita juga mencoba membuat kesepakatan (MoU) dengan PMI, sehingga kegiatan ini dapat dilaksanakan paling tidak 4-5 bulan sekali. Mudah mudahan, kegiatan fakultas ini dapat menjadi kegiatan universitas, dimana mahasiswa sebagai generasi muda dan penerus bangsa, dapat mendonorkan darahnya, sehingga meningkatkan kepedulian terhadapa sesama,”ungkap dekan FK UISU, Aswin Soefi, di sela-sela kegiatan donor darah, di gedung FK UISU Al-manar, Jalan Karya Bakti Medan, Minggu (13/1) .

Fani Asmirandah Siregar, Ketua panitia mengatakan bahwa kerja sama antara PMI, Universitas, dan komunitas H2O merupakan langkah positif untuk mengurangi ketergantungan Sumut terhadap darah, mengingat PMI membutuhkan 300 hingga 400 kantong darah perbulannya. “Untuk mengantisipasi kekurangan, gerakan dan kegiatan donor darah seperti ini, harus disosialisasikan di tengah masyarakat, terutama bagi mahasiswa kedokteran, yang nantinya akan berkecimpung dibidang kesehatan,”ujarnya saat ikut serta mendonorkan darahnya.

Pantauan di lokasi, sedikitnya ratusan mahasiswa terlihat hadir untuk mendonorkan darahnya dalam kegiatan yang digawangi oleh Human Health organization (H2O) komunitas yang bergerak dibidang sosisal kemasyarakatan dan diketuai oleh dr Budi. Antusiasme tinggi mahasiswa untuk mendonorkan darahnya juga sangat terlihat, apalagi sejumlah menanggap jika donor darah bisa dijadikan gaya hidup, karena disamping mampu menolong jiwa orang lain, donor darah juga dapat menghindari berbagai macam penyakit secara gratis, seperti hypertensi, jantung, stroke, kolesterol, bahkan hingga penyakit berbahaya seperti hepatitis, malaria, hingga HIV.

Kegiatan donor darah tersebut berhasil mengumpulkan seratus lebih kantong darah berbagai golongan, atau setara dengan 35 liter darah segar yang siap disumbangkan. (uma)

Donor Darah di FK UISU Al Manar

Kesadaran masyarakat Sumatera Utara (Sumut) untuk mendonorkan darah masih terbilang lemah. Mengingat dari seluruh provinsi di Indonesia, Sumut dianggap sebagai provinsi yang paling rendah dalam penyediaan kebutuhan darah yakni hanya sekitar 30 persen.

Untuk mengantisipasi kekurangan itu, biasanya kota Surabaya menjadi kota alternatif untuk mengirim pasokan darah, sebab Surabaya memiliki pasokan darah tertinggi di Indonesia. Melihat kondisi itu, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara  (FK-UISU) Al-manar, mengadakan kegiatan donor darah dan nantinya akan menjadi agenda rutin tahunan kampus tersebut.

“Hingga saat ini Sumut masih tergantung pasokan darah dari daerah di Pulau Jawa, dengan kegiatan donor darah ini, diharapkan dapat menyuplai darah ke Palang Merah Indonesia, sehingga mampu mengurangi beban dari Jawa. Kita juga mencoba membuat kesepakatan (MoU) dengan PMI, sehingga kegiatan ini dapat dilaksanakan paling tidak 4-5 bulan sekali. Mudah mudahan, kegiatan fakultas ini dapat menjadi kegiatan universitas, dimana mahasiswa sebagai generasi muda dan penerus bangsa, dapat mendonorkan darahnya, sehingga meningkatkan kepedulian terhadapa sesama,”ungkap dekan FK UISU, Aswin Soefi, di sela-sela kegiatan donor darah, di gedung FK UISU Al-manar, Jalan Karya Bakti Medan, Minggu (13/1) .

Fani Asmirandah Siregar, Ketua panitia mengatakan bahwa kerja sama antara PMI, Universitas, dan komunitas H2O merupakan langkah positif untuk mengurangi ketergantungan Sumut terhadap darah, mengingat PMI membutuhkan 300 hingga 400 kantong darah perbulannya. “Untuk mengantisipasi kekurangan, gerakan dan kegiatan donor darah seperti ini, harus disosialisasikan di tengah masyarakat, terutama bagi mahasiswa kedokteran, yang nantinya akan berkecimpung dibidang kesehatan,”ujarnya saat ikut serta mendonorkan darahnya.

Pantauan di lokasi, sedikitnya ratusan mahasiswa terlihat hadir untuk mendonorkan darahnya dalam kegiatan yang digawangi oleh Human Health organization (H2O) komunitas yang bergerak dibidang sosisal kemasyarakatan dan diketuai oleh dr Budi. Antusiasme tinggi mahasiswa untuk mendonorkan darahnya juga sangat terlihat, apalagi sejumlah menanggap jika donor darah bisa dijadikan gaya hidup, karena disamping mampu menolong jiwa orang lain, donor darah juga dapat menghindari berbagai macam penyakit secara gratis, seperti hypertensi, jantung, stroke, kolesterol, bahkan hingga penyakit berbahaya seperti hepatitis, malaria, hingga HIV.

Kegiatan donor darah tersebut berhasil mengumpulkan seratus lebih kantong darah berbagai golongan, atau setara dengan 35 liter darah segar yang siap disumbangkan. (uma)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/