25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jangan Tanya Lagi, Nanti Saya Nangis…

Oegroseno Titip Kasus Zainal Abidin dan Penganiayaan Anak

MEDAN- Kapoldasu Irjen Pol Oegroseno mengaku sedih untuk meninggalkan Sumatera Utara. Pasalnya, cukup banyak kenangan manis yang dialaminya sejak menjabat orang nomor satu di Polda Sumut.

Saat ditemui di ruang VIP Bandara Polonia sembari menunggu keberangkatan pesawat, Minggu (13/3) siang pukul 13.20 WIB, Oegroseno bersama sejumlah pejabat teras Poldan Sumut di antaranya, Kabid Propam Kombes Pol Edi Napitupulu, Dir Binmas Kombes Pol Heri Subiansaori, Karo SDM Kombes Pol Husin Hamidi, Dansat Brimob Kombes Pol Verdianto I Bitti Caca dan Karo Ops Kombes Pol Iwan H Sugiarto. Sementara, para pejabat teras lainnya tidak terlihat ikut mengantar Oegreseno yang rencananya akan menjabat Kalemdiklat Polri.

Saat itu, Oegreseno meminta kepada wartawan yang ada di ruangan itu untuk tidak bertanya, karena dia mengaku sangat sedih meningggalkan Sumut yang sudah menjadi satu keluarga baginya. “Tidak usah nanya lagi lah, nanti saya nangis. Karena saya pun sudah tidak menguasai bahan lagi. Sumut itu sudah menjadi keluarga bagi saya, karena Sumut sudah cukup terbuka dan masyarakatnya mudah diajak berdialog,” ujarnya sambil mengenang saat-saat melakukan pengejaran kelompok bersenjata api di Dolok Masihul. Saat itu, Oegreseno belum mandi, makanya hujan turun saat itu.

Oegreseno yang masih tiga tahun lagi pensiun dari Polri ini mengaku sangat ingin mengubah citra Polri. Kerenanya, Oegreseno selalu menunjukkan sikap tegas terhadap anggotanya dan menginstruksikan agar anggotanya terus memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat. Karena Polri merupakan pengayom dan pelindung masyarakat.
“Masyarakat di Sumut sangat baik, diharapkan kedepannya Polri dapat betul-betul memberikan pelayanan terhadap masyarakat Sumut agar tetap kondusif,” ucapnya dengan nada rendah. Dia juga mengungkapkan, alasan dirinya tertantang untuk ke TKP saat penyerangan di Dolok Masihul, karena ingin melihat senjata anak buahnya yang di bawa lari kelompok bersenjata usai membunuhnya di CIMB Niaga Medan.

Sebelumnya, Oegroseno juga meminta agar kasus penembakan jukir Zainal Abidin diutamakan, meski dia tak lagi bertugas di Sumut. Dia memerintahkan penyidik Dit Reskrim Poldasu segera mengajukan pidananya kepada mantan Kapolsekta Medan Kota AKP Darwin Ginting, terkait penembakan juru parkir Zainal Abidin Nasution dituduh membunuh Komisaris PT Sewangi Sejati Luhur, Kesuma Wijaya.

“Kasus pidana AKP Darwin Ginting dan anggotanya harus didahulukan sampai ke
pengadilan dari pada sidang kode etiknya,” ujarnya. Menurut Oegreseno, penembakan Zainal Abidin sangat fatal dan telah melanggar prosedur serta dikatagorikan pelanggaran HAM berat. “Saya tegaskan, perbuatan pidana mereka yang harus dituntas dulu, baru proses internal,” ucapnya lagi.

Dikatakannya, AKP Darwin Ginting yang diduga memberi perintah kepada bawahannya untuk mengeksekusi Zainal Abidin hingga menderita luka tembak sebanyak tiga kali di kakinya harus bertanggung jawab atas perbuatan itu. “Zainal kan sudah dibawa ke kantor polisi, kok dibawa jalan-jalan dan ditembak, itu salah total,” cetusnya.
Tak cuma itu, Oegroseno juga meminta Polresta Medan dan Polsekta Percut Sei Tuan serius dan segera menuntaskan kasus penganiayaan terhadap anak di bawah umur.

Dimana, menurut Oegreseno dalam penanganan kasus kasus penganiayaan ini terjadi sudah dari bulan Juli 2010 tersebut sangat tidak masuk akal karena keduanya saling melapor dan sudah P21 (berkas lengkap, Red) oleh Kejatisu.
“Kasus tersebut sangat tidak masuk akal. Herannya, penanganan kasusnya di Polsek itu (Polsek Percut Seituan, Red) mengapa dinyatakan lengkap (P21) keduanya. Seharusnya kasus tersebut ditangani dengan teliti seluruh berkasnya. Karena kan si anak sebagai korban yang membuat pengaduan dan malah sebaliknya, si pelaku juga buat pengaduan yang sama. Jadi ada dua laporan, bagaimana ini bisa sama-sama P21. Yang dua pengaduan itu biasanya lakalantas. Ini kok malah penganiayaan,” ujarnya.

Selain itu, Oegreseno yang menitipkan pesan kepada Karo Ops Kombes Pol Iwan H Sugiarto untuk disampaikan ke Kapolsekta Percut Sei Tuan yang dimintanya untuk serius menangani kasus penganiayaan tersebut. “Meski memang harus penyidiknya dipantau dan diberi peringatan,” ungkapnya dengan sedikit kekesalan.
Sebelumnya, Oegroseno mendapat plakat dari Expedition Trail Mania Indonesia (Xtrim) di kantor Sekretariat Xtrim Sumut Jalan Balam No 42, Kecamatan Medan Sunggal, Minggu (13/3). Bahkan, dalam kesempatan itu, dia sempat menyanyikan sebuah lagu Batak berjudul “Boasa Ikon Pajumpang”.

Pada kesempatan itu pula, Oegroseno menitipkan pesan kepada Xtrim Sumut pimpinan Dody agar Xtrim menjadi wadah klub-klub motor di Sumut, untuk menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas). “Xtrim harus bisa mengkampanyekan tertib berlalulintas. Dapat membedakan kegiatan di lapangan dan di kota. Bisa menjadi wadah untuk cara berlalu lintas yang baik dan benar,” katanya.

Di akhir acara, Oegroseno yang ditanyai mengenai masa akhir jabatannya, enggan memberi komentar. Dan dirinya tampak terburu-buru, karena hendak berangat ke Jakarta dalam rangka mengikuti acara pelantikkan dirinya di Markas Besar (Mabes) Polri. “Senin saja yah,” katanya singkat.

Pada acara itu pula, Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengucapkan terima kasih atas banyak persoalan kriminal yang terselesaikan di Medan saat Oegroseno menjadi Kapodasu. “Saya ucapkan terima kasih kepada Pak Oegroseno, yang telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kriminal. Misalnya, keberadaan geng-geng motor yang ada beberapa waktu lalu serta persoalan lainnya. Dan saya ucapkan selamat, atas jabatan baru yang disandang di Jakarta,” katanya saat memberikan sambutan.(adl/ari)

Oegroseno Titip Kasus Zainal Abidin dan Penganiayaan Anak

MEDAN- Kapoldasu Irjen Pol Oegroseno mengaku sedih untuk meninggalkan Sumatera Utara. Pasalnya, cukup banyak kenangan manis yang dialaminya sejak menjabat orang nomor satu di Polda Sumut.

Saat ditemui di ruang VIP Bandara Polonia sembari menunggu keberangkatan pesawat, Minggu (13/3) siang pukul 13.20 WIB, Oegroseno bersama sejumlah pejabat teras Poldan Sumut di antaranya, Kabid Propam Kombes Pol Edi Napitupulu, Dir Binmas Kombes Pol Heri Subiansaori, Karo SDM Kombes Pol Husin Hamidi, Dansat Brimob Kombes Pol Verdianto I Bitti Caca dan Karo Ops Kombes Pol Iwan H Sugiarto. Sementara, para pejabat teras lainnya tidak terlihat ikut mengantar Oegreseno yang rencananya akan menjabat Kalemdiklat Polri.

Saat itu, Oegreseno meminta kepada wartawan yang ada di ruangan itu untuk tidak bertanya, karena dia mengaku sangat sedih meningggalkan Sumut yang sudah menjadi satu keluarga baginya. “Tidak usah nanya lagi lah, nanti saya nangis. Karena saya pun sudah tidak menguasai bahan lagi. Sumut itu sudah menjadi keluarga bagi saya, karena Sumut sudah cukup terbuka dan masyarakatnya mudah diajak berdialog,” ujarnya sambil mengenang saat-saat melakukan pengejaran kelompok bersenjata api di Dolok Masihul. Saat itu, Oegreseno belum mandi, makanya hujan turun saat itu.

Oegreseno yang masih tiga tahun lagi pensiun dari Polri ini mengaku sangat ingin mengubah citra Polri. Kerenanya, Oegreseno selalu menunjukkan sikap tegas terhadap anggotanya dan menginstruksikan agar anggotanya terus memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat. Karena Polri merupakan pengayom dan pelindung masyarakat.
“Masyarakat di Sumut sangat baik, diharapkan kedepannya Polri dapat betul-betul memberikan pelayanan terhadap masyarakat Sumut agar tetap kondusif,” ucapnya dengan nada rendah. Dia juga mengungkapkan, alasan dirinya tertantang untuk ke TKP saat penyerangan di Dolok Masihul, karena ingin melihat senjata anak buahnya yang di bawa lari kelompok bersenjata usai membunuhnya di CIMB Niaga Medan.

Sebelumnya, Oegroseno juga meminta agar kasus penembakan jukir Zainal Abidin diutamakan, meski dia tak lagi bertugas di Sumut. Dia memerintahkan penyidik Dit Reskrim Poldasu segera mengajukan pidananya kepada mantan Kapolsekta Medan Kota AKP Darwin Ginting, terkait penembakan juru parkir Zainal Abidin Nasution dituduh membunuh Komisaris PT Sewangi Sejati Luhur, Kesuma Wijaya.

“Kasus pidana AKP Darwin Ginting dan anggotanya harus didahulukan sampai ke
pengadilan dari pada sidang kode etiknya,” ujarnya. Menurut Oegreseno, penembakan Zainal Abidin sangat fatal dan telah melanggar prosedur serta dikatagorikan pelanggaran HAM berat. “Saya tegaskan, perbuatan pidana mereka yang harus dituntas dulu, baru proses internal,” ucapnya lagi.

Dikatakannya, AKP Darwin Ginting yang diduga memberi perintah kepada bawahannya untuk mengeksekusi Zainal Abidin hingga menderita luka tembak sebanyak tiga kali di kakinya harus bertanggung jawab atas perbuatan itu. “Zainal kan sudah dibawa ke kantor polisi, kok dibawa jalan-jalan dan ditembak, itu salah total,” cetusnya.
Tak cuma itu, Oegroseno juga meminta Polresta Medan dan Polsekta Percut Sei Tuan serius dan segera menuntaskan kasus penganiayaan terhadap anak di bawah umur.

Dimana, menurut Oegreseno dalam penanganan kasus kasus penganiayaan ini terjadi sudah dari bulan Juli 2010 tersebut sangat tidak masuk akal karena keduanya saling melapor dan sudah P21 (berkas lengkap, Red) oleh Kejatisu.
“Kasus tersebut sangat tidak masuk akal. Herannya, penanganan kasusnya di Polsek itu (Polsek Percut Seituan, Red) mengapa dinyatakan lengkap (P21) keduanya. Seharusnya kasus tersebut ditangani dengan teliti seluruh berkasnya. Karena kan si anak sebagai korban yang membuat pengaduan dan malah sebaliknya, si pelaku juga buat pengaduan yang sama. Jadi ada dua laporan, bagaimana ini bisa sama-sama P21. Yang dua pengaduan itu biasanya lakalantas. Ini kok malah penganiayaan,” ujarnya.

Selain itu, Oegreseno yang menitipkan pesan kepada Karo Ops Kombes Pol Iwan H Sugiarto untuk disampaikan ke Kapolsekta Percut Sei Tuan yang dimintanya untuk serius menangani kasus penganiayaan tersebut. “Meski memang harus penyidiknya dipantau dan diberi peringatan,” ungkapnya dengan sedikit kekesalan.
Sebelumnya, Oegroseno mendapat plakat dari Expedition Trail Mania Indonesia (Xtrim) di kantor Sekretariat Xtrim Sumut Jalan Balam No 42, Kecamatan Medan Sunggal, Minggu (13/3). Bahkan, dalam kesempatan itu, dia sempat menyanyikan sebuah lagu Batak berjudul “Boasa Ikon Pajumpang”.

Pada kesempatan itu pula, Oegroseno menitipkan pesan kepada Xtrim Sumut pimpinan Dody agar Xtrim menjadi wadah klub-klub motor di Sumut, untuk menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas). “Xtrim harus bisa mengkampanyekan tertib berlalulintas. Dapat membedakan kegiatan di lapangan dan di kota. Bisa menjadi wadah untuk cara berlalu lintas yang baik dan benar,” katanya.

Di akhir acara, Oegroseno yang ditanyai mengenai masa akhir jabatannya, enggan memberi komentar. Dan dirinya tampak terburu-buru, karena hendak berangat ke Jakarta dalam rangka mengikuti acara pelantikkan dirinya di Markas Besar (Mabes) Polri. “Senin saja yah,” katanya singkat.

Pada acara itu pula, Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengucapkan terima kasih atas banyak persoalan kriminal yang terselesaikan di Medan saat Oegroseno menjadi Kapodasu. “Saya ucapkan terima kasih kepada Pak Oegroseno, yang telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kriminal. Misalnya, keberadaan geng-geng motor yang ada beberapa waktu lalu serta persoalan lainnya. Dan saya ucapkan selamat, atas jabatan baru yang disandang di Jakarta,” katanya saat memberikan sambutan.(adl/ari)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/