30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Orangtua Tersangka Dokter Pernah Terlibat Kasus Aborsi

Pelaku pembunuhan Sara. pasangan kekasih Hafidz dan Sifa.
Pelaku pembunuhan Sara. pasangan kekasih Hafidz dan Sifa.

SUMUTPOS.CO – Pasca ditangkap polisi kediaman keluarga tersangka pembunuh Ade Sara Angelina Suroto terlihat sepi. Rumah orangtuanya yang terletak di Jl Pulau Andalas III, Komplek Pulogebang Permai Blok A1 Nomor 8, Pulogebang, Jakarta Timur dikunci dan rumah tampak kosong kosong.

Ada 2 motor bebek berwarna hitam yang terparkir rapi di dalam halaman rumah. Mengintip ke dalam sedikit, terdapat tiga kursi dan kaca berukuran sedang di teras rumah. Di halaman terdapat meja mainan table football. Rumah tampak asri dengan tanaman hijau.

Menurut tetangga, memang benar ini adalah rumah Hafitd. Dia mengaku tidak mengenal banyak soal keluarga Hafitd. “Hafitd itu orangnya pendiam dan jarang berkomunikasi sama tetangga. Dia nggak pernah bawa teman-temannya ngumpul main ke rumah. Selalu pergi dan pulang sore atau malam dengan mobilnya,” tutur tetangga yang berseberangan dengan rumah tersangka.

Menurutnya, Hafitd kadang terlihat pulang bersama teman perempuannya. Setelah diajak mampir ke rumah, malam harinya perempuan itu diantar pulang oleh Hafitd.

“Saya nggak kenal sama bapaknya, tapi sama ibunya kenal. Yang saya tahu bapaknya itu dokter dan ibunya perawat, tapi saya nggak tahu praktiknya di mana,” lanjutnya.

“Keluarganya memiliki empat anak, Hafitd itu anak paling besar,” tutupnya.

Polisi memastikan Ahmad Imam Al Hafitd alias Hafitd (19), tersangka pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto (19) adalah putra dari dr Ahmad Sumantri Ownie, dokter aborsi yang pernah ditangkap tahun 2009 lalu. Dr Ownie pernah dipenjara karena masalah tersebut.Dalam rilis yang disebar kepolisian, tertulis nama lengkap pelaku pembunuhan Sara yakni Ahmad Imam Al Hafitd bin Sumantri Ownie. Menurut salah seorang petugas, dipastikan Ownie yang dimaksud adalah dokter yang pernah jadi tersangka kasus aborsi. Namun dia memastikan Ownie tidak ada kaitannya dengan perkara yang menjerat putranya.

Sejumlah pedagang yang berjualan di SMAN 36 Ramawangun tempat sekolah Hafitd, juga tahu soal ayahnya yang berprofesi dokter. Mantan guru Hafitd pun membenarkan, termasuk rekan-rekannya yang sudah berkicau di media sosial. “Iya, dia anak dokter,” kata guru itu.

Saat disambangi di kediaman Hafitd di Pulogebang, Jaktim, para tetangga juga memastikan Hafitd adalah anak dr Ownie.

Kasus aborsi ini ramai dibicarakan pada bulan Januari 2009 lalu. Polisi menggerebek sebuah tempat praktik di Jl Warakas I, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Diduga kuat, Dr Ownie sudah berpraktik umum 12 tahun dan melakukan aborsi selama 4 tahun berdasarkan pengakuan sang istri. Dari tempat praktiknya di Jalan Warakas Tanjung Priok, polisi menemukan sedikitnya empat janin bayi.

Dalam kasus ini, turut juga ditetapkan sebagai terdakwa perawat Astuti Herawati, dan salah seorang pasiennya, Ria Puspita. Mereka didakwa melanggar Undang-Undang Kesehatan dan Kitab Undang-Undang Pidana.

Jaksa sempat menjeratnya dengan putusan 1,5 tahun penjara. Belum jelas berapa vonis yang dijatuhkan hakim.

Saat masih bersekolah di SMA 36 Rawamangun, Jakarta Timur, Hafidt dikenal sebagai anak dokter. “Kalau Hafitd itu dia anak dokter di Koja (Jakarta Utara),” ujar salah satu pedagang yang berjualan di lingkungan SMA 36, Jajang, saat ditemui.

Pernyataan Jajang tersebut diamini oleh seorang guru SMA 36 yang enggan disebutkan namanya. “Iya, dia anak dokter,” kata guru itu.

Ahmad Imam Al Hafitd alias Hafiz sudah menaruh minat besar terhadap berbagai aksi ekstrem. Bahkan minatnya ini telah tumbuh sejak masih muda. “Sejak SD dia emang suka film-film begitu, kayak Jackass, suka download juga,” terang Rofi, teman sepermainan Hafiz di kompleks Pulo Gebang Permai, Jakarta, Jumat (7/3).

Beberapa kali Hafiz juga mengunggah cuplikan film bergenre sama, seperti potongan video film Looper dan film pembunuhan lainnya. Meski begitu Rofi mengaku tidak ada kejanggalan pada tingkah laku Hafiz sehari-hari. “Orangnya baik, biasa saja dan ramah, pernah berantem sih sama teman gara-gara ledek-ledekan tetapi enggak dendam,”tambah Rofi lagi.

 

JALANI TES KEJIWAAN

Ahmad Imam Al-Hafitd Aso dan Aasyifa Ramadhani, sejoli pembunuh Ade Sara Angelina Suroto menjalani pemeriksaan psikologi di Polda Metro Jaya. Pemeriksaan kejiwaan berlangsung selama 5,5 jam di ruang penyidik Unit V Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

“Tadi kita sudah melaksanakan SOP penyidikan, di mana kedua tersangka H (Hafitd) dan A (Aasyifa) menjalani tes psikologi oleh bagian psikolog Polda Metro Jaya,” ujar Kanit V Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kompol Antonius Agus, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (12/3).

Pemeriksaan psikologi kedua tersangka berlangsung dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 13.30 WIB tadi. Rangkaian pemeriksaan psikologi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kejiwaan kedua tersangka.

Usai menjalani pemeriksaan psikologi, keduanya dikembalikan ke ruang tahanan. Saat keluar, Sifa tampak mengenakan gamis berwarna hitam dengan wajah ditutupi pashmina. Sedangkan Hafitd tampak mengenakan kemeja kotak-kotak warna hitam dan kepalanya ditutupi handuk warna hijau. Mereka enggan memberikan komentar.

Sementara, orangtua Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Aasyifa Ramadhani (19), pelaku pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto datang ke rumah orang tua korban. Mereka menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga Ade Sara.

Ayah dan Ibunda Sifa juga Ibunda Hafitd datang ke rumah Ade Sara di Jalan Layur Blok ABCD RT 07 RW 11, Rawamangun, Jakarta Timur sekitar pukul 20.15 WIB, Rabu (12/3). Kedatangan mereka didampingi pengacara Sifa, Syafri Noer.

Saat datang, Ibunda Sifa mengenakan jilbab warna biru dan Ibunda Hafitd langsung menangis memeluk Ibu korban, Elizabeth Diana. Mereka langsung masuk ke rumah melakukan pertemuan tertutup selama 15 menit.

Tak ada kata-kata dari para orang tua pelaku saat meninggalkan rumah orang tua Ade Sara sekitar pukul 20.30 WIB. Keluarga dari Syifa meminta wartawan tidak melakukan wawancara.

“Jangan ditanya-tanya masih syok,” ujar perempuan tersebut ke wartawan yang menunggu di luar rumah.

Syafrie Noer mengatakan kedatangan orang tua kedua pelaku untuk menyampaikan belasungkawa. “Kemudian kami nenyampaikan permohonan maaf yang seluas-luasnya karena orang tua dan keluarga semuanya tentunya tidak ada yang menginginkan ini terjadi,” ujarnya. (net/bbs/fal)

Pelaku pembunuhan Sara. pasangan kekasih Hafidz dan Sifa.
Pelaku pembunuhan Sara. pasangan kekasih Hafidz dan Sifa.

SUMUTPOS.CO – Pasca ditangkap polisi kediaman keluarga tersangka pembunuh Ade Sara Angelina Suroto terlihat sepi. Rumah orangtuanya yang terletak di Jl Pulau Andalas III, Komplek Pulogebang Permai Blok A1 Nomor 8, Pulogebang, Jakarta Timur dikunci dan rumah tampak kosong kosong.

Ada 2 motor bebek berwarna hitam yang terparkir rapi di dalam halaman rumah. Mengintip ke dalam sedikit, terdapat tiga kursi dan kaca berukuran sedang di teras rumah. Di halaman terdapat meja mainan table football. Rumah tampak asri dengan tanaman hijau.

Menurut tetangga, memang benar ini adalah rumah Hafitd. Dia mengaku tidak mengenal banyak soal keluarga Hafitd. “Hafitd itu orangnya pendiam dan jarang berkomunikasi sama tetangga. Dia nggak pernah bawa teman-temannya ngumpul main ke rumah. Selalu pergi dan pulang sore atau malam dengan mobilnya,” tutur tetangga yang berseberangan dengan rumah tersangka.

Menurutnya, Hafitd kadang terlihat pulang bersama teman perempuannya. Setelah diajak mampir ke rumah, malam harinya perempuan itu diantar pulang oleh Hafitd.

“Saya nggak kenal sama bapaknya, tapi sama ibunya kenal. Yang saya tahu bapaknya itu dokter dan ibunya perawat, tapi saya nggak tahu praktiknya di mana,” lanjutnya.

“Keluarganya memiliki empat anak, Hafitd itu anak paling besar,” tutupnya.

Polisi memastikan Ahmad Imam Al Hafitd alias Hafitd (19), tersangka pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto (19) adalah putra dari dr Ahmad Sumantri Ownie, dokter aborsi yang pernah ditangkap tahun 2009 lalu. Dr Ownie pernah dipenjara karena masalah tersebut.Dalam rilis yang disebar kepolisian, tertulis nama lengkap pelaku pembunuhan Sara yakni Ahmad Imam Al Hafitd bin Sumantri Ownie. Menurut salah seorang petugas, dipastikan Ownie yang dimaksud adalah dokter yang pernah jadi tersangka kasus aborsi. Namun dia memastikan Ownie tidak ada kaitannya dengan perkara yang menjerat putranya.

Sejumlah pedagang yang berjualan di SMAN 36 Ramawangun tempat sekolah Hafitd, juga tahu soal ayahnya yang berprofesi dokter. Mantan guru Hafitd pun membenarkan, termasuk rekan-rekannya yang sudah berkicau di media sosial. “Iya, dia anak dokter,” kata guru itu.

Saat disambangi di kediaman Hafitd di Pulogebang, Jaktim, para tetangga juga memastikan Hafitd adalah anak dr Ownie.

Kasus aborsi ini ramai dibicarakan pada bulan Januari 2009 lalu. Polisi menggerebek sebuah tempat praktik di Jl Warakas I, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Diduga kuat, Dr Ownie sudah berpraktik umum 12 tahun dan melakukan aborsi selama 4 tahun berdasarkan pengakuan sang istri. Dari tempat praktiknya di Jalan Warakas Tanjung Priok, polisi menemukan sedikitnya empat janin bayi.

Dalam kasus ini, turut juga ditetapkan sebagai terdakwa perawat Astuti Herawati, dan salah seorang pasiennya, Ria Puspita. Mereka didakwa melanggar Undang-Undang Kesehatan dan Kitab Undang-Undang Pidana.

Jaksa sempat menjeratnya dengan putusan 1,5 tahun penjara. Belum jelas berapa vonis yang dijatuhkan hakim.

Saat masih bersekolah di SMA 36 Rawamangun, Jakarta Timur, Hafidt dikenal sebagai anak dokter. “Kalau Hafitd itu dia anak dokter di Koja (Jakarta Utara),” ujar salah satu pedagang yang berjualan di lingkungan SMA 36, Jajang, saat ditemui.

Pernyataan Jajang tersebut diamini oleh seorang guru SMA 36 yang enggan disebutkan namanya. “Iya, dia anak dokter,” kata guru itu.

Ahmad Imam Al Hafitd alias Hafiz sudah menaruh minat besar terhadap berbagai aksi ekstrem. Bahkan minatnya ini telah tumbuh sejak masih muda. “Sejak SD dia emang suka film-film begitu, kayak Jackass, suka download juga,” terang Rofi, teman sepermainan Hafiz di kompleks Pulo Gebang Permai, Jakarta, Jumat (7/3).

Beberapa kali Hafiz juga mengunggah cuplikan film bergenre sama, seperti potongan video film Looper dan film pembunuhan lainnya. Meski begitu Rofi mengaku tidak ada kejanggalan pada tingkah laku Hafiz sehari-hari. “Orangnya baik, biasa saja dan ramah, pernah berantem sih sama teman gara-gara ledek-ledekan tetapi enggak dendam,”tambah Rofi lagi.

 

JALANI TES KEJIWAAN

Ahmad Imam Al-Hafitd Aso dan Aasyifa Ramadhani, sejoli pembunuh Ade Sara Angelina Suroto menjalani pemeriksaan psikologi di Polda Metro Jaya. Pemeriksaan kejiwaan berlangsung selama 5,5 jam di ruang penyidik Unit V Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

“Tadi kita sudah melaksanakan SOP penyidikan, di mana kedua tersangka H (Hafitd) dan A (Aasyifa) menjalani tes psikologi oleh bagian psikolog Polda Metro Jaya,” ujar Kanit V Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kompol Antonius Agus, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (12/3).

Pemeriksaan psikologi kedua tersangka berlangsung dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 13.30 WIB tadi. Rangkaian pemeriksaan psikologi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kejiwaan kedua tersangka.

Usai menjalani pemeriksaan psikologi, keduanya dikembalikan ke ruang tahanan. Saat keluar, Sifa tampak mengenakan gamis berwarna hitam dengan wajah ditutupi pashmina. Sedangkan Hafitd tampak mengenakan kemeja kotak-kotak warna hitam dan kepalanya ditutupi handuk warna hijau. Mereka enggan memberikan komentar.

Sementara, orangtua Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Aasyifa Ramadhani (19), pelaku pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto datang ke rumah orang tua korban. Mereka menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga Ade Sara.

Ayah dan Ibunda Sifa juga Ibunda Hafitd datang ke rumah Ade Sara di Jalan Layur Blok ABCD RT 07 RW 11, Rawamangun, Jakarta Timur sekitar pukul 20.15 WIB, Rabu (12/3). Kedatangan mereka didampingi pengacara Sifa, Syafri Noer.

Saat datang, Ibunda Sifa mengenakan jilbab warna biru dan Ibunda Hafitd langsung menangis memeluk Ibu korban, Elizabeth Diana. Mereka langsung masuk ke rumah melakukan pertemuan tertutup selama 15 menit.

Tak ada kata-kata dari para orang tua pelaku saat meninggalkan rumah orang tua Ade Sara sekitar pukul 20.30 WIB. Keluarga dari Syifa meminta wartawan tidak melakukan wawancara.

“Jangan ditanya-tanya masih syok,” ujar perempuan tersebut ke wartawan yang menunggu di luar rumah.

Syafrie Noer mengatakan kedatangan orang tua kedua pelaku untuk menyampaikan belasungkawa. “Kemudian kami nenyampaikan permohonan maaf yang seluas-luasnya karena orang tua dan keluarga semuanya tentunya tidak ada yang menginginkan ini terjadi,” ujarnya. (net/bbs/fal)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/