Site icon SumutPos

Enam Pembocor Ujian Casis Brigadir Masih Diperiksa

Foto: istimewa Empat dari enam oknum polisi yang menjadi panitia ujian seleksi masuk polisi, yang ketahuan menjual kunci jawaban pada peserta ujian.
Foto: istimewa
Empat dari enam oknum polisi yang menjadi panitia ujian seleksi masuk polisi, yang ketahuan menjual kunci jawaban pada peserta ujian.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bidang Profesi dan Pengaman (Bid Propam) Polda Sumut masih terus mendalami keterlibatan enam personel polisi yang diduga menyebarkan kunci jawaban kepada para calon siswa (casis) penerimaan Brigadir Tahun Ajaran 2016. Dengan itu, keenam polisi tersebut masih dilakukan proses penyidikan dan pemeriksaan.

Menurut keterangan Kasubbid Penerangan Masyarakat Bidang Humas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan, bila terbukti pembocoran soal akan diberikan sanksi berat. “Sedang di BAP (Berkas Acara Perkara) di Propam Polda Sumut. Kita belum tahu bagaimana keterangannya. Kalau hasilnya sudah ada, akan kita ekspose,” ujar AKBP MP Nainggolan kepada wartawan di Mapolda Sumut, Senin (13/6) sore.

Hasil pemeriksaan itulah yang menentukan sanksi yang akan dijatuhkan pada keenam personel kepolisian itu. “Jika benar dia terlibat kecurangan, pasti ada tindakan,” jelas MP Nainggolan.

Sementara, kelima calon siswa yang terlibat terancam didiskualisfikasi dari seleksi. “Kalau terlibat betul nanti pasti didiskualifikasi,” turur MP Nainggolan.

Selain praktik kecurangan yang terungkap ini, MP Nainggolan yakin tidak ada kebocoran soal. Menurutnya pencetakan dan pendistribusian soal sidah berlangsung baik.

“Tidak ada kebocoran. Proses pencetakan dan pendistribusian sudah bagus. Pimpinan kita di sini tegas dalam pelaksanaan ujian ini.Hanya ada dugaan, ada beberapa oknum anggota yang jadi pengawas, bintara-bintara baru itu. Ini yang diduga main-main,” pungkas MP Nainggolan.

Bocornya soal ujian penerimaan Brigadir Polri ini ternyata mendapat perhatian dari anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat. Politisi Partai Gerindra ini berharap Polda Sumut menindak secara tegas enam oknum anggotanya yang terlibat jual beli kunci jawaban tes Calon Siswa Brigadir Polri Tahun Ajaran 2016. Hasil penyelidikan juga harus dipublikasikan agar masyarakat tahu bahwa polisi tidak main-main menyikapi anggotanya yang nakal.

”Dalam kasus seperti ini, Polda harus bertindak tegas, melakukan pengusutan secara transparan dan menyampaikan ke publik proses penanganannya. Langkah seperti ini sangat penting untuk memberikan rasa percaya masyarakat kepada para lulusan sekolah polisi itu,” beber Martin kepada koran ini di Jakarta, kemarin (13/6).

Diingatkan vokalis di Komisi Hukum DPR itu, jika polisi tidak transparan dan menutup-nutupi kasus ini, maka citra polisi bakal semakin buruk di mata masyarakat. ”Tindakan enam oknum polisi itu sudah jelas merusak citra institusinya. Mereka sudah mengotori proses seleksi dengan jual beli kunci jawaban. Ini juga akan merusak kredilitas para polisi-polisi baru,” kata politikus dari Partai Gerindra itu.

Apa sanksi yang layak diberikan kepada para peserta tes yang terlibat jual beli kunci jawaban? Martin mengatakan, sanksi harus berdasar hasil pengusutan. ”Yang jelas, sanksinya harus tegas tapi tentunya sesuai dengan kadar kesalahan masing-masing yang terlibat,” pungkasnya.

Diberitakan, Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Prompam) Polda Sumatera Utara, mengamankan enam personel kepolisian yang diduga melakukan pembocoran soal dan menyebar kunci jawaban para calon siswa (casis) peserta penerimaan Brigadir Polri Tahun Ajaran 2016.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Sumut Pos, Minggu (12/6), keenam polisi itu diciduk saat ujian melakukan pengawas mata pelajaran Pengetahuan Umum Brigadir Polri sedang berlangsung di Gedung Serba Guna Jalan Pancing, Medan, Sumatera Utara.

Keenam polisi yang diamankan sebagai panitia penerimaan Brigadir Polri tahun ajaran 2016. Keenam aparat polisi itu, masing-masing bernama Aiptu Wilmar, Bripda Ahli Ridho Mengundang, Bripda Rajendro, Bripda Arif Kurniawan, Bripda Surya Lubis, dan Iptu Doni Simanjuntak.

Selain itu, polisi juga mengamankan lima calon siswa (casis) brigadir, yakni Helgi Formatting, Ganang Purwaka, Muhammad Fahreza Kesuma, Abdullah Fitra S, dan Ina.

Dari keterangan personil polri yang diamankan, kunci jawaban mata pelajaran Pengetahuan Umum tersebut diedarkan melalui sebuah grup di layanan pesan Line. Grup tersebut beranggotakan 33 orang yang termasuk dalam panitia penerimaan Brigadir Polri TA 2016 yang ada di Gedung Serba Guna.

Penangkapan tersebut berawal dari casis bernama Ina yang duduk di sektor 11 yang memfoto lembar soal mata pelajaran Pengetahuan Umum Brigadir Polri. Foto tersebut kemudian dikirim ke Bripda Surya Lubis yang kemudian dia teruskan ke Iptu Doni Simanjuntak melalui media Line.

Soal Pengetahuan Umum tersebut lalu dijawab Iptu Doni Simanjuntak dan saat sudah berbentuk kunci jawaban dikirim kembali ke Bripda Surya Lubis. Kunci jawaban itu kemudian dibagikan ke rekan-rekan sesama panitia penerimaan Brigadir Polri di lokasi Gedung Serba Guna oleh Bripda Surya Lubis.

Masing-masing panitia penerimaan yang mendapat kunci jawaban tersebut pun lalu membagikannya kepada para casis yang sedang ujian di dalam Gedung Serba Guna.(gus/sam)

Exit mobile version