MEDAN-Ketika sebagian besar warga berada di masjid menunaikan Salat Jumat, enam lelaki berjalan menuju Toko Mas ‘Suranta’ yang berada di Jalan Pertempuran Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat. Mereka membawa senjata api. Dalam waktu yang singkat, sekira tiga menit, dan penuh kepercayaan diri mereka merampok toko itu dan menggasak 15 ribu gram emas – jika dirupiahkan bisa mencapai Rp7 miliar lebih – yang dipajang di toko tersebut.
Peristiwa yang terjadi sekira pukul 12.30 WIB kemarin itu sama sekali tak ada yang menduga. Termasuk lima penjaga Toko Mas ‘Suranta’. Mereka melayani pelanggan seperti biasa. Dan kemarin, berhubung waktunya Salat Jumat, toko yang berada di dekat Jembatan Layang Pulo Brayan itu lumayan sepi pengunjung. Yang ada di toko itu hanya seorang perempuan bernama Lodiola Manik. Perempuan ini menjual emas ke toko itu dengan nilai transaksi Rp97 juta.
Saat terjadi transaksi, munculah lelaki bernama Gani. Belakangan diketahui keduanya beralamat di Jalan Denai Medan. Gani tak lama di dalam toko, dia langsung keluar. Saat dia keluar itulah mendadak tiga sepeda motor bebek dari arah Marelan berhenti di dekat toko.
Tak lama kemudian, dua lelaki berjaket dan berhelm masuk dan langsung menodongkan senjata api jenis FN. Kehadiran keduanya membuat seluruh pegawai terkejut dan tak berkutik. Semuanya tak bisa berbuat apa-apa. Tak lama kemudian, masuk dua lelaki lain. Kostumnya sama, berjaket dan berhelm. Tanpa basa-basi, keduanya berusaha menghancurkan sterling kaca tempat memajang aneka perhiasan emas. Namun usaha mereka sia-sia, martil yang mereka gunakan tak mampu menghancurkan kaca steling.
Seperti mengejar waktu, dua orang bersenjata api langsung menembaki sterling. Terhitung lebih dari 5 tembakan. Sterling pun pecah. Secepatnya dua orang yang membawa tas ransel dan plastik besar memindahkan seluruh perhiasan yang ada di sana.
Setelah itu, dalam waktu yang singkat, mereka berempat keluar toko sambil menenteng senjata api mereka. Dua orang lainnya yang berjaga di depan pun langsung pergi. Setidaknya mereka berenam tetap menenteng senjata api mereka hingga mencapai sepeda motor yang mereka parkir. Warga yang menyaksikan kejadian itu – menyemut setelah terdengar suara tembakan berulang – tak bisa berbuat apa-apa. Pun, ketika komplotan itu memacu sepeda motor mereka kea rah Cemara, warga hanya bias menonton dalam ketakutan.
“Saya mendengar suara letusan senjata lebih dari 5 kali dan terdengar suara pecahan kaca. Mungkin dengan tembakan itu mereka memecahkan kaca sterlingnya. Namun saya tidak lihat kejadiannya karena hampir seluruh toko di sini, langsung menutup toko saat terjadi kejadian itu, “ ungkap Peter yang tinggal berjarak beberapa meter saja dari lokasi kejadian kepada Sumut Pos.
Pria berusia 35 tahun itu mengaku kalau kejadian itu berlangsung cukup cepat. Disebutnya, beberapa menit dari suara letusan itu didengarnya, dia mengintip dari dalam rumah. Dia melihat 6 orang pria itu berjalan dengan santai sambil menenteng senjata api laras pendek yang tidak dapat dipastikannya jenisnya serta membawa tas ransel dan plastik kresek.
Toni Sembiring (31), saksi lainnya, tak menampik keterangan Peter. Melalui matanya, dia juga melihat 6 orang pria yang menenteng senjata api itu, berjalan santai menuju sepeda motor mereka yang di parkir di tepi jalan jembatan layang.
“Mereka begitu santai berjalan. Bahkan saat menyeberang jalan, mereka juga terlihat tenang. Padahal warga sudah berlarian ketakutan. Selanjutnya, mereka tancap gas menaiki jembatan layang menuju arah Cemara, “ ungkap Toni Sembiring.
Saat kejadian, pemilik toko yang dirampok, Edi Suranta Bukit (46) dan Hernawati Br Sembiring, yang tinggal di Jalan Sei Bahorok Kecamatan Medan Baru sedang tidak berada di toko. Hal itu diketahui kalau pemilik toko kesehariannya lebih sering sebatas mengecek toko tersebut karena pemilik toko itu memiliki sejumlah toko emas lainnya di sejumlah wilayah di Kota Medan. Hal itu disampaikan Hendrik Sembiring (49) yang mengaku sebagai abang dari Hernawati Br Sembiring.
Sementara saksi lainnya yaitu seorang juru parkir yang sehari-hari beraktivitas di sekitar lokasi kejadian mengaku langsung melarikan diri begitu mendengar suara letusan pistol. Saat itu juga, pria bernama Sukardi Sianturi itu menyebut kalau dirinya memberitahukan kejadian itu kepada hampir seluruh toko yang ada di sekitar lokasi kejadian. Bahkan, bapak 4 anak yang mengaku tinggal di Jalan Pasar IV Marelan itu mengaku sempat mendatangi Pos Polisi di perempatan Jalan KL Yos Sudraso untuk melaporkan kejadian itu.
“Sempat dibilang polisi itu, nggak tahu kami itu. Padahal saya sudah mengadukannya, “ ungkapnya singkat dengan mimik takut dan ragu karena di sekitar lokasi kejadian banyak polisi.
Tidak lama dari kejadian itu hampir seluruh petinggi di Polresta Medan datang ke lokasi kejadian. Bahkan, sekira pukul 14.15 WIB, Kapolresta Medan Kombes Pol Nico Afianta juga tiba di lokasi kejadian. Terlihat, orang nomor 1 di Polresta Medan itu melakukan pemeriksaan langsung di lokasi kejadian hingga ke seputaran lokasi kejadian. Namun, dia sama sekali belum mau berkomentar.
“Saksi-saksi sudah ada kita periksa. Para karyawan toko dan pemilik toko. Kita juga sudah melakukan olah TKP. Untuk lebih lanjut, saya belum bisa berkomentar apalagi bila dikaitkan dengan hal lainnya,” ungkap Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Medan, Kompol Jean Calvijn Simanjuntkan saat dikonfirmasi di Polsek Medan Barat.
Informasi diterima Sumut Pos di kepolisian, polisi sudah menyita sejumlah barang bukti atas kejadian itu. Di antara barang bukti itu disebutkan berupa martil, 5 butir selongsong peluru dan pecahan kaca sterling. Begitu juga dengan 2 orang yang sebelum kejadian hendak menjual emas di toka emas Suranta yaitu Ladiola Manik dan Gani juga sudah diamankan di Polsek Medan Barat dan masih menjalani pemeriksaan intensif. Begitu juga dengan para karyawan toko tersebut dan juga pemilik toko. (mag-10)