25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

IPW: Ini Kriminal Murni

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane memandang kalau perampokan yang terjadi di Toko Mas ‘Suranta’ dilakukan spesialis dan profesional. Artinya, perampokan ini sebagai tindak kriminal murni dan bukan aksi terorisme.

Menurutnya, perampokan yang terjadi di tengah kota dan keramaian serta dapat meraup hasil rampokan dengan jumlah cukup besar merupakan aksi yang sudah direncanakan dan dikerjakan oleh para profesional. Terlebih, selongsong yang ditemukan polisi merupakan selongsong peluru yang diduga kuat berasal dari senjata organik merupakan cara kerja para profesional yang biasanya mendapat senjata tersebut melalui jalur selundupan. “Kalau teroris merampok toko mas biasanya dilakukan di pinggiran kota dan jauh dari keramaian. Bila tingkat risiko yang tinggi, biasanya teroris akan menargetkan hasil sangat besar karena akan digunakan kepada aksi teror, “ ungkap Neta saat dihubungi Sumut Pos via telepon, tadi malam.

Lebih lanjut, ketika disinggung soal keterkaitan dengan perampokan yang terjadi di Bank CIMB Niaga di Jalan Aksara beberapa waktu lalu, Neta mengakui ada pola yang sama dengan perampokan kali ini. Namun lagi-lagi dia menyebut kalau aksi itu tidak terkait dengan aksi terorisme melainkan murni kriminal. Begitu juga saat disinggung keterkaitan kasus itu dengan kaburnya empat orang narapidana kasus terorisme dari Lapas Tanjunggusta Medan dan belum berhasil ditangkap, Neta mengaku ragu.

“Kalau para napi teroris yang kabur itu saya yakin sudah tidak di Medan lagi. Kalaupun mereka beraksi lagi, biasanya mereka akan beraksi di luar Pulau Sumatera. Namun, kalau melihat perampokan kali ini, dimungkinkan ada sindikat yang berjaringan dengan perampokan di Bank CIMB Niaga,” tambahnya.

Anehnya, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Medan, Kompol Jean Calvijn Simanjuntak mendadak memberikan pernyataan yang mengusik curiga. Ketika dikonfirmasi kemarin, tanpa ditanya dia langsung menjawab tak mau berkomentar tentang kemungkinan perampokan ini berkaitan dengan kegiatan terorisme. “Kalau soal keterkaitan dengan terorisme atau perampokan yang pernah terjadi sebelumnya, bukan hak saya untuk berkomentar. Kalau soal kasus ini, masih kita selidiki,” tandas Calvijn singkat sembari berlalu pergi.(mag-10)

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane memandang kalau perampokan yang terjadi di Toko Mas ‘Suranta’ dilakukan spesialis dan profesional. Artinya, perampokan ini sebagai tindak kriminal murni dan bukan aksi terorisme.

Menurutnya, perampokan yang terjadi di tengah kota dan keramaian serta dapat meraup hasil rampokan dengan jumlah cukup besar merupakan aksi yang sudah direncanakan dan dikerjakan oleh para profesional. Terlebih, selongsong yang ditemukan polisi merupakan selongsong peluru yang diduga kuat berasal dari senjata organik merupakan cara kerja para profesional yang biasanya mendapat senjata tersebut melalui jalur selundupan. “Kalau teroris merampok toko mas biasanya dilakukan di pinggiran kota dan jauh dari keramaian. Bila tingkat risiko yang tinggi, biasanya teroris akan menargetkan hasil sangat besar karena akan digunakan kepada aksi teror, “ ungkap Neta saat dihubungi Sumut Pos via telepon, tadi malam.

Lebih lanjut, ketika disinggung soal keterkaitan dengan perampokan yang terjadi di Bank CIMB Niaga di Jalan Aksara beberapa waktu lalu, Neta mengakui ada pola yang sama dengan perampokan kali ini. Namun lagi-lagi dia menyebut kalau aksi itu tidak terkait dengan aksi terorisme melainkan murni kriminal. Begitu juga saat disinggung keterkaitan kasus itu dengan kaburnya empat orang narapidana kasus terorisme dari Lapas Tanjunggusta Medan dan belum berhasil ditangkap, Neta mengaku ragu.

“Kalau para napi teroris yang kabur itu saya yakin sudah tidak di Medan lagi. Kalaupun mereka beraksi lagi, biasanya mereka akan beraksi di luar Pulau Sumatera. Namun, kalau melihat perampokan kali ini, dimungkinkan ada sindikat yang berjaringan dengan perampokan di Bank CIMB Niaga,” tambahnya.

Anehnya, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Medan, Kompol Jean Calvijn Simanjuntak mendadak memberikan pernyataan yang mengusik curiga. Ketika dikonfirmasi kemarin, tanpa ditanya dia langsung menjawab tak mau berkomentar tentang kemungkinan perampokan ini berkaitan dengan kegiatan terorisme. “Kalau soal keterkaitan dengan terorisme atau perampokan yang pernah terjadi sebelumnya, bukan hak saya untuk berkomentar. Kalau soal kasus ini, masih kita selidiki,” tandas Calvijn singkat sembari berlalu pergi.(mag-10)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/