30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Longsor di Nias Selatan, Korban Ketiga Ditemukan 1 Km

istimewa for SUMUT POS
CARI KORBAN: Warga menyaksikan tim gabungan mencari korban longsor di Desa Sukamaju Mohili, Kecamatan Gomo, Nias Selatan, Selasa (13/11).

NIAS SELATAN, SUMUTPOS.CO – Pencarian korban longsor yang menimbun satu unit rumah bersama tujuh penghuninya di Desa Sukamaju Mohili, Kecamatan Gomo, Nias Selatan, memasuki hari ke-4, Selasa (13/11). Dalam pencarian kemarin, Tim SAR gabungan kembali menemukan dan mengevakuasi satu orang korban dari timbunan material longsoran dalam keadaan meninggal dunia.

Dalman Hulu (7), adalah korban ke-3 yang ditemukan Tim SAR berjarak 1 kilometer dari lokasi bencana atau persis ditemukan ke arah turunan longsoran, sekitar Pukul 14.00 WIB. Dan atas permintaan keluarga korban korban langsung diserahkan kepada pihak keluarga.

“Diduga, ada lagi korban bencana longsor yang belum ditemukan. Tim SAR gabungan masih terus bekerja melakukan pencarian korban lainnya, yakni Ina Elsa (33), Setiamas Hulu Ina Putri (30), Rei Jaya Hulu (3) dan Noverman Hulu (2),”ungkap Antonius Salam, Tim Pos SAR Nias kepada wartawan.

Dijelaskannya, penemuan ini juga dari evaluasi atas penemuan korban meninggal ke-2, Putri Hulu (5) di Sungai Faye, Senin (12/11) sore kemarin. Sehingga Tim SAR dibagi menjadi 2 tim untuk mencari empat korban yang belum ditemukan. Tim 1 melaksanakan penyisiran sepanjang sungai Faye, dengan radius penyisiran hingga sepanjang 8 kilometer ke arah muara Sungai Faye.

Tim 2, lanjut Antonius, melakukan penyisiran dan pembersihan secara manual, material longsoran di lokasi bencana. Hingga saat ini, alat berat atau eskavator belum bisa menjangkau lokasi bencana, karena terkendala akses.

Sulitnya akses alat berat menuju lokasi juga diakui Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara, Riadil Akhir Lubis. Menurutnya akses jalan begitu sulit dilalui alat berat membuat para petugas kewalahan, ditambah posisi rumah juga berada pada jurang yang membuat sulit mengevakuasi korban.

“Ada tujuh rumah berada di atas tanah yang terkena longsor, tetapi hanya satu rumah yang jatuh hingga berada di dasar jurang itu. Dan warga yang selamat di enam rumah itu saat ini sudah diungsikan ke tempat yang lebih aman,” kata mantan Kepala Bappeda Sumut itu.

“Ini sudah hari keempat dan tim terus melakukan pencarian, karena dalam sekali jurangnya itu. Kan sebelum longsor mereka berada di atas, dihantam longsor itu makanya ke bawah semua rumahnya. Bisa sampai lima kilometer jalan makanya lambat kerjanya saat ini, alat berat juga payah untuk masuk ke dalamnya,” katanya.

Ia menyebut untuk tim yang sudah diturunkan antara lain Basarnas enam orang, BPBD Sumut tiga orang, dan puluhan petugas dari BPDB setempat. Kemudian bantuan juga datang dari aparat TNI/Polri. “Posko relawan hingga bantuan untuk korban bencana juga sudah didirikan,” tuturnya yang memperkirakan potensi longsor masih dapat terjadi di Nisel, dikarenakan keadaan cuaca yang sering turun hujan.

Gubsu Ajak ‘Keroyokan’ Pemulihan Madina
Terpisah, Gubsu Edy Rahmayadi, meminta semua pihak agar ‘keroyokan’ untuk memulihkan kondisi Mandailing Natal sehingga aktivitas masyarakat segera kembali normal dan para korban tidak menderita lebih lama lagi.

“Penanganan bencana banjir dan longsor ini harus dilakukan dengan segera. Jangan ditunda-tunda. Karena kebutuhan rakyat tidak bisa ditunda,” ujarnya ketika memimpin Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Madina, di Aula Hotel Rindang, Panyabungan, Senin (12/11) malam. Turut hadir Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution, OPD Pemprovsu, Pemkab Madina dan Forkopimda Madina.

Meski begitu, Edy meminta masyarakat tetap bersabar. Karena penanganan dampak banjir tidak semudah membalik telapak tangan. Seperti pemulihan jalur transportasi atau jalan lintas Sumatera (Jalinsum) yang membutuhkan waktu. “Semua ada prosesnya. Tidak semudah membalik telapak tangan. Saya harap masyarakat bersabar,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan para pejabat terkait untuk menempatkan para petugas di titik-titik lokasi tertentu di sepanjang jalur alternatif. Sehingga dapat membantu dan mengarahan para pengguna jalan ketika ada masalah. “Jangan sampai ada ‘Pak Ogah’ di situ. Sehingga menambah beban masyarakat yang memang sudah menderita akibat banjir dan longsor,” ujarnya.

Begitu juga dengan rencana relokasi korban banjir bandang di Ulu Pungkut, Gubsu meminta segera direalisasikan. “Saya sudah panjat dan tinjau langsung lokasi rencana tempat relokasi itu. Saya minta itu segera direalisasikan secepatnya. Jangan biarkan para korban berlama-lama di pengungsian,” katanya seraya mengingatkan para pejabat Pemprovsu dan Pemkab Madina bersungguh-sungguh menangani bencana yang terjadi, serta saling bersinergi sehingga penanganan dampak bencana akan lebih mudah dan cepat.

Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution menyampaikan, banjir yang terjadi beberapa hari terakhir sempat merendam beberapa kecamatan di Madina. Termasuk merendam komplek SMA Plus, yang didalamnya juga ada STAI, SMAN 3 dan SMPN 6. “Semua buku-buku hanyut dan mobiler rusak. Dibutuhkan bantuan segera agar proses belajar dan mengajar di situ kembali normal. Saya mohon bantuan BPBD Sumut,” ujarnya.

Banjir juga menyebabkan beberapa ruas jalan di sepanjang Jalinsum longsor dan nyaris terputus. Bahkan ada yang hanya tinggal 1/3 badan jalan yang tersisa, akibat tergerus arus sungai Batang Gadis. Arus transportasi pun sempat tersendat dan mengakibatkan antrian panjang.

“Untuk mengatasi hal itu, kami terpaksa menggunakan sawah warga untuk yang 2/3-nya, agar jalan tersebut dapat dilalui. Namun hal itu tidak akan dapat bertahan lama. Karena kontur tanahnya sangat lembut. Seberapa banyak pun batu dan tanah yang ditimbunkan ke situ, akan kembali amblas begitu dilewati kendaraan,” ujarnya.

Karenanya, Bupati meminta bantuan gubernur dan OPD terkait agar dapat menggunakan besi-besi bekas yang selama ini tidak terpakai lagi di gudang-gudang penyimpanan. Besi-besi tersebut akan disusun dan dirangkai sedemikian rupa di atas permukaan jalan, sehingga badan jalan tidak mudah amblas ketika dilalui.

“Saya mohon kepada Bapak Gubernur dan para OPD yang memiliki besi-besi bekas yang sudah tidak terpakai, bagaimana caranya agar kami dapat menggunakannya untuk menguatkan badan jalan tersebut, sehingga tidak amblas lagi,” pungkasnya.  (prn/bbs)

istimewa for SUMUT POS
CARI KORBAN: Warga menyaksikan tim gabungan mencari korban longsor di Desa Sukamaju Mohili, Kecamatan Gomo, Nias Selatan, Selasa (13/11).

NIAS SELATAN, SUMUTPOS.CO – Pencarian korban longsor yang menimbun satu unit rumah bersama tujuh penghuninya di Desa Sukamaju Mohili, Kecamatan Gomo, Nias Selatan, memasuki hari ke-4, Selasa (13/11). Dalam pencarian kemarin, Tim SAR gabungan kembali menemukan dan mengevakuasi satu orang korban dari timbunan material longsoran dalam keadaan meninggal dunia.

Dalman Hulu (7), adalah korban ke-3 yang ditemukan Tim SAR berjarak 1 kilometer dari lokasi bencana atau persis ditemukan ke arah turunan longsoran, sekitar Pukul 14.00 WIB. Dan atas permintaan keluarga korban korban langsung diserahkan kepada pihak keluarga.

“Diduga, ada lagi korban bencana longsor yang belum ditemukan. Tim SAR gabungan masih terus bekerja melakukan pencarian korban lainnya, yakni Ina Elsa (33), Setiamas Hulu Ina Putri (30), Rei Jaya Hulu (3) dan Noverman Hulu (2),”ungkap Antonius Salam, Tim Pos SAR Nias kepada wartawan.

Dijelaskannya, penemuan ini juga dari evaluasi atas penemuan korban meninggal ke-2, Putri Hulu (5) di Sungai Faye, Senin (12/11) sore kemarin. Sehingga Tim SAR dibagi menjadi 2 tim untuk mencari empat korban yang belum ditemukan. Tim 1 melaksanakan penyisiran sepanjang sungai Faye, dengan radius penyisiran hingga sepanjang 8 kilometer ke arah muara Sungai Faye.

Tim 2, lanjut Antonius, melakukan penyisiran dan pembersihan secara manual, material longsoran di lokasi bencana. Hingga saat ini, alat berat atau eskavator belum bisa menjangkau lokasi bencana, karena terkendala akses.

Sulitnya akses alat berat menuju lokasi juga diakui Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara, Riadil Akhir Lubis. Menurutnya akses jalan begitu sulit dilalui alat berat membuat para petugas kewalahan, ditambah posisi rumah juga berada pada jurang yang membuat sulit mengevakuasi korban.

“Ada tujuh rumah berada di atas tanah yang terkena longsor, tetapi hanya satu rumah yang jatuh hingga berada di dasar jurang itu. Dan warga yang selamat di enam rumah itu saat ini sudah diungsikan ke tempat yang lebih aman,” kata mantan Kepala Bappeda Sumut itu.

“Ini sudah hari keempat dan tim terus melakukan pencarian, karena dalam sekali jurangnya itu. Kan sebelum longsor mereka berada di atas, dihantam longsor itu makanya ke bawah semua rumahnya. Bisa sampai lima kilometer jalan makanya lambat kerjanya saat ini, alat berat juga payah untuk masuk ke dalamnya,” katanya.

Ia menyebut untuk tim yang sudah diturunkan antara lain Basarnas enam orang, BPBD Sumut tiga orang, dan puluhan petugas dari BPDB setempat. Kemudian bantuan juga datang dari aparat TNI/Polri. “Posko relawan hingga bantuan untuk korban bencana juga sudah didirikan,” tuturnya yang memperkirakan potensi longsor masih dapat terjadi di Nisel, dikarenakan keadaan cuaca yang sering turun hujan.

Gubsu Ajak ‘Keroyokan’ Pemulihan Madina
Terpisah, Gubsu Edy Rahmayadi, meminta semua pihak agar ‘keroyokan’ untuk memulihkan kondisi Mandailing Natal sehingga aktivitas masyarakat segera kembali normal dan para korban tidak menderita lebih lama lagi.

“Penanganan bencana banjir dan longsor ini harus dilakukan dengan segera. Jangan ditunda-tunda. Karena kebutuhan rakyat tidak bisa ditunda,” ujarnya ketika memimpin Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Madina, di Aula Hotel Rindang, Panyabungan, Senin (12/11) malam. Turut hadir Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution, OPD Pemprovsu, Pemkab Madina dan Forkopimda Madina.

Meski begitu, Edy meminta masyarakat tetap bersabar. Karena penanganan dampak banjir tidak semudah membalik telapak tangan. Seperti pemulihan jalur transportasi atau jalan lintas Sumatera (Jalinsum) yang membutuhkan waktu. “Semua ada prosesnya. Tidak semudah membalik telapak tangan. Saya harap masyarakat bersabar,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan para pejabat terkait untuk menempatkan para petugas di titik-titik lokasi tertentu di sepanjang jalur alternatif. Sehingga dapat membantu dan mengarahan para pengguna jalan ketika ada masalah. “Jangan sampai ada ‘Pak Ogah’ di situ. Sehingga menambah beban masyarakat yang memang sudah menderita akibat banjir dan longsor,” ujarnya.

Begitu juga dengan rencana relokasi korban banjir bandang di Ulu Pungkut, Gubsu meminta segera direalisasikan. “Saya sudah panjat dan tinjau langsung lokasi rencana tempat relokasi itu. Saya minta itu segera direalisasikan secepatnya. Jangan biarkan para korban berlama-lama di pengungsian,” katanya seraya mengingatkan para pejabat Pemprovsu dan Pemkab Madina bersungguh-sungguh menangani bencana yang terjadi, serta saling bersinergi sehingga penanganan dampak bencana akan lebih mudah dan cepat.

Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution menyampaikan, banjir yang terjadi beberapa hari terakhir sempat merendam beberapa kecamatan di Madina. Termasuk merendam komplek SMA Plus, yang didalamnya juga ada STAI, SMAN 3 dan SMPN 6. “Semua buku-buku hanyut dan mobiler rusak. Dibutuhkan bantuan segera agar proses belajar dan mengajar di situ kembali normal. Saya mohon bantuan BPBD Sumut,” ujarnya.

Banjir juga menyebabkan beberapa ruas jalan di sepanjang Jalinsum longsor dan nyaris terputus. Bahkan ada yang hanya tinggal 1/3 badan jalan yang tersisa, akibat tergerus arus sungai Batang Gadis. Arus transportasi pun sempat tersendat dan mengakibatkan antrian panjang.

“Untuk mengatasi hal itu, kami terpaksa menggunakan sawah warga untuk yang 2/3-nya, agar jalan tersebut dapat dilalui. Namun hal itu tidak akan dapat bertahan lama. Karena kontur tanahnya sangat lembut. Seberapa banyak pun batu dan tanah yang ditimbunkan ke situ, akan kembali amblas begitu dilewati kendaraan,” ujarnya.

Karenanya, Bupati meminta bantuan gubernur dan OPD terkait agar dapat menggunakan besi-besi bekas yang selama ini tidak terpakai lagi di gudang-gudang penyimpanan. Besi-besi tersebut akan disusun dan dirangkai sedemikian rupa di atas permukaan jalan, sehingga badan jalan tidak mudah amblas ketika dilalui.

“Saya mohon kepada Bapak Gubernur dan para OPD yang memiliki besi-besi bekas yang sudah tidak terpakai, bagaimana caranya agar kami dapat menggunakannya untuk menguatkan badan jalan tersebut, sehingga tidak amblas lagi,” pungkasnya.  (prn/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/