28 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Jualan Bakso hingga Ojek Online

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Terduga pelaku bom bunuh diri, Rabbial Muslim Nasution alias Dedek, dikenal baik dan ramah di lingkungan tempat tinggal orang tuanya, Jalan Jangka Ujung Gang Tentram No. 98 B Lingkungan 3, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah. Pelaku juga rajin sholat di masjid dekat rumah orang tuanya.

Semasa kecil hingga beranjak dewasa, pelaku akrab dipanggil Dede. Namun, semenjak menikah dengan dan berkeluarga, pelaku tinggal di rumah mertuanya di kawasan Kecamatan Medan Marelan.

“Setahun lalu atau 2018, dia (pelaku) sudah tak tinggal di rumah orang tuanya. Dede bersama istrinya tinggal di kawasan Medan Marelan. Ayahnya masih hidup, sedangkan ibunya sudah meninggal,” kata Supriansyah, tetangga di rumah orang tuanya.

“Orangnya baik. Sejak kecil saya tahu dia baik. Tidak pernah ada hal-hal yang negatiflah,” ujar Wandah, kepada wartawan, Rabu.

Hal serupa juga dikatakan Muhammad Fahrizal Lubis alias Ije, yang juga tetangga di rumah orang tuanya. Ije mengaku sangat kaget dan sempat tak percaya mengetahui Dede sebagai pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan. menurutnya, Dede memiliki kepribadian yang asik dan bergaul di lingkungan tempat tinggalnya.

“Pastinya sangat kagetlah karena orangnya asik, baiklah pokoknya. Dia juga mudah bergaul dan rajin sholat. Bahkan, sebelum menikah sempat menjadi anak remaja masjid di lingkungan kami. Sewaktu tinggal di sini, sering tegur sapa,” ucapnya.

Kata Ije, aktivitas sehari-hari Dede memang sebagai pengemudi ojek online. Hal itu diketahuinya dari jaket yang sering digunakan Dede. “Saya pernah lihat dia pakai jaket ojek online,” ucapnya.

Tak jauh beda disampaikan Bagus, yang mengaku teman semasa kecilnya. Kata Bagus, ia sudah mengenal Dede sejak usia anak-anak dan sering bermain bersama. Bahkan, sempat satu sekolah dengan Dede di SMK Negeri 9 Medan. “SD dan SMP kalau enggak salah dia di Muhammadiyah, tapi kami enggak satu sekolah. Pas SMK kami satu sekolah, namun Dede enggak sampai tamat hanya kelas 1 saja,” ujarnya.

Menurut Bagus, untuk berteman sosok Dede asik diajak ngobrol bahkan sering terlibat di organisasi remaja masjid. “Dia punya abang dan kakak, tapi saya kurang tahu dia anak ke berapa dan berapa bersaudara. Saya terakhir bertemu pas sebelum nikah, setelah itu enggak ada lagi. Dia sekarang tinggalnya di Marelan sama istrinya, dan menikahnya juga di sana,” tandas Bagus.

Sementara itu, Kepling IV, Nardi (59) mengatakan, pernah mengenal RMN karena pelaku bom bunuh diri itu lahir di daerah tersebut. “Dia lahir di sini dan pernah menetap di Kuala Simpang, Aceh. Baru pas sudah besar dia balik lagi ke sini,” kata Nardi.

Nardi mengatakan, sehari-hari RMN bekerja sebagai pengemudi ojek online dan juga sambilan berjualan bakso bakar. Orangtua perempuannya sudah meninggal. “Dia rajin shalat, orangnya baik. Tapi entah apa yang terjadi. Begitu berumah tangga berubah sikap jadi seperti ini,” ungkapnya.

Menikah Setahun Lalu

Kepling Lingkungan III Kelurahan Sei Putih Barat, Poetra mengatakan, setelah menikah pada 2018, Dede sudah tidak tinggal di rumah orang tuanya lagi. Dede tinggal bersama istrinya di Marelan.

“Dede ini memang warga saya dulunya, dia kecil di sini. Tapi, setelah menikah dia pindah ke Marelan. Saya terakhir jumpa sebelum dia menikah. Setelah menikah enggak ketemu lagi, dan pindah pun saya enggak tahu karena tidak pernah mengurus surat pindahnya sama saya,” ungkap Putra.

Ia mengaku, saat menjadi warganya, Dede aktif dan bergaul dengan dengan anak-anak seusianya. Bahkan, Dede juga aktif dalam kepanitian bila ada kegiatan di masjid dan Siskamling di lingkungannya. “Setahu saya, pekerjaan dia pengemudi ojek online. Kalau enggak salah, dia empat bersaudara, tapi enggak tahu anak ke berapa,” pungkasnya.

Jarang Bergaul

Pernikahan Rabbial Muslim Nasution alias Dedek dengan Dewi sudah berusia setahun. Selama pernikahan, pasangam suami istri ini jarang bergaul dengan masyarakat.

Hal itu terkuak dari lokasi awal tempat mereka menikah di rumah orangtua Dewi di Pasar I Marelan. Nah, selama di rumah itu, Dewi yang sehari- hari bercadar dan Rabbial bekerja sebagai ojek tidak pernah keluar rumah.

“Selama tinggal di sini, saya jarang lihat mereka bergaul. Kalau mertuanya sering saya lihat ke mesjid. Jadi, saya kurang tahu latar belakang Rabbial dan istrinya,” kata Kepling I, Muklis.

Belakangan, rumah itu sudah dijual. Rabbial pindah rumah tidak diketahui tempat tinggalnya. Sedangkan mertuanya di Pasar II Marelan.

“Sehabis nikah, mereka (Rabbial bersama istrinya), selama lima bulan belakangan ini tidak di rumah itu, karena rumah itu dijual mertuanya,” kata kepling lagi.

Belakangan, diketahui mertuanya pindah di Pasar II Marelan. Di rumah yang dijadikan dagangan ayam geprek, warga pum tidak pernah tahu tentang Rabbial dan istrinya Dewi. “Setahu kami, si Dewi tidak pernah nampak di rumah tempat jualan orantuanya. Memang sering mampak datang dengan suaminya, untuk aktivitasnya kami kurang tahu, karena mereka (Rabbial dan Dewi) jarang bergaul,” kata warga sekitar rumah mertua Rabbial.

Bahkan, tetangga pun tidak begitu kenal dengan mertua Rabbial bernama Andi Syahputra, sebab, Andi Syahputra yang menetap di rumah itu sambil berjualan baru 6 bulan, namun tidak tahu latar belakang keluarga mertua Rabbial.

“Kalau kami lihat, mereka berjualan aja. Jadi, untuk aktivitas mencurigakàn tidak pernah ada,” beber warga yang heboh.

Syahrul (23), warga yang tinggal bersebelahan dengan Rabbial mengatakan, keluarga Rabbial sangat tertutup. Syahrul baru sebulan tinggal bersebelahan dengan Rabbial. Syahrul bertemu dengan Rabbial dan istrinya pada pagi hari, sekitar pukul 08.00 – 09.00 WIB, saat keduanya akan pergi.

“Tak tahu kerjanya apa. Katanya ojek online,” kata Syahrul di lokasi, Rabu (13/11/2019) sore.

Ketika berpapasan pun, tegur sapa hanya sekedar saja. Dengan rutinitas demikian, Syahrul mengaku tidak mengenal keduanya dengan baik. “Dia berangkat kerja pagi, pulangnya jam 12 malam, jarang lah ngobrolnya,” kata Syahrul.

Syahrul mengatakan, tidak pernah curiga dengan tetangga barunya itu yang ketika berpindah ke rumah dengan satu kamar menggunakan mobil pikap. “Ada lah pernah kemarin kayak mukul-mukul dinding, mungkin pasang paku. Selebihnya tak ada lah,” kata Syahrul.

Dijelaskannya, sekitar tiga pekan lalu, kawan-kawan Rabbial berkunjung ke rumah Rabbial. Mereka menggunakan sepeda motor. Namun saat itu, pintu rumahnya dibuka. “Ada lah dua atau tiga kereta (sepeda motor). mereka berboncengan,” katanya.

Salma, warga tetangga rumah Dedek dan Dewi menyebut pasangan pengantin baru itu ramah meski jarang bicara. “Suaminya ramah, kalau istrinya jarang bicara,” jelasnya. Dewi sendiri belum diketahui di mana berada.

Seorang YouTuber

Aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan mendalam terkait aksi bom bunuh diri yang dilakukan Rabbial Muslim Nasution di Polrestabes Medan, Rabu (13/11) pagi.

Dari hasil penelusuran, diduga pemuda kelahiran 1995 itu adalah seorang YouTuber. Hal ini diketahui dari akun YouTube yang sama persis dengan nama pelaku. Dia tampak memiliki 475 subscriber. Rabbial bergabung di YouTube sejak 9 April 2011 lalu.

Berdasar hasil penelusuran, hanya dua video yang dia posting di akun tersebut. Konten pertama berjudul Jokowi datangi korban BANJIR di Medan (JANGKA). Diposting enam tahun lalu, video ini ditonton 1,9 ribu kali.

Dalam konten tersebut Rabbial dia berpura-pura menjadi pembawa acara dalam kondisi banjir. Tetapi, tak tampak ada Jokowi dalam video ini. Video lebih ke adegan pura-pura jadi pembawa acara di tengah banjir.

Video keduanya memiliki konten lebih tidak jelas lagi maksudnya. Videonya pun hanya berdurasi 15 detik. Video baru diunggah sebulan lalu. Video ini hanya menunjukkan seekor babi tertidur lalu diberi makan oleh seseorang.

Namun, informasi bahwa pelaku bom bunuh diri ini sebagai YouTuber belum ada yang membenarkan. Kepolisian pun masih mendalami informasi itu. (ris/fac/bbs/jpnn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Terduga pelaku bom bunuh diri, Rabbial Muslim Nasution alias Dedek, dikenal baik dan ramah di lingkungan tempat tinggal orang tuanya, Jalan Jangka Ujung Gang Tentram No. 98 B Lingkungan 3, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah. Pelaku juga rajin sholat di masjid dekat rumah orang tuanya.

Semasa kecil hingga beranjak dewasa, pelaku akrab dipanggil Dede. Namun, semenjak menikah dengan dan berkeluarga, pelaku tinggal di rumah mertuanya di kawasan Kecamatan Medan Marelan.

“Setahun lalu atau 2018, dia (pelaku) sudah tak tinggal di rumah orang tuanya. Dede bersama istrinya tinggal di kawasan Medan Marelan. Ayahnya masih hidup, sedangkan ibunya sudah meninggal,” kata Supriansyah, tetangga di rumah orang tuanya.

“Orangnya baik. Sejak kecil saya tahu dia baik. Tidak pernah ada hal-hal yang negatiflah,” ujar Wandah, kepada wartawan, Rabu.

Hal serupa juga dikatakan Muhammad Fahrizal Lubis alias Ije, yang juga tetangga di rumah orang tuanya. Ije mengaku sangat kaget dan sempat tak percaya mengetahui Dede sebagai pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan. menurutnya, Dede memiliki kepribadian yang asik dan bergaul di lingkungan tempat tinggalnya.

“Pastinya sangat kagetlah karena orangnya asik, baiklah pokoknya. Dia juga mudah bergaul dan rajin sholat. Bahkan, sebelum menikah sempat menjadi anak remaja masjid di lingkungan kami. Sewaktu tinggal di sini, sering tegur sapa,” ucapnya.

Kata Ije, aktivitas sehari-hari Dede memang sebagai pengemudi ojek online. Hal itu diketahuinya dari jaket yang sering digunakan Dede. “Saya pernah lihat dia pakai jaket ojek online,” ucapnya.

Tak jauh beda disampaikan Bagus, yang mengaku teman semasa kecilnya. Kata Bagus, ia sudah mengenal Dede sejak usia anak-anak dan sering bermain bersama. Bahkan, sempat satu sekolah dengan Dede di SMK Negeri 9 Medan. “SD dan SMP kalau enggak salah dia di Muhammadiyah, tapi kami enggak satu sekolah. Pas SMK kami satu sekolah, namun Dede enggak sampai tamat hanya kelas 1 saja,” ujarnya.

Menurut Bagus, untuk berteman sosok Dede asik diajak ngobrol bahkan sering terlibat di organisasi remaja masjid. “Dia punya abang dan kakak, tapi saya kurang tahu dia anak ke berapa dan berapa bersaudara. Saya terakhir bertemu pas sebelum nikah, setelah itu enggak ada lagi. Dia sekarang tinggalnya di Marelan sama istrinya, dan menikahnya juga di sana,” tandas Bagus.

Sementara itu, Kepling IV, Nardi (59) mengatakan, pernah mengenal RMN karena pelaku bom bunuh diri itu lahir di daerah tersebut. “Dia lahir di sini dan pernah menetap di Kuala Simpang, Aceh. Baru pas sudah besar dia balik lagi ke sini,” kata Nardi.

Nardi mengatakan, sehari-hari RMN bekerja sebagai pengemudi ojek online dan juga sambilan berjualan bakso bakar. Orangtua perempuannya sudah meninggal. “Dia rajin shalat, orangnya baik. Tapi entah apa yang terjadi. Begitu berumah tangga berubah sikap jadi seperti ini,” ungkapnya.

Menikah Setahun Lalu

Kepling Lingkungan III Kelurahan Sei Putih Barat, Poetra mengatakan, setelah menikah pada 2018, Dede sudah tidak tinggal di rumah orang tuanya lagi. Dede tinggal bersama istrinya di Marelan.

“Dede ini memang warga saya dulunya, dia kecil di sini. Tapi, setelah menikah dia pindah ke Marelan. Saya terakhir jumpa sebelum dia menikah. Setelah menikah enggak ketemu lagi, dan pindah pun saya enggak tahu karena tidak pernah mengurus surat pindahnya sama saya,” ungkap Putra.

Ia mengaku, saat menjadi warganya, Dede aktif dan bergaul dengan dengan anak-anak seusianya. Bahkan, Dede juga aktif dalam kepanitian bila ada kegiatan di masjid dan Siskamling di lingkungannya. “Setahu saya, pekerjaan dia pengemudi ojek online. Kalau enggak salah, dia empat bersaudara, tapi enggak tahu anak ke berapa,” pungkasnya.

Jarang Bergaul

Pernikahan Rabbial Muslim Nasution alias Dedek dengan Dewi sudah berusia setahun. Selama pernikahan, pasangam suami istri ini jarang bergaul dengan masyarakat.

Hal itu terkuak dari lokasi awal tempat mereka menikah di rumah orangtua Dewi di Pasar I Marelan. Nah, selama di rumah itu, Dewi yang sehari- hari bercadar dan Rabbial bekerja sebagai ojek tidak pernah keluar rumah.

“Selama tinggal di sini, saya jarang lihat mereka bergaul. Kalau mertuanya sering saya lihat ke mesjid. Jadi, saya kurang tahu latar belakang Rabbial dan istrinya,” kata Kepling I, Muklis.

Belakangan, rumah itu sudah dijual. Rabbial pindah rumah tidak diketahui tempat tinggalnya. Sedangkan mertuanya di Pasar II Marelan.

“Sehabis nikah, mereka (Rabbial bersama istrinya), selama lima bulan belakangan ini tidak di rumah itu, karena rumah itu dijual mertuanya,” kata kepling lagi.

Belakangan, diketahui mertuanya pindah di Pasar II Marelan. Di rumah yang dijadikan dagangan ayam geprek, warga pum tidak pernah tahu tentang Rabbial dan istrinya Dewi. “Setahu kami, si Dewi tidak pernah nampak di rumah tempat jualan orantuanya. Memang sering mampak datang dengan suaminya, untuk aktivitasnya kami kurang tahu, karena mereka (Rabbial dan Dewi) jarang bergaul,” kata warga sekitar rumah mertua Rabbial.

Bahkan, tetangga pun tidak begitu kenal dengan mertua Rabbial bernama Andi Syahputra, sebab, Andi Syahputra yang menetap di rumah itu sambil berjualan baru 6 bulan, namun tidak tahu latar belakang keluarga mertua Rabbial.

“Kalau kami lihat, mereka berjualan aja. Jadi, untuk aktivitas mencurigakàn tidak pernah ada,” beber warga yang heboh.

Syahrul (23), warga yang tinggal bersebelahan dengan Rabbial mengatakan, keluarga Rabbial sangat tertutup. Syahrul baru sebulan tinggal bersebelahan dengan Rabbial. Syahrul bertemu dengan Rabbial dan istrinya pada pagi hari, sekitar pukul 08.00 – 09.00 WIB, saat keduanya akan pergi.

“Tak tahu kerjanya apa. Katanya ojek online,” kata Syahrul di lokasi, Rabu (13/11/2019) sore.

Ketika berpapasan pun, tegur sapa hanya sekedar saja. Dengan rutinitas demikian, Syahrul mengaku tidak mengenal keduanya dengan baik. “Dia berangkat kerja pagi, pulangnya jam 12 malam, jarang lah ngobrolnya,” kata Syahrul.

Syahrul mengatakan, tidak pernah curiga dengan tetangga barunya itu yang ketika berpindah ke rumah dengan satu kamar menggunakan mobil pikap. “Ada lah pernah kemarin kayak mukul-mukul dinding, mungkin pasang paku. Selebihnya tak ada lah,” kata Syahrul.

Dijelaskannya, sekitar tiga pekan lalu, kawan-kawan Rabbial berkunjung ke rumah Rabbial. Mereka menggunakan sepeda motor. Namun saat itu, pintu rumahnya dibuka. “Ada lah dua atau tiga kereta (sepeda motor). mereka berboncengan,” katanya.

Salma, warga tetangga rumah Dedek dan Dewi menyebut pasangan pengantin baru itu ramah meski jarang bicara. “Suaminya ramah, kalau istrinya jarang bicara,” jelasnya. Dewi sendiri belum diketahui di mana berada.

Seorang YouTuber

Aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan mendalam terkait aksi bom bunuh diri yang dilakukan Rabbial Muslim Nasution di Polrestabes Medan, Rabu (13/11) pagi.

Dari hasil penelusuran, diduga pemuda kelahiran 1995 itu adalah seorang YouTuber. Hal ini diketahui dari akun YouTube yang sama persis dengan nama pelaku. Dia tampak memiliki 475 subscriber. Rabbial bergabung di YouTube sejak 9 April 2011 lalu.

Berdasar hasil penelusuran, hanya dua video yang dia posting di akun tersebut. Konten pertama berjudul Jokowi datangi korban BANJIR di Medan (JANGKA). Diposting enam tahun lalu, video ini ditonton 1,9 ribu kali.

Dalam konten tersebut Rabbial dia berpura-pura menjadi pembawa acara dalam kondisi banjir. Tetapi, tak tampak ada Jokowi dalam video ini. Video lebih ke adegan pura-pura jadi pembawa acara di tengah banjir.

Video keduanya memiliki konten lebih tidak jelas lagi maksudnya. Videonya pun hanya berdurasi 15 detik. Video baru diunggah sebulan lalu. Video ini hanya menunjukkan seekor babi tertidur lalu diberi makan oleh seseorang.

Namun, informasi bahwa pelaku bom bunuh diri ini sebagai YouTuber belum ada yang membenarkan. Kepolisian pun masih mendalami informasi itu. (ris/fac/bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/