26 C
Medan
Friday, September 27, 2024

Masjid Dihancurkan, Kuburan Dipagar

Warga di Belakang Sekolah MAN 1 Takut Digusur

MEDAN-Sejumlah warga yang tinggal di Jalan Masjid, tepatnya di belakang sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan Estate dilanda was-was takut suatu saat nanti digusur oleh para pengembang.

Sejak pembangunan Komplek MMTC, warga menjadi khawatir. Sikap pemerintah memihak pemilik modal tersebut sudah terlihat ketika pembangunan Komplek MMTC. Sebuah masjid di  tengah arel komplek tersebut dihancurkan karena permintaan pengembang. Lapangan sepakbola yang sebelumnya menjadi tempat berolahraga di seputaran daerah itu dialihfungsikan menjadi perumahan.

“Masjid yang ada di Jalan Pancing depan Gedung Serba Guna itu pernah ingin dikuasai oleh orang-orang tertantu. Kami warga di sini sempat marah sehingga masjid itu  tak jadi dihancurkan. Tapi kami takut lama-kelamaan semua areal ini dikuasai pengembang,” tutur M Kharim (35), warga yang tinggal di belakang MAN 1 Medan kepada Sumut Pos, Kamis (14/2).

Dulunya, lahan tersebut merupakan milik PTPN IX (sekarang PTPN II). Sebelumnya, di Jalan Masjid itu juga ada Pusat Kesehatan Karyawan (PUSKESKAR) PTPN IX. Namun, seiring perjalan waktu, Puskeskar tersebut dihancurkan dan dijadikan sekolah. Sekarang di areal itu sudah ada berbagai sekolah, seperti Yayasan Pendidikan PAB.

Uniknya lagi, sebuah kuburan yang ada di tengah-tengah areal ini, kini dipagar oleh Sekolah Cinta Budaya (Chong Wen). Kuburan tersebut memang persis berada di bangunan sekolah tersebut.

Meski tempat pemakaman umum, tapi warga tidak bisa masuk sembarangan lagi. “Bayangkan, kuburan saja mau mereka kuasai, bagaimana dengan lahan-lahan rumah kami ini,” kata M Kharim lagi.

Tak hanya itu, kantor Kepala Desa yang sebelumnya berada areal tersebut, kini sudah di-pindahkan ke depan Universitas Medan Area. “Kantor kepala desa saja bisa mereka pindahkan, apalagi rumah kami. Inilah yang membuat kami ketakutan,” ungkapnya.

Warga Jalan Masjid Medan Estate ini berada di kawasan Kabupaten Deliserdang, tapi berbatasan dengan Kota Medan. Jalan Pancing adalah pembatas kedua wilayah. “Kami takut suatu saat tempat tinggal kami ini digusur. Sebab, sudah banyak kejadian demikian. Meski warga memiliki sertifikat hak milik, tapi tetap digusur. Pemerintah sekarang lebih memihak orang yang memiliki uang,” ujarnya. (mag-7)

Warga di Belakang Sekolah MAN 1 Takut Digusur

MEDAN-Sejumlah warga yang tinggal di Jalan Masjid, tepatnya di belakang sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan Estate dilanda was-was takut suatu saat nanti digusur oleh para pengembang.

Sejak pembangunan Komplek MMTC, warga menjadi khawatir. Sikap pemerintah memihak pemilik modal tersebut sudah terlihat ketika pembangunan Komplek MMTC. Sebuah masjid di  tengah arel komplek tersebut dihancurkan karena permintaan pengembang. Lapangan sepakbola yang sebelumnya menjadi tempat berolahraga di seputaran daerah itu dialihfungsikan menjadi perumahan.

“Masjid yang ada di Jalan Pancing depan Gedung Serba Guna itu pernah ingin dikuasai oleh orang-orang tertantu. Kami warga di sini sempat marah sehingga masjid itu  tak jadi dihancurkan. Tapi kami takut lama-kelamaan semua areal ini dikuasai pengembang,” tutur M Kharim (35), warga yang tinggal di belakang MAN 1 Medan kepada Sumut Pos, Kamis (14/2).

Dulunya, lahan tersebut merupakan milik PTPN IX (sekarang PTPN II). Sebelumnya, di Jalan Masjid itu juga ada Pusat Kesehatan Karyawan (PUSKESKAR) PTPN IX. Namun, seiring perjalan waktu, Puskeskar tersebut dihancurkan dan dijadikan sekolah. Sekarang di areal itu sudah ada berbagai sekolah, seperti Yayasan Pendidikan PAB.

Uniknya lagi, sebuah kuburan yang ada di tengah-tengah areal ini, kini dipagar oleh Sekolah Cinta Budaya (Chong Wen). Kuburan tersebut memang persis berada di bangunan sekolah tersebut.

Meski tempat pemakaman umum, tapi warga tidak bisa masuk sembarangan lagi. “Bayangkan, kuburan saja mau mereka kuasai, bagaimana dengan lahan-lahan rumah kami ini,” kata M Kharim lagi.

Tak hanya itu, kantor Kepala Desa yang sebelumnya berada areal tersebut, kini sudah di-pindahkan ke depan Universitas Medan Area. “Kantor kepala desa saja bisa mereka pindahkan, apalagi rumah kami. Inilah yang membuat kami ketakutan,” ungkapnya.

Warga Jalan Masjid Medan Estate ini berada di kawasan Kabupaten Deliserdang, tapi berbatasan dengan Kota Medan. Jalan Pancing adalah pembatas kedua wilayah. “Kami takut suatu saat tempat tinggal kami ini digusur. Sebab, sudah banyak kejadian demikian. Meski warga memiliki sertifikat hak milik, tapi tetap digusur. Pemerintah sekarang lebih memihak orang yang memiliki uang,” ujarnya. (mag-7)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/