Penyesalan selalu datang terlambat. Itu yang dirasakan Nurlaila alias Dila (25). Pasalnya, setelah setahun tujuh bulan menikah dengan suaminya Muhammad Sudin alias Ucok (28) dia selalu mendapat penyiksaan.
Bahkan, dia disekap di rumah mertuanya di Jalan Alfaka VI No.80, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli. Dila tak dibolehkan menghubungi atau dihubungi oleh keluarganya.
Terkuaknya kisah pilu ini, setelah Dila berhasil melarikan diri dari rumah mertuanya pada Kamis (10/3) lalu. Kemudian, Wati (31), seorang tetangganya, yang kasihan melihat Dila sering mendapatkan siksaan dari suaminya langsung membantunya pulang ke rumah keluarganya di Jalan Pertiwi, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung.
Selanjutnya, Sabtu (12/3) sore, Dila didampingi pihak keluarga membuat laporan ke Polsekta Medan Labuhan dengan bukti lapor No Pol: STPL/383/III/2011/SU/PEL-BLW/SEK-MEDAN LABUHAN.
Petugas juru periksa Polsekta Medan Labuhan, Dila menceritakan kejadian tersebut. Semenjak menikah dengan suaminya yang kala itu berstatus duda beranak dua, Dilla langsung dibawa untuk tinggal bersama mertuanya. Dua bulan menikah, hubungan mereka masih harmonis. Namun masuk bulan ketiga, Dila mulai mendapatkan siksaan dari suaminya. Ada saja alasan suaminya untuk memukuli Dila.
Bahkan, saat keluarga suaminya mengajaknya berbelanja ke swalayan, Dila malah mendapat bogem mentah. Menurut suaminya, Dila suka berpergian tanpa izin suami. Padahal sebelum pergi, Dila sudah permisi dengan suaminya untuk berbelanja.
Penganiayaan berupa pukulan dan tamparan di bagian wajah terus-menerus diterimanya. Akibatnya, Dila sering mengalami bengkak pada bagian mata, hidungnya berdarah dan bibirnya pecah.
“Saya sudah tidak tahan disiksa oleh suami saya makanya saya kabur dari rumah dan membuat laporan ke kantor polisi,” ujarnya.
Sementara, Kanit Reskrim Polsek Labuhan Deli AKP Oktavianus mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti laporan korban dan segera memprosesnya. “Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kasus tersebut,” ujarnya.(mag-11)