31.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Nama David Ternyata Paino, Warga Sei Rampah

Pasca Kematian Dua Sejoli di Kamar Kos

MEDAN- David (24), pria yang ditemukan tewas di kamar kos bersama teman wanitanya Widia (19), ternyata menggunakan identitas palsu. Nama asli David ternyata Paino, warga Dusun II, Desa Pergulaan, Kecamatan  Sei Rampah, Sergai.

Karena nama korban salah, janazah Paino terlambat sampai di rumah duka. Jenazah Paino baru tiba di rumah neneknya di Dusun II, Desa Pergulaan, Kecamatan Sei Rampah, Sergai, Rabu (14/3) pukul  04.00 WIB dini hari.

Isak tangis keluarga langsung pecah ketika menyambut kedatangan jenazah korban.  Saimin (53), ayah kandung Paino, menceritakan, almarhum Paino merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara hasil pernikahannya dengan almarhum ibunya  Karsitik (48) yang meninggal Desember 2011 lalu.  “Abang dan kakak kandung Paino meninggal delapan tahun lalu. Mereka meninggal karena sakit,” ujarnya.

Kini, Misran pun harus kehilangan ketiga anaknya. Air mata tak henti-hentinya mengalir di pipi pria paruh baya ini. “Belum sampai 100  hari ibu kandungnya meninggal, kini anak terakhir kami meninggal dan sekarang tidak ada lagi keturunan saya yang masih hidup. Kakak dan abangnya juga sudah meninggal lebih dulu,” ungkap Saimin berlinang air mata.

Dikatakannya, Paino sejak berumur 4 tahun sudah tidak mendapat kasih sayang dari kedua orangtua, karena orangtuanya bercerai di umar Paino masih bocah. Setelah orangtuanya bercerai,  Paino memilih ikut ibu kandungnya. Merekapun tinggal di rumah neneknya Sartem (77) dan kakeknya Kartim (79).

Terpisah, Widia (17) adalah sulung dari enam bersaudara dari pasangan Misdi dan Nurjanah. Keluarga Widia dikenal sebagai keluarga tidak mampu. Misdi bapak Widia, tidak memiliki pekerjan tetap, sedangkan ibunya Nurjanah, turut ikut banting tulang sebagai buruh cuci pakaian di rumah tentangga.
Peristiwa tragis menyebabkan tewasnya Widia, langsung mengundang simpatik warga di Desa Bangun Sari Baru, tempat keluarga Widia tinggal.

Sementara itu, Kapolsek Delitua Kompol SP Sinulingga saat dikonfirmasi, Rabu (14/3) siang mengatakan, pihaknya hingga kini belum mengetahui penyebab kematian kedua korban, pasalnya belum menerima hasil otopsi dari RSUP H Adam Malik. “Namun saat kita melakukan olah TKP di kamar mereka, tak ditemukan minuman maupun narkoba, dugaan kita mereka tewas karena keracunan asap kenalpot,” ujar Sinulingga. (mag-17/btr/gus)

Pasca Kematian Dua Sejoli di Kamar Kos

MEDAN- David (24), pria yang ditemukan tewas di kamar kos bersama teman wanitanya Widia (19), ternyata menggunakan identitas palsu. Nama asli David ternyata Paino, warga Dusun II, Desa Pergulaan, Kecamatan  Sei Rampah, Sergai.

Karena nama korban salah, janazah Paino terlambat sampai di rumah duka. Jenazah Paino baru tiba di rumah neneknya di Dusun II, Desa Pergulaan, Kecamatan Sei Rampah, Sergai, Rabu (14/3) pukul  04.00 WIB dini hari.

Isak tangis keluarga langsung pecah ketika menyambut kedatangan jenazah korban.  Saimin (53), ayah kandung Paino, menceritakan, almarhum Paino merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara hasil pernikahannya dengan almarhum ibunya  Karsitik (48) yang meninggal Desember 2011 lalu.  “Abang dan kakak kandung Paino meninggal delapan tahun lalu. Mereka meninggal karena sakit,” ujarnya.

Kini, Misran pun harus kehilangan ketiga anaknya. Air mata tak henti-hentinya mengalir di pipi pria paruh baya ini. “Belum sampai 100  hari ibu kandungnya meninggal, kini anak terakhir kami meninggal dan sekarang tidak ada lagi keturunan saya yang masih hidup. Kakak dan abangnya juga sudah meninggal lebih dulu,” ungkap Saimin berlinang air mata.

Dikatakannya, Paino sejak berumur 4 tahun sudah tidak mendapat kasih sayang dari kedua orangtua, karena orangtuanya bercerai di umar Paino masih bocah. Setelah orangtuanya bercerai,  Paino memilih ikut ibu kandungnya. Merekapun tinggal di rumah neneknya Sartem (77) dan kakeknya Kartim (79).

Terpisah, Widia (17) adalah sulung dari enam bersaudara dari pasangan Misdi dan Nurjanah. Keluarga Widia dikenal sebagai keluarga tidak mampu. Misdi bapak Widia, tidak memiliki pekerjan tetap, sedangkan ibunya Nurjanah, turut ikut banting tulang sebagai buruh cuci pakaian di rumah tentangga.
Peristiwa tragis menyebabkan tewasnya Widia, langsung mengundang simpatik warga di Desa Bangun Sari Baru, tempat keluarga Widia tinggal.

Sementara itu, Kapolsek Delitua Kompol SP Sinulingga saat dikonfirmasi, Rabu (14/3) siang mengatakan, pihaknya hingga kini belum mengetahui penyebab kematian kedua korban, pasalnya belum menerima hasil otopsi dari RSUP H Adam Malik. “Namun saat kita melakukan olah TKP di kamar mereka, tak ditemukan minuman maupun narkoba, dugaan kita mereka tewas karena keracunan asap kenalpot,” ujar Sinulingga. (mag-17/btr/gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/