28.9 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

KPK Tangkap Bupati Madina

MEDAN-Mendadak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun di Medan. Penyidik lembaga antirasuah itu menangkap Bupati Mandailing Natal (Madina) Hidayat Batubara di rumahnya di Medan, tepatnya di Jalan Sei Asahan No76 Medan, Selasa (14/5).

RUMAH: Sejumlah jurnalis mengabadikan gambar  depan rumah pribadi Bupati Mandailing Natal Hidayat Batubara  digeledah KPK  Jalan Sei Asahan Medan, Selasa (14/5).
RUMAH: Sejumlah jurnalis mengabadikan gambar di depan rumah pribadi Bupati Mandailing Natal Hidayat Batubara yang digeledah KPK di Jalan Sei Asahan Medan, Selasa (14/5).

Setidaknya hal ini diungkapkan oleh juru bicara KPK Johan Budi, tadi malam. Johan mengatakan pihaknya memang telah melakukan operasi tangkap tangan dan menggeledah kediaman milik Bupati Madina, Hidayat Batubara. Dari operasi tersebut, dipastikan lebih dari satu orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Saat ditanya apakah salah seorang tersangka yang ditangkap adalah Bupati Madina, Hidayat Batubara? Secara tidak langsung Johan membenarkannya. “Informasinya seperti itu. Tapi sampai saat ini saya belum memperoleh informasi secara lengkap,” ujarnya di Jakarta, Selasa (14/5) malam.

Dari informasi yang didapat Sumut Pos, selain Hidayat ada tiga orang lain yang ditangkap. Mereka adalah Khairil Anwar sebagai Kadis Bina Marga Madina, Munardi Pasaribu Kadis Keuangan, dan seorang kontraktor. Dan dugaan suap terkait dengan pembangunan rumah sakit umum Penyabungan yang bernilai Rp20 M yang saat ini masih dalam tahap tender. Kabarnya, Hidayat meminta jatah sekitar Rp3 M. Soal penangkapan Hidayat pun simpang siur. Versi pertama mengatakan, Hidayat ditangkap di Bandar Baru saat mau melarikan diri ke Brastagi. Sedangkan versi kedua, dia ditangkap di rumah pribadinya bersama Munardi.

“Tapi sekali lagi sampai saat ini kasusnya saya belum tahu persis. Cuma memang sudah ada yang diamankan dan itu lebih dari satu orang,” kata Johan Budi.

Soal penangkapan Bupati Madina juga diungkapkan seorang petugas KPK di gedung Kejatisu. “Saya sudah kirim semua sama Johan (Jubir KPK). Kami di sini 24 jam. Besok pagi tanya Johan saja,” katanya. Setelah beberapa kali keluar masuk ruang pemeriksaan, petugas KPK yang sama tetap menolak memberikan keterangan setiap ditanya. “Kalau saya beri keterangan, bisa rusak penyelidikan ini,” ucapnya.
Namun setelah didesak, dia membenarkan di antara orang-orang yang diamankan dan diperiksa terdapat Bupati Madina Hidayat Batubara, Kadis PU Madina Khairul Anwar, dan dua orang kontraktor. “Iya benar. Sudah, sudah, gak ada lagi,” katanya sambil bergegas.

Kasus korupsi yang terjadi dalam operasi tangkap tangan KPK ini masih simpang siur. Belum ada keterangan resmi. Lokasi penangkapan juga masih belum dapat dipastikan. Hanya, beredar kabar, terdapat sejumlah orang yang ditangkap di Merdeka Walk. Namun, ada pula kabar yang menyebutkan penangkapan terjadi di Hotel Asean serta disebutkan di Cambridge Jalan S Parman.

Ketua Ikatan Mahasiswa (IMA) Madina Irwandi Nasution yang sengaja datang ke Kejatisu menduga kasus yang ditangani KPK terkait laporan mereka ke lembaga itu pada Desember 2012. “Kami melaporkan dan terus menambah bukti-bukti mengenai adanya gratifikasi pada penerbitan kembali izin tambang yang sudah dicabut permanen oleh bupati sebelumnya. Izin tambang itu dicabut permanen karena 12 persyaratan yang tidak dipenuhi, termasuk menambang emas meski izinnya bauksit. Selain itu juga ada laporan tentang penyimpangan tender proyek. Kami hanya ingin memantau kasus ini. Tadi kami juga memantau di rumahnya di Jalan Sei Asahan,” bebernya. Hingga berita ini diturunkan, petugas KPK masih melakukan pemeriksaan di Kejatisu.

Sebelumnya, pada pukul 10.00 WIB pagi, enam penyidik KPK menyambangi rumah Hidayat Batubara. Petugas KPK tersebut memarkirkan mobilnya di pekarangan SOPO HKBP Bethesda tepatnya di depan kediaman Hidayat Batubara. Kemudian, mereka langsung memasuki rumah mewah yang dibatasi tembok tinggi itu.

“Saya melihat mereka datangnya berpencar. Ada yang naik mobil ada yang naik sepeda motor. Kira-kira ada enam orang berpakaian preman dan serba hitam yang datang. Mereka panggil saya, katanya numpang parkir. Cukup lama juga mereka di pekarangan gereja ini. Tapi nggak begitu banyak lah mereka ngomong,” ujar P Hutagalung (60) pria yang bekerja di SOPO HKBP Bethesda.

Benar saja, di pekarangan gereja SOPO HKBP Bethesda itu ada dua unit mobil berwarna hitam yang terparkir diantaranya satu unit mobil jenis KIA B 2467 WX dan Avanza BK 1619 JF. Namun petugas KPK tersebut sejak pagi masih berada di dalam kediaman Hidayat Batubara. Lalu sekira pukul 16.30 sore, seorang petugas KPK berpakaian berwarna coklat keluar dari rumah mewah itu. Dirinya mengantongi lencana KPK serta membawa amplop cokelat berlogo tulisan KPK. “Tanya Johan Budi, tanya sama dia aja,” katanya singkat sambil berlalu dan memasuki mobil serta meninggalkan kediaman Bupati Madina itu.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, penyidik KPK dan kepolisian juga sempat memboyong tiga orang dari rumah Bupati Madina untuk diperiksa di ruang penyidik Mapolsek Medan Baru. Petugas yang mengenakan kemeja ini turut memboyong mobil Terrano hitam pelat merah BB 323 R milik Kadis PU Madina Khairul Anwar, mobil jenis Land Cruises BK 53 ES, serta setumpuk berkas.

“Minta keterangan sama KPK lah, saya tidak wewenang memberikan statment, KPK sudah koordinasi sama kita,” ungkap Direktur Reskrimsus Poldasu, Kombes Pol Sadono Budi Nugroho, saat dikonfirmasi Sumutpos, Selasa (14/5) malam sekitar pukul 21.15 WIB.

Begitu juga ketika disinggung kalau Hidayat Batubara telah ditangkap, Sadono tak menjawab dengan pasti. “Ayo, pertanyaanmu itu, yang sudah jelas sudah ada. Saya tidak berhak memberikan komentar, cobalah tanya sama KPK sana, kita cuma koordinasi saja,” tutur Sadono sembari ketawa kecil di balik telepon selularnya saat dikonfirmasi.

Selanjutnya, tim dari KPK membawa sejumlah orang yang diamankan dalam operasi tangkap tangan di Medan ke Gedung Kejatisu, Jalan AH Nasution, Medan, sekira pukul 19.30 WIB malam. Mereka juga membawa berkas dalam map dan mengangkut beberapa tas dan koper serta alat perekam CCTV. Tak ada yang mau memberi komentar kepada wartawan. Mereka bergegas melakukan pemeriksaan di tiga ruangan lantai II yang ada di gedung itu. Di samping kantor Kejati Sumut terlihat mobil Toyota Land Cruiser BK 53 ES. Mobil ini dan mobil dinas Nissan Terano BB 323 R sebelumnya ada di Mapolsekta Medan Baru bersama 3 orang yang sempat diamankan dan diperiksa di sana. “Mereka ke sini hanya numpang tempat untuk memeriksa. Kejatisu hanya menyediakan tempat,” kata Asisten Intelijen Kejati Sumut Djaja Subagja.
“Mengenai materi pemeriksaan dan siapa yang diperiksa, saya tidak bisa memberi komentar. Mending rekan-rekan datang saja besok pagi, biar juru bicara KPK yang memberikan penjelasan,” sambungnya.

Sudah Tahu Akan Digeledah

Sementara itu, Kuasa Hukum Hidayat Batubara, Marasamin Ritonga menyatakan bahwa Selasa (14/5) pagi, Hidayat sudah mengetahui bahwa KPK akan mengeledah rumah pribadinya. Karena itu, sekitar pukul 09.00 WIB, Bupati Madina tersebut mendatangi kantornya yang terletak di Jalan Jenggala Medan. “Dirinya meminta bantuan dan menyerahkan surat kuasa kepada saya. Tapi sebatas mengawal pengeledahan itu saja,” ujarnya.

Dijelaskannya, KPK melakukan penggeledahan karena tertangkap tangan soal dugaan suap di Medan. Masalah penggeledahan ini, KPK ingin mencari bukti atas dugaan suap tersebut. “Dimana tepatnya di Medan itu, saya tidak tahu. Karena dia tidak mau memberitahukan. Suap apa saya pun tidak tahu. Jadi, penggeledahan ini atas dasar pengembangan,” jelasnya.

Diakuinya, saat pengeledahan tersebut dirinya tidak melihat si bupati. Bahkan, dirinya mengaku tidak mengetahui sama sekali. “Kalau mau tahu, ke kejatisu saja. Nanti saya kabari,” tambahnya.

Dari tinjauan lapangan, sebelum berangkat ke Kejatisu, dua mobil rental KPK masuk ke halaman rumah dengan bagian bagasi yang terlebih dahulu masuk. Terlihat, beberapa orang mulai memasukkan beberapa barang ke dalam bagasi mobil. (far/ram/gir/gus/mag-10/mag-12)

MEDAN-Mendadak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun di Medan. Penyidik lembaga antirasuah itu menangkap Bupati Mandailing Natal (Madina) Hidayat Batubara di rumahnya di Medan, tepatnya di Jalan Sei Asahan No76 Medan, Selasa (14/5).

RUMAH: Sejumlah jurnalis mengabadikan gambar  depan rumah pribadi Bupati Mandailing Natal Hidayat Batubara  digeledah KPK  Jalan Sei Asahan Medan, Selasa (14/5).
RUMAH: Sejumlah jurnalis mengabadikan gambar di depan rumah pribadi Bupati Mandailing Natal Hidayat Batubara yang digeledah KPK di Jalan Sei Asahan Medan, Selasa (14/5).

Setidaknya hal ini diungkapkan oleh juru bicara KPK Johan Budi, tadi malam. Johan mengatakan pihaknya memang telah melakukan operasi tangkap tangan dan menggeledah kediaman milik Bupati Madina, Hidayat Batubara. Dari operasi tersebut, dipastikan lebih dari satu orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Saat ditanya apakah salah seorang tersangka yang ditangkap adalah Bupati Madina, Hidayat Batubara? Secara tidak langsung Johan membenarkannya. “Informasinya seperti itu. Tapi sampai saat ini saya belum memperoleh informasi secara lengkap,” ujarnya di Jakarta, Selasa (14/5) malam.

Dari informasi yang didapat Sumut Pos, selain Hidayat ada tiga orang lain yang ditangkap. Mereka adalah Khairil Anwar sebagai Kadis Bina Marga Madina, Munardi Pasaribu Kadis Keuangan, dan seorang kontraktor. Dan dugaan suap terkait dengan pembangunan rumah sakit umum Penyabungan yang bernilai Rp20 M yang saat ini masih dalam tahap tender. Kabarnya, Hidayat meminta jatah sekitar Rp3 M. Soal penangkapan Hidayat pun simpang siur. Versi pertama mengatakan, Hidayat ditangkap di Bandar Baru saat mau melarikan diri ke Brastagi. Sedangkan versi kedua, dia ditangkap di rumah pribadinya bersama Munardi.

“Tapi sekali lagi sampai saat ini kasusnya saya belum tahu persis. Cuma memang sudah ada yang diamankan dan itu lebih dari satu orang,” kata Johan Budi.

Soal penangkapan Bupati Madina juga diungkapkan seorang petugas KPK di gedung Kejatisu. “Saya sudah kirim semua sama Johan (Jubir KPK). Kami di sini 24 jam. Besok pagi tanya Johan saja,” katanya. Setelah beberapa kali keluar masuk ruang pemeriksaan, petugas KPK yang sama tetap menolak memberikan keterangan setiap ditanya. “Kalau saya beri keterangan, bisa rusak penyelidikan ini,” ucapnya.
Namun setelah didesak, dia membenarkan di antara orang-orang yang diamankan dan diperiksa terdapat Bupati Madina Hidayat Batubara, Kadis PU Madina Khairul Anwar, dan dua orang kontraktor. “Iya benar. Sudah, sudah, gak ada lagi,” katanya sambil bergegas.

Kasus korupsi yang terjadi dalam operasi tangkap tangan KPK ini masih simpang siur. Belum ada keterangan resmi. Lokasi penangkapan juga masih belum dapat dipastikan. Hanya, beredar kabar, terdapat sejumlah orang yang ditangkap di Merdeka Walk. Namun, ada pula kabar yang menyebutkan penangkapan terjadi di Hotel Asean serta disebutkan di Cambridge Jalan S Parman.

Ketua Ikatan Mahasiswa (IMA) Madina Irwandi Nasution yang sengaja datang ke Kejatisu menduga kasus yang ditangani KPK terkait laporan mereka ke lembaga itu pada Desember 2012. “Kami melaporkan dan terus menambah bukti-bukti mengenai adanya gratifikasi pada penerbitan kembali izin tambang yang sudah dicabut permanen oleh bupati sebelumnya. Izin tambang itu dicabut permanen karena 12 persyaratan yang tidak dipenuhi, termasuk menambang emas meski izinnya bauksit. Selain itu juga ada laporan tentang penyimpangan tender proyek. Kami hanya ingin memantau kasus ini. Tadi kami juga memantau di rumahnya di Jalan Sei Asahan,” bebernya. Hingga berita ini diturunkan, petugas KPK masih melakukan pemeriksaan di Kejatisu.

Sebelumnya, pada pukul 10.00 WIB pagi, enam penyidik KPK menyambangi rumah Hidayat Batubara. Petugas KPK tersebut memarkirkan mobilnya di pekarangan SOPO HKBP Bethesda tepatnya di depan kediaman Hidayat Batubara. Kemudian, mereka langsung memasuki rumah mewah yang dibatasi tembok tinggi itu.

“Saya melihat mereka datangnya berpencar. Ada yang naik mobil ada yang naik sepeda motor. Kira-kira ada enam orang berpakaian preman dan serba hitam yang datang. Mereka panggil saya, katanya numpang parkir. Cukup lama juga mereka di pekarangan gereja ini. Tapi nggak begitu banyak lah mereka ngomong,” ujar P Hutagalung (60) pria yang bekerja di SOPO HKBP Bethesda.

Benar saja, di pekarangan gereja SOPO HKBP Bethesda itu ada dua unit mobil berwarna hitam yang terparkir diantaranya satu unit mobil jenis KIA B 2467 WX dan Avanza BK 1619 JF. Namun petugas KPK tersebut sejak pagi masih berada di dalam kediaman Hidayat Batubara. Lalu sekira pukul 16.30 sore, seorang petugas KPK berpakaian berwarna coklat keluar dari rumah mewah itu. Dirinya mengantongi lencana KPK serta membawa amplop cokelat berlogo tulisan KPK. “Tanya Johan Budi, tanya sama dia aja,” katanya singkat sambil berlalu dan memasuki mobil serta meninggalkan kediaman Bupati Madina itu.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, penyidik KPK dan kepolisian juga sempat memboyong tiga orang dari rumah Bupati Madina untuk diperiksa di ruang penyidik Mapolsek Medan Baru. Petugas yang mengenakan kemeja ini turut memboyong mobil Terrano hitam pelat merah BB 323 R milik Kadis PU Madina Khairul Anwar, mobil jenis Land Cruises BK 53 ES, serta setumpuk berkas.

“Minta keterangan sama KPK lah, saya tidak wewenang memberikan statment, KPK sudah koordinasi sama kita,” ungkap Direktur Reskrimsus Poldasu, Kombes Pol Sadono Budi Nugroho, saat dikonfirmasi Sumutpos, Selasa (14/5) malam sekitar pukul 21.15 WIB.

Begitu juga ketika disinggung kalau Hidayat Batubara telah ditangkap, Sadono tak menjawab dengan pasti. “Ayo, pertanyaanmu itu, yang sudah jelas sudah ada. Saya tidak berhak memberikan komentar, cobalah tanya sama KPK sana, kita cuma koordinasi saja,” tutur Sadono sembari ketawa kecil di balik telepon selularnya saat dikonfirmasi.

Selanjutnya, tim dari KPK membawa sejumlah orang yang diamankan dalam operasi tangkap tangan di Medan ke Gedung Kejatisu, Jalan AH Nasution, Medan, sekira pukul 19.30 WIB malam. Mereka juga membawa berkas dalam map dan mengangkut beberapa tas dan koper serta alat perekam CCTV. Tak ada yang mau memberi komentar kepada wartawan. Mereka bergegas melakukan pemeriksaan di tiga ruangan lantai II yang ada di gedung itu. Di samping kantor Kejati Sumut terlihat mobil Toyota Land Cruiser BK 53 ES. Mobil ini dan mobil dinas Nissan Terano BB 323 R sebelumnya ada di Mapolsekta Medan Baru bersama 3 orang yang sempat diamankan dan diperiksa di sana. “Mereka ke sini hanya numpang tempat untuk memeriksa. Kejatisu hanya menyediakan tempat,” kata Asisten Intelijen Kejati Sumut Djaja Subagja.
“Mengenai materi pemeriksaan dan siapa yang diperiksa, saya tidak bisa memberi komentar. Mending rekan-rekan datang saja besok pagi, biar juru bicara KPK yang memberikan penjelasan,” sambungnya.

Sudah Tahu Akan Digeledah

Sementara itu, Kuasa Hukum Hidayat Batubara, Marasamin Ritonga menyatakan bahwa Selasa (14/5) pagi, Hidayat sudah mengetahui bahwa KPK akan mengeledah rumah pribadinya. Karena itu, sekitar pukul 09.00 WIB, Bupati Madina tersebut mendatangi kantornya yang terletak di Jalan Jenggala Medan. “Dirinya meminta bantuan dan menyerahkan surat kuasa kepada saya. Tapi sebatas mengawal pengeledahan itu saja,” ujarnya.

Dijelaskannya, KPK melakukan penggeledahan karena tertangkap tangan soal dugaan suap di Medan. Masalah penggeledahan ini, KPK ingin mencari bukti atas dugaan suap tersebut. “Dimana tepatnya di Medan itu, saya tidak tahu. Karena dia tidak mau memberitahukan. Suap apa saya pun tidak tahu. Jadi, penggeledahan ini atas dasar pengembangan,” jelasnya.

Diakuinya, saat pengeledahan tersebut dirinya tidak melihat si bupati. Bahkan, dirinya mengaku tidak mengetahui sama sekali. “Kalau mau tahu, ke kejatisu saja. Nanti saya kabari,” tambahnya.

Dari tinjauan lapangan, sebelum berangkat ke Kejatisu, dua mobil rental KPK masuk ke halaman rumah dengan bagian bagasi yang terlebih dahulu masuk. Terlihat, beberapa orang mulai memasukkan beberapa barang ke dalam bagasi mobil. (far/ram/gir/gus/mag-10/mag-12)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/