25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Pengusaha Gabion Belawan Rampas Hak Beribadah Buruh

MEDAN-Tindakan para pengusaha di Gabion Belawan patut menjadi perhatian. Pasalnya banyak pekerja  yang menggantungkan nasibnya di perusahaan di pesisir Timur Kota Medan tersebut tidak mendapatkan perlindungan dan kebebasan untuk menjalankan ibadahnya.

Hal ini terungkap pada reses Dapil V Tahun 2013 Anggota DPRD Kota Medan Muslim Maksum Lc di Belawan, beberapa waktu lalu. Kehadiran politisi dari Pertai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mendapat sambutan hangat dari warga untuk mengutarakan keluh kesahnya. “Melalui reses ini kita minta perhatian kepada Pemko Medan soal banyaknya pekerja di Gabion Belawan yang hak-hak beribadahnya dirampas para pengusaha,” ungkap Zulkifli warga Medan Belawan.

Dikatakannya, permasalahan ini sudah menjadi masalah lama namun belum bisa diselesaikan oleh Pemerintah Kota Medan, yakni Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Medan. “Pekerja-pekerja harus menjadi perhatian. Soal hak-hak beribadah yang seharusnya menjadi perhatian. Kita minta Dinsosnaker untuk bisa menindaklanjutinya,” terangnya.

Tidak hanya itu, Zulkifli juga mengatakan, banyak  usaha yang berada di Gabion, dimana memiliki pekerja dalam jumlah banyak  dan seharusnya menjadi perusahaan, tapi tidak mengurusnya menjadi perusahaan. “Ini juga harus menjadi perhatian, mengingat kesejahteraan pekerja bisa terabaikan nantinya,” katanya.

Menyahuti permasalahan ini, Anggota DPRD Medan H Muslim Maksum LC mengatakan, pihak-nya akan menindaklanjuti permasalahan ini terutama soal hak-hak beribadah para pekerja yang merupakan hak setiap orang. “Ini akan kita tindaklanjuti dan kita juga meminta Dinsosnaker untuk turun ke lokasi agar permasalahan ini tidak berlarut,” ungkapnya.

Dalam reses tersebut, Zulkifli juga menyoroti soal  kepastian hukum terhadap para nelayan tradisional saat melaut serta bantuan Pemko Medan  terhadap nelayan tradisional  dari Pemko Medan tidak pernah dirasakan. “Dalam reses ini kami sampaikan soal kepastian hukum bagi nelayan tradisional saat melaut dan bantuan Pemko Medan yang tidak pernah dirasakan nelayan,” ungkapnya seraya mengatakan terkait masalah pukat grandong harus segera diselesaikan.
Sementara itu, Maskur, warga Medan Belawan menyampaikan soal banyaknya truk bertonase lebih  kerap melewati jalan Taman Makam Pahlawan sehingga menyebabkan kondisi rumah warga retak-retak. “Truk bertonase tinggi kerap melewati Jalan Taman Makan Pahlawan dan menyebabkan rumah warga retak-retak, kami mohon Dinas Perhubungan untuk menindaklanjutinya,” ujarnya.

Selain di Jalan Taman Makam Pahlawan, Belawan, reses juga dilaksanakan di dua tempat lainnya, diantaranya RM Srikandi, Tanah 600, dan di Jalan Aluminium 3, Kecamatan Medan Deli. Dari dua tempat ini sejumlah warga mengeluhkan kondisi drainase yang menyebabkan banjir, pembetonan jalan  dan Jamkesmas, JPKMS serta permasalahan E-KTP yang hingga kini belum diterima warga. (mag-7)

MEDAN-Tindakan para pengusaha di Gabion Belawan patut menjadi perhatian. Pasalnya banyak pekerja  yang menggantungkan nasibnya di perusahaan di pesisir Timur Kota Medan tersebut tidak mendapatkan perlindungan dan kebebasan untuk menjalankan ibadahnya.

Hal ini terungkap pada reses Dapil V Tahun 2013 Anggota DPRD Kota Medan Muslim Maksum Lc di Belawan, beberapa waktu lalu. Kehadiran politisi dari Pertai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mendapat sambutan hangat dari warga untuk mengutarakan keluh kesahnya. “Melalui reses ini kita minta perhatian kepada Pemko Medan soal banyaknya pekerja di Gabion Belawan yang hak-hak beribadahnya dirampas para pengusaha,” ungkap Zulkifli warga Medan Belawan.

Dikatakannya, permasalahan ini sudah menjadi masalah lama namun belum bisa diselesaikan oleh Pemerintah Kota Medan, yakni Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Medan. “Pekerja-pekerja harus menjadi perhatian. Soal hak-hak beribadah yang seharusnya menjadi perhatian. Kita minta Dinsosnaker untuk bisa menindaklanjutinya,” terangnya.

Tidak hanya itu, Zulkifli juga mengatakan, banyak  usaha yang berada di Gabion, dimana memiliki pekerja dalam jumlah banyak  dan seharusnya menjadi perusahaan, tapi tidak mengurusnya menjadi perusahaan. “Ini juga harus menjadi perhatian, mengingat kesejahteraan pekerja bisa terabaikan nantinya,” katanya.

Menyahuti permasalahan ini, Anggota DPRD Medan H Muslim Maksum LC mengatakan, pihak-nya akan menindaklanjuti permasalahan ini terutama soal hak-hak beribadah para pekerja yang merupakan hak setiap orang. “Ini akan kita tindaklanjuti dan kita juga meminta Dinsosnaker untuk turun ke lokasi agar permasalahan ini tidak berlarut,” ungkapnya.

Dalam reses tersebut, Zulkifli juga menyoroti soal  kepastian hukum terhadap para nelayan tradisional saat melaut serta bantuan Pemko Medan  terhadap nelayan tradisional  dari Pemko Medan tidak pernah dirasakan. “Dalam reses ini kami sampaikan soal kepastian hukum bagi nelayan tradisional saat melaut dan bantuan Pemko Medan yang tidak pernah dirasakan nelayan,” ungkapnya seraya mengatakan terkait masalah pukat grandong harus segera diselesaikan.
Sementara itu, Maskur, warga Medan Belawan menyampaikan soal banyaknya truk bertonase lebih  kerap melewati jalan Taman Makam Pahlawan sehingga menyebabkan kondisi rumah warga retak-retak. “Truk bertonase tinggi kerap melewati Jalan Taman Makan Pahlawan dan menyebabkan rumah warga retak-retak, kami mohon Dinas Perhubungan untuk menindaklanjutinya,” ujarnya.

Selain di Jalan Taman Makam Pahlawan, Belawan, reses juga dilaksanakan di dua tempat lainnya, diantaranya RM Srikandi, Tanah 600, dan di Jalan Aluminium 3, Kecamatan Medan Deli. Dari dua tempat ini sejumlah warga mengeluhkan kondisi drainase yang menyebabkan banjir, pembetonan jalan  dan Jamkesmas, JPKMS serta permasalahan E-KTP yang hingga kini belum diterima warga. (mag-7)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/