Suhu panas yang melanda di Kota Medan dan sekitarnya diprediksi akan terjadi hingga akhir Mei mendatang. Bahkan, dua hari belakangan ini, suhu di Kota Medan mencapai 35 derajat celcius.
Seorang wanita menutup kepalanya dengan tas untuk menghindari terik matahari di jalan Gatot Subroto Medan,selasa (19/3) hampir //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS-
Kepala Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan Hendra Swarta mengatakan, suhu panas di Kota Medan karena peralihan musim, dari musim hujan ke musim panas. “Kalau dari pantauan kita, panas ini akan terjadi hingga akhir Mei mendatang. Sebab, Juni sudah masuk musim kemarau,” ujarnya.
Dijelaskannya, peralihan musim mengakibatkan pembentukan awan sangat kurang. Akibatnya, suhu terasa lebih tinggi bila dibandingkan dengan hari biasanya. “Selain itu, angin panas di dari Samudera Hindia juga mengakibatkan suhu lebih menyegat,” jelasnya.
Hendra mengatakan, pada umumnya masyarakat Kota Medan terbiasa dengan suhu disekitar 32 derajat celcius. Jadi, kenaikan 2 derajat celcius ini sangat mengganggu masyarakat dan cukup terasa. “Jadi memang sangat terasa. Bahkan, angin yang dibawa bukan angin yang menyegarkan sebaliknya, angin yang membuat gerah,” tambahnya.
Walaupun musim peralihan dan nantinya menjadi musim kemarau, tetapi masih akan terjadi hujan. Hanya saja, turunnya tidak terlalu deras. “Tapi, ada kemungkinan besar, hujannya akan disertai dengan angin. Walau kadang anginnya tidak terlalu kencang,” pungkasnya. (ram)
Suhu panas yang melanda di Kota Medan dan sekitarnya diprediksi akan terjadi hingga akhir Mei mendatang. Bahkan, dua hari belakangan ini, suhu di Kota Medan mencapai 35 derajat celcius.
Seorang wanita menutup kepalanya dengan tas untuk menghindari terik matahari di jalan Gatot Subroto Medan,selasa (19/3) hampir //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS-
Kepala Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan Hendra Swarta mengatakan, suhu panas di Kota Medan karena peralihan musim, dari musim hujan ke musim panas. “Kalau dari pantauan kita, panas ini akan terjadi hingga akhir Mei mendatang. Sebab, Juni sudah masuk musim kemarau,” ujarnya.
Dijelaskannya, peralihan musim mengakibatkan pembentukan awan sangat kurang. Akibatnya, suhu terasa lebih tinggi bila dibandingkan dengan hari biasanya. “Selain itu, angin panas di dari Samudera Hindia juga mengakibatkan suhu lebih menyegat,” jelasnya.
Hendra mengatakan, pada umumnya masyarakat Kota Medan terbiasa dengan suhu disekitar 32 derajat celcius. Jadi, kenaikan 2 derajat celcius ini sangat mengganggu masyarakat dan cukup terasa. “Jadi memang sangat terasa. Bahkan, angin yang dibawa bukan angin yang menyegarkan sebaliknya, angin yang membuat gerah,” tambahnya.
Walaupun musim peralihan dan nantinya menjadi musim kemarau, tetapi masih akan terjadi hujan. Hanya saja, turunnya tidak terlalu deras. “Tapi, ada kemungkinan besar, hujannya akan disertai dengan angin. Walau kadang anginnya tidak terlalu kencang,” pungkasnya. (ram)
