Pemprovsu Gelar Pasar Murah
Sementara itu, Pemprovsu melalui Disperindag Sumut juga siap menggelar pasar murah sebagai salah satu upaya mengantisipasi kenaikan harga di atas kewajaran, sekaligus membantu masyarakat berpendapatan rendah.
“Program ini diagendakan karena menjelang hari besar keagamaan seperti menjelang Bulan Suci Ramadan dan Idul Fitri 1436 H, biasanya akan terjadi kenaikan harga bahan pokok. Padahal, stok tersedia rata-rata sebulan hingga 5 bulan ke depan. Jadi perlu antisipasi,” ujar Kadisperindag Sumut Bidar Alamsyah menjawab wartawan, Sabtu (13/6).
Dijelaskannya, pada 2015 ini Pemprovsu rencananya melakukan pasar murah di tiga daerah yaitu Kabupaten Langkat, Kabupaten Deliserdang dan Kabupaten Simalungun. Namun waktu pelaksanaannya masih menyesuaikan perkembangan keadaan.
Sembari terus meyakinkan masyarakat bahwa stok bahan pokok tersedia cukup sehingga tidak perlu melakukan hal-hal yang malah dapat mengganggu stabilitas harga, pihaknya juga terus melakukan koordinasi pertemuan dengan instansi terkait, para distributor dan agen sebagai bahan evaluasi untuk kebijakan lebih lanjut.
“Namun yang juga sangat penting menghimbau masyarakat konsumen berbelanja sesuai kebutuhan dan terus diantisipasi agar tidak terjadi penimbunan atau pihak-pihak yang melakukan spekulasi dengan memanfaatkan situasi hari besar keagamaan dengan menaikkan harga di atas kewajaran,” ujarnya.
Kemudian disperindag juga terus melakukan sidak (inspeksi mendadak) di pasar-pasar tradisional seperti Pusat Pasar, Pasar Petisah, Pasar Palapa, Pasar Sukaramai, Pasar Sikambing, Pasar Simpang Limun dan lainnya sekaligus melakukan pendataan mengenai kekuatan stok barang saat ini dan kemampuan suplay pada bulan-bulan berikutnya.
Selain itu tetap melakukan pemantauan harga setiap hari di pasar-pasar tradisional dan modern oleh aparat Disperindag Sumut, meminta Bulog melakukan operasi pasar jika terjadi kenaikan harga beras, cabe merah dan kedelai yang signifikan. Produsen atau distributor gula, minyak goreng dan tepung terigu juga disarankan melakukan pasar murah.
Bidar juga mengemukakan permasalahan yang ada antara lain tidak adanya alternatif subsidi untuk transportasi dari petani ke pusat distribusi, sehingga biaya angkut dan distribusi yang notabene merupakan faktor dalam komponen penjualan.
Tidak adanya tempat penyimpanan yang baik (gudang pendingin) bagi produk holtikultura di sentra pertanian juga merupakan permasalahan, begitu juga jauhnya jarak dari sentra-sentra pertanian ke pusat pemasaran atau kota.(dik/prn/adz)