25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Kantor Satpol PP Dilempari Bom Molotov

Usai Bentrok, Mahasiswa buat Laporan Satpol PP Pilih Damai

MEDAN- Markas Komando Satuan Polisi Pamong Peraja (Satpol PP) Kota Medan di Jalan Adinegoro Medan diteror bom molotov orang tidak dikenal (OTK), Sabtu (14/7).

Empat pria yang diduga mahasiswa, mengendarai dua sepeda motor melemparkan dua botol bom molotov kearah kantor itu. Bom molotov tersebut tidak sempat meledak sehingga tak ada korban jiwa maupun kerugian material. Hanya menyisahkan botol kaca yang berisikan besi.

Dari informasi yang dihimpun Sumut Pos menyebutkan empat pria dengan motor bebek tanpa diketahui plat nomor polisinya ini datang dari Jalan HM Said masuk ke Jalan Adinegoro, persis di depan Mako Sat Pol PP Kota Medan. Kemudian keempatnya tancap gas menuju Jalan Sutomo Ujung.

Puluhan petugas Satpol PP yang telah berjaga-jaga dari kemarin dengan sigap mengamankan bom molotov tersebut dan tidak melakukan pembalasan. “Anggota saya langsung mengamankan bom Molotovn
itu dan langsung saya kondusifkan suasana,” ujar Kasatpol PP Kota Medan, Sofyan.

Mendapatkan pelemparan bom itu, Sofyan langsung menghubungi petugas Polsekta Medan Timur. Setelah berkordinasi dengan pihak kepolisian, selanjutnya pihak Satpol PP berencana membuat laporan. “Kita akan membuat laporan ke Mapolresta Medan,” tambahnya.

Saat ditanya kemungkinan pelaku teror adalah mahasiswa, Sofyan tak mauberandai-andai. “Kalau mahasiswa (pelakunya, Red), biar pihak kepolisian yang menyatakan hal itu. Siapa pelakunya, tugas polisi yang mengungkap itu,” tuturnya.
Kapolsekta Medan Timur, Kompol Patar Silalahi SIK menuturkan, pihaknya sudah mengamankan lokasi agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Dari Pantauan Sumut Pos, terlihat sejumlah personel polisi berjaga-jaga di depan kantor Satpol PP Kota Medan. Sedangkan tim identifikasi Polresta Medan langsung melakukan penyeledikkan di lokasi tersebut .
Kantor Sat Pol PP Kota Medan kembali kondusif, sebelumnya menjadi pusat perhatian warga sekitar dan warga yang melintas.(jon)

Korban Minta Pelaku Dibekuk

Para mahasiswa meminta agar kasusnya pemukulan mahasiswa oleh oknum Satpop PP di Lapangan Merdeka, Jumat (13/7) lalu, diproses cepat. Chandra, yang mengalami luka serius, dengan keras meminta polisi menangani masalah ini
“Kami minta agar kasusnya secepatnya diperiksa dan diproses pihak kepolisian,” seru Chandra saat ditemui di Klinik RCM di Jalan Rakyat Medan, Sabtu (14/7).

Sabam, rekan Chandra turut mengecam perilaku oknum Satpol PP yang digambarkannya memukul dan menganiaya dengan membabibuta, tanpa diketahui penyebabnya. “Ini murni penganiayaan yang tak manusiawi. Kami minta petugas menangkap dan memberikan hukuman yang setimpal bagi para pelaku,” ujar Sabam menimpali.

Chandra menuturkan, kejadian berlangsung 30 menit setelah mereka istirahat dan makan sejenak di Lapangan Merdeka setelah aksi mahasiswa menolak RUU Perguruan Tinggi (RUU PT). Mereka merupakan bagian dari Gerakan Mahasiswa Medan Bersatu (GMMB), gabungan beberapa universitas di Medan yang melakukan aksi di Pendopo Lapangan Merdeka Merdeka, Jumat (13/7) siang.
Saat Chandra dan rekan-rekannya akan pulang, mereka didatangi personel Satpol PP. “Saat itu juga mereka langsung mengeroyok dan mereka memukul dengan kayu dan tongkat. Aku dikeroyok tujuh orang dan kepalaku luka koyak dipukul kayu balok,” terangnya.

Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Moch Yoris Marzuki mengaku belum tahu soal laporan mahasiswa tersebut. “Saya belum tahu karena belum menerima laporannya. Akan kita lakukan pemeriksaan dan penyelidikan terhadap laporan mahasiswa itu,” tegasnya.

Satpol PP Pilih Damai

Kasat Pol PP Kota Medan Sofyan kepada Sumut, kemarin siang mengatakan, sudah melakukan pemeriksaan internal terhadap personel Satpol PP Kota Medan yang aduh fisik dengan mahasiswa tersebut. “Sudah kita lakukan pemeriksaan,” sebutnya. Soal hasil pemeriksaan dan sanksi yang mungkin diberikan kepada anggotanya, Sofyan menegaskan; “Tidak ada sangsi kita berikan kepada anggota.”

Keterangan beberapa personel Satpol PP Kota Medan dalam pemeriksaan internal mengatakan, saat itu dua anggota Satpol PP Kota yang bertugas menjaga Lapangan Merdeka melakukan Patroli. Keduanya bertemu sejumlah mahasiswa dan diteriaki kata-kata kotor sehingga membuat personel geram dan memanggil rekan-rekan mereka di Pos Pasar Ikan Lama di Jalan Perniagaan. Mendapatkan pengaduan rekannya, mereka langsung mendatangi mahasiswa tersebut. “Anggota saya diejek dengan kata-kata kotor,” sebut Sofyan membela.

Saat itu, personel Sat pol PP di Pos Pasar Ikan Lama berjumlah 7 orang langsung mendatangi mahasiswa bersama dua petugas patrol Satpol PP. Terjadilah kontak fisik kedua bela pihak yang menimbulkan korban di dua kubu. Di kubu Satpol PP, empat personel mengalami luka di kepala, tangan dan badan. “Anggota saya pun luka-luka,” ucapnya.

Keempat korban dari pihak Satpol PP yakni Zhon Agus Damanik, Albertus Siregar, Rismanto dan David Nainggolan. “Sudah kita lakukan penangan medis untuk anggota kita,” ujarnya.
Pasca kejadian itu, kemarin pagi sekitar pukul 10.00 WIB, Sofyan mendatangi pihak rektorat Universitas HKBP Nommensen (UHN) yang diterima Wakil Rektor III, Maringan Panjaitan. Pertemuan itu juga dihadiri para alumni UHN, pihak kepolisian dari Polresta Medan dan Polsekta Medan Timur.

Sofyan mengaku datang untuk melakukan perdamaian. “Agar peristiwa ini tidak berlarut, kita mencari jalan keluar terbaik. Selama dua jam kami melakukan pertemuan,” ungkapnya.
Atas luka yang dialami anggotanya, pihak Satpol PP Kota Medan pun tak berniat melaporkan mahasiswa ke polisi. “Gak ada saya laporkan mahasiswa kepolisi. Mahasiswa anak saya dan Satpol PP anak saya. Jadi saya inginkan perdamaian saja untuk permasalah ini,” katanya.

Untuk selanjutnya, dirinya akan melakukan pertemuan dengan perwakilan mahasiswa dari beberapa universitas yang melakukan aksi penolakkan RUU-PT. “Pertemuan mencari penyelesaian dan perdamaian yang ama akan saya lakukan kepada mahasiswa dari beberapa universitas lainnya,” pungkasnya. (jon/gus)

Usai Bentrok, Mahasiswa buat Laporan Satpol PP Pilih Damai

MEDAN- Markas Komando Satuan Polisi Pamong Peraja (Satpol PP) Kota Medan di Jalan Adinegoro Medan diteror bom molotov orang tidak dikenal (OTK), Sabtu (14/7).

Empat pria yang diduga mahasiswa, mengendarai dua sepeda motor melemparkan dua botol bom molotov kearah kantor itu. Bom molotov tersebut tidak sempat meledak sehingga tak ada korban jiwa maupun kerugian material. Hanya menyisahkan botol kaca yang berisikan besi.

Dari informasi yang dihimpun Sumut Pos menyebutkan empat pria dengan motor bebek tanpa diketahui plat nomor polisinya ini datang dari Jalan HM Said masuk ke Jalan Adinegoro, persis di depan Mako Sat Pol PP Kota Medan. Kemudian keempatnya tancap gas menuju Jalan Sutomo Ujung.

Puluhan petugas Satpol PP yang telah berjaga-jaga dari kemarin dengan sigap mengamankan bom molotov tersebut dan tidak melakukan pembalasan. “Anggota saya langsung mengamankan bom Molotovn
itu dan langsung saya kondusifkan suasana,” ujar Kasatpol PP Kota Medan, Sofyan.

Mendapatkan pelemparan bom itu, Sofyan langsung menghubungi petugas Polsekta Medan Timur. Setelah berkordinasi dengan pihak kepolisian, selanjutnya pihak Satpol PP berencana membuat laporan. “Kita akan membuat laporan ke Mapolresta Medan,” tambahnya.

Saat ditanya kemungkinan pelaku teror adalah mahasiswa, Sofyan tak mauberandai-andai. “Kalau mahasiswa (pelakunya, Red), biar pihak kepolisian yang menyatakan hal itu. Siapa pelakunya, tugas polisi yang mengungkap itu,” tuturnya.
Kapolsekta Medan Timur, Kompol Patar Silalahi SIK menuturkan, pihaknya sudah mengamankan lokasi agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Dari Pantauan Sumut Pos, terlihat sejumlah personel polisi berjaga-jaga di depan kantor Satpol PP Kota Medan. Sedangkan tim identifikasi Polresta Medan langsung melakukan penyeledikkan di lokasi tersebut .
Kantor Sat Pol PP Kota Medan kembali kondusif, sebelumnya menjadi pusat perhatian warga sekitar dan warga yang melintas.(jon)

Korban Minta Pelaku Dibekuk

Para mahasiswa meminta agar kasusnya pemukulan mahasiswa oleh oknum Satpop PP di Lapangan Merdeka, Jumat (13/7) lalu, diproses cepat. Chandra, yang mengalami luka serius, dengan keras meminta polisi menangani masalah ini
“Kami minta agar kasusnya secepatnya diperiksa dan diproses pihak kepolisian,” seru Chandra saat ditemui di Klinik RCM di Jalan Rakyat Medan, Sabtu (14/7).

Sabam, rekan Chandra turut mengecam perilaku oknum Satpol PP yang digambarkannya memukul dan menganiaya dengan membabibuta, tanpa diketahui penyebabnya. “Ini murni penganiayaan yang tak manusiawi. Kami minta petugas menangkap dan memberikan hukuman yang setimpal bagi para pelaku,” ujar Sabam menimpali.

Chandra menuturkan, kejadian berlangsung 30 menit setelah mereka istirahat dan makan sejenak di Lapangan Merdeka setelah aksi mahasiswa menolak RUU Perguruan Tinggi (RUU PT). Mereka merupakan bagian dari Gerakan Mahasiswa Medan Bersatu (GMMB), gabungan beberapa universitas di Medan yang melakukan aksi di Pendopo Lapangan Merdeka Merdeka, Jumat (13/7) siang.
Saat Chandra dan rekan-rekannya akan pulang, mereka didatangi personel Satpol PP. “Saat itu juga mereka langsung mengeroyok dan mereka memukul dengan kayu dan tongkat. Aku dikeroyok tujuh orang dan kepalaku luka koyak dipukul kayu balok,” terangnya.

Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Moch Yoris Marzuki mengaku belum tahu soal laporan mahasiswa tersebut. “Saya belum tahu karena belum menerima laporannya. Akan kita lakukan pemeriksaan dan penyelidikan terhadap laporan mahasiswa itu,” tegasnya.

Satpol PP Pilih Damai

Kasat Pol PP Kota Medan Sofyan kepada Sumut, kemarin siang mengatakan, sudah melakukan pemeriksaan internal terhadap personel Satpol PP Kota Medan yang aduh fisik dengan mahasiswa tersebut. “Sudah kita lakukan pemeriksaan,” sebutnya. Soal hasil pemeriksaan dan sanksi yang mungkin diberikan kepada anggotanya, Sofyan menegaskan; “Tidak ada sangsi kita berikan kepada anggota.”

Keterangan beberapa personel Satpol PP Kota Medan dalam pemeriksaan internal mengatakan, saat itu dua anggota Satpol PP Kota yang bertugas menjaga Lapangan Merdeka melakukan Patroli. Keduanya bertemu sejumlah mahasiswa dan diteriaki kata-kata kotor sehingga membuat personel geram dan memanggil rekan-rekan mereka di Pos Pasar Ikan Lama di Jalan Perniagaan. Mendapatkan pengaduan rekannya, mereka langsung mendatangi mahasiswa tersebut. “Anggota saya diejek dengan kata-kata kotor,” sebut Sofyan membela.

Saat itu, personel Sat pol PP di Pos Pasar Ikan Lama berjumlah 7 orang langsung mendatangi mahasiswa bersama dua petugas patrol Satpol PP. Terjadilah kontak fisik kedua bela pihak yang menimbulkan korban di dua kubu. Di kubu Satpol PP, empat personel mengalami luka di kepala, tangan dan badan. “Anggota saya pun luka-luka,” ucapnya.

Keempat korban dari pihak Satpol PP yakni Zhon Agus Damanik, Albertus Siregar, Rismanto dan David Nainggolan. “Sudah kita lakukan penangan medis untuk anggota kita,” ujarnya.
Pasca kejadian itu, kemarin pagi sekitar pukul 10.00 WIB, Sofyan mendatangi pihak rektorat Universitas HKBP Nommensen (UHN) yang diterima Wakil Rektor III, Maringan Panjaitan. Pertemuan itu juga dihadiri para alumni UHN, pihak kepolisian dari Polresta Medan dan Polsekta Medan Timur.

Sofyan mengaku datang untuk melakukan perdamaian. “Agar peristiwa ini tidak berlarut, kita mencari jalan keluar terbaik. Selama dua jam kami melakukan pertemuan,” ungkapnya.
Atas luka yang dialami anggotanya, pihak Satpol PP Kota Medan pun tak berniat melaporkan mahasiswa ke polisi. “Gak ada saya laporkan mahasiswa kepolisi. Mahasiswa anak saya dan Satpol PP anak saya. Jadi saya inginkan perdamaian saja untuk permasalah ini,” katanya.

Untuk selanjutnya, dirinya akan melakukan pertemuan dengan perwakilan mahasiswa dari beberapa universitas yang melakukan aksi penolakkan RUU-PT. “Pertemuan mencari penyelesaian dan perdamaian yang ama akan saya lakukan kepada mahasiswa dari beberapa universitas lainnya,” pungkasnya. (jon/gus)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/