Bulan puasa adalah bulan penuh berkah. Maka tak heran kalau banyak muslim melakukan kebaikan untuk mendapat berkah, termasuk memberikan sedekah kepada pengemis. Tapi hal ini dimanfaatkan bagi para pengemis, khususnya pengemis dari Warga Kompleks Veteran Purnawirawan (Vetpur) A untuk mencari rezeki sebanyak-banyaknya.
Masih ingat dengan markas para pengemis di Kompleks Veteran Purnawirawan (Vetpur) A, Kabupaten Deliserdang (dekat Rumah Sakit Haji Medan) yang pernah diberitakan Koran ini beberapa waktu lalu?
Nah, sekadar mengingatkan, di Komplek Vetpur itu ada 30 kepala keluarga (KK) yang berprofesi sebagai mengemis. Pekerjaan itu telah mereka lakukan selama 14 tahun. Dari hasil mengemis membuat kehidupan mereka lumayan layak. Bayangkan, di kediaman mereka masing-masing ada ponsel canggih, TV, kipas angin, kompor gas, kulkas, bahkan sepeda motor.
Koran ini mencoba menelusuri kegiatan mereka di bulan Ramadan ini, tepatnya di siang hari Terlihat kediaman mereka tak ada yang berbeda dengan lainnya, namun terkesan sepi. Hanya segelintiran orang yang lalu-lalang melintasi area ini. Lokasi ini Ya, kebanyakan masyarakat setempat masih bekerja mengemis, sehingga hunian tempat tinggal mereka jadi sepi.
Anak-anak para pengemis juga tak ada siang itu. Mungkin mereka ikut mengemis karena tengah libur sekolah. Misalnya saja, ada sebagian anak mereka yang mengemis di Pajak Ikan Lama. Yakni, M (11), A (12), A (15) , F (14), dan R (14). Kelimanya masih bersaudara. M (11), A (12), A (15) , F (14) adalah saudara kandung. F (14) dan R (14) juga abang beradik. “Kami berlima saudara. Kami bertiga abang adik dan saudara dua lagi ini abang adik juga. Mengemis di bulan Ramadan hasilnya lumayan bisa bantu orangtua dan beli baju Lebaran nanti,” aku A (12), saat ditemui wartawan koran ini di Pajak Ikan Lama, sebelum meluncur ke kediaman mereka.
Kepala Dusun (Kadus) VIII Pribadi Sitepu mengatakan, jika bulan puasa ini, para pengemis di Kompleks Veteran Purnawirawan (Vetpur) A, semakin gencar-gencarnya mengemis. “Ya, kalau sudah puasa gini, mereka semakin banyak meminta-minta. Kita tidak tahu mereka kemana minta-mintanya. Yang penting mereka tidak mengganggu kampung ini,” ucapnya.
Dirinya mengaku sangat resah dengan keberadaan pengemis itu. Padahal, sudah ada pengarahan dari Dinsos (Dinas Sosial, Red) yang memberikan mesin dompeng (untuk membersihkan kendaraan, Red) agar mereka bisa berdikari. “Andaikan saja mereka bekerja menjadi penarik becak, paling hanya dapat sekitar Rp70 ribu per harinya, tapi kalau sudah minta-minta apalagi pada bulan puasa, mereka bisa mengantongi Rp100 -Rp200 ribu per harinya, dan bahkan lebih. Makanya mereka jadi keenakan mengemis,” tambah Pribadi.
Sedangkan Sekretaris Masjid Al-Ikhlas Komplek Vetpur Suryadarma Regar mengakui, sangat susah merubah pemikiran para pengemis Kompleks Veteran Purnawirawan (Vetpur) A. “Kita sudah sering menasihati mereka baik saat ceramah di masjid, maupun pengajian. Jika sudah bulan puasa ini semakin banyak mereka minta-minta. Baik orangtuanya maupun anak-anak mereka,” ujarnya.
Kebanyakan, kata Suryadarma, mereka melakukan profesi ini di luar Kota Medan, walaupun nanti sebagian ada juga minta-minta di kota ini. Pasalnya, mereka sudah banyak dikenal dan merasa malu jika ketahuan oleh sekampungnya melakukan profesi seperti ini. “Kalau minta-minta ada yang ke Karo, Lubukpakam, Binjai, dan bahkan sampai ke Pekanbaru maupun Aceh. Mereka menginap di hotel atau sejenis tempat penginapan lainnya. Berapa lah bagi mereka kalau menginap di hotel jika per hari mereka bisa mendapatkan Rp300 ribu sampai Rp500 ribu. Jadinya, kalau mereka sudah ke luar kota untuk mengemis, bisanya mereka berhari-hari dan sampai berminggu,” ujarnya.
Biasanya, lanjutnya, kalau sudah menjelang Lebaran, banyak para pengemis yang tinggal Kompleks Veteran Purnawirawan (Vetpur) A, beli sepeda motor baru dari hasil mengemis.
Yusman, warga sekitar mengatakan, pada saat bulan puasa ini para warga Kompleks Veteran Purnawirawan (Vetpur) A malah membawa anak-anaknya untuk turut mengemis juga.Yusman juga mengakui, bila menjelang Lebaran, para pengemis itu kebanyakan membeli sepeda motor baru untuk dipakai mudik.