Jabatannya memang kurang populer di masyarakat, nama dan wajahnya juga jarang sekali menghiasi media massa. Tetapi saat gelaranĀ pemilihan umum dimulai, maka kita akan sering mendengar nama dan lembaganya.
Menjabat sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Mulia Banurea mengaku tidak berambisi besar saat dirinya maju mencalonkan diri mengikuti seleksi menjadi salah satu komisioner di lembaga penyelenggara pemilu itun
Tetapi rupanya fakta berbicara lain, bahkan dirinya menduduki kursi nomor satu dari lima orang komisioner terpilih.
Itulah cerita singkat setelah tim sahur tiba dan membuka cerita tentang aktivitasnya yang belum setahun menangani dua proses pemilihan di Sumut, yakni Pileg dan Pilpres. Meskip masih terlalu dini hari, sekira pukul 03.30 WIB, dirinya terlihat tetap bersemangat menyambut tim dengan ramah.
āAyo, mari silahkan masuk. Beginilah rumah saya,ā ujarnya dengan nada merendah, seperti biasanya.
Melihat jam di telepon genggam sudah menunjukkan pukul 04.15 WIB, dari ruang tamu, tim diajak masuk lebih ke dalam menuju ruang tengah. Di ruangan itu sudah tersaji makanan sederhana yang menggugah selera. Ada ayam goreng, ikan mujahir goreng, telur sambal, dan sayur bayam. Tidak ketinggalan sambal belacan (terasi) superpedas kesukaan putra Pakpak ini. Meskipun tak sempat menghidangkan nasi Pelleng khas Dairi, menu makanan yuang ada membuat tim seperti berada di rumah sendiri.
Selesai makan, semuanya kembali ke ruang tamu melanjutkan perbincangan singkat dini hari menjelang subuh itu. Mulai lagi dari seputar pahit manisnya menjadi Ketua KPU. Sebab bagi orang biasa seperti kita, tentu tidak terlalu mementingkan siapa ketua KPU. Tetapi bagi mereka yang punya kepentingan politik, tentu namanya menjadi trending topic, sebab memutuskan siapa menjadi pemenang. Meski penentu sebenarnya adalah suara pemilih.
Mulia yang memulai karir pekerjaannya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di tanah kelahirannya, pria kelahiran Namonterep 15 Mei 38 tahun silam ini merupakan Komisioner termuda di KPU Sumut. Namun itu tidak menjadikannya minder atau takut menghadapi persoalan yang harus bias diselesaikan. Karena pengalamannya berorganisasi cukup membantunya dalam mengisi ruang dinamika perpolitikan di Sumut khususnya sebagai penyelenggara. Apalagi sekarang dirinya masih dipercaya menjadi Wakil Ketua KNPI Sumut.
āSaya berangkat dari organisasi pemuda seperti PMII dan GP Anshor. Kemudian bekerja sebagai Kepala KUA Kecamatan Berampu, Kabupaten Dairi, hingga pernah menjadi salah satu tim seleksi komisioner KPU Dairi di 2008 lalu. Dari situ saya tertarik untuk mengikuti seleksi KPU Sumut,ā ujarnya.
Soal menjaga sinergitas (hubungan baik) sesama komisioner, Mulia punya kiat tersendiri yang membuatnya tetap tenang dan rileks menghadapi persoalan yang masuk, terutama waktu gelaran pileg lalu. Dirinya memberikan kepercayaan kepada empat orang rekannya dalam mengerjakan sesuatu jika itu berkaitan dengan bidangnya. Selain itu, segala wacana yang masuk, kerap ia bicarakan bersama dengan rekannya sebelum mengambil keputusan. Dengan kata lain, istilahnya mengefektifkan seluruh potensi yang ada, termasuk dirinya sendiri.
āApapun itu, saya selalu diskusikan dengan kawan-kawan sebelum memutuskan. Jadi semua kami bekerja dan punya peran masing-masing,ā sebutnya.
Tetapi aktivitasnya yang padat selama masa pemilu berjalan, yang terkadang menyita waktu untuk berada di rumah, ternyata tidak ada masalah. Keharmonisan hubungan antara dirinya dan sang istri Latifah, tetap terjaga. Itu karena sejak berkenalan, dirinya sering membawa mantan pacarnya itu melihat bagaimana aktivitasnya bersama rekan-rekan satu organisasi. Baginya diskusi bersama teman hingga larut malam, sudah biasa. Itu kemudian dijelaskannya kepada sang istri.
āAlhamdulillah istri saya sudah mengerti. Karena sejak berkenalan dulu, saya sudah perlihatkan aktivitas saya berorganisasi. Malah kalau saya pulang cepat, istri saya heran dan curiga, apa ada masalah di luar,ā katanya santai tetapi serius.
Ayah dari Mufidah Karina Banurea dan Rizky Kirana Banurea inipun punya kiat agar tetap dipercaya untuk memegang amanah yang dipercayakan kepada kita. Tentunya ini cara bagaimana Mulia bisa menduduki beberapa jabatan penting dalam organisasinya. Yang paling penting baginya jangan ada maksud lain di luar tujuan utama, apalagi mengambil keuntungan pribadi memanfaatkan jabatan. Selanjutnya fokus terhadap pencapaian kesuksesan. Karena baginya kesuksesan adalah hal pokok dari suatu kegiatan. Inilah yang kemudian ingin diwujudkannya dalam setiap pemilihan umum.
āYang penting bagaimana satu acara itu bisa berjalan lancar dan sukses, itu dulu. Kalau sudah sukses, maka ada kepuasan batin di dalamnya. Selain itu, kita akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Begitu juga di KPU, yang terpenting, pemilu berjalan sukses. Soal pemenang, itu urusan lain,ā pungkasnya. (*)