MEDAN, SUMUTPOS.CO- Pemerintah Kota (Pemko) Medan resmi menutup kegiatan pasar murah, Selasa (14/7). Kegiatan yang sudah berlangsung sejak tanggal (15/6) lalu itu diperkirakan transaksinya mencapai sebesar Rp15 miliar.
Kepala Disperindag Medan, Syahrizal Arif mengatakan kegiatan pasar murah dilakukan di 151 titik di masing-masing Kecamatan. Transaksi penjualan barang kebutuhan pokok di pasar murah tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.“Kalau tahun lalu itu nilai transaksi mencapai lebih dari Rp14 miliar, tapi tahun ini meningkat mencapai Rp15 miliar, peningkatan transaksi ini terjadi terutama menjelang hari terakhir pasar murah,” ujarnya.
Dikatakannya, harga kebutuhan pokok yang dijual pada pasar murah 30 persen dibawah harga pasar. Dimana ia mencontohkan harga satu butir telur di pasar yang mencapai Rp1.200. Sementara itu, harga satu butir telur di pasar murah hanya Rp900.
Disebutkannya, selama penyelenggaraan pasar murah ini, Pemko Medan bekerjasama dengan distributor sehingga pasokan barang kebutuhan pokok aman hingga penutupan kegiatan.
Kebutuhan sembako seperti minyak makan, gula, telur tetap menjadi barang yang paling banyak diburu oleh masyarakat. “Karena harganya jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran,” imbuhnya.
Dia mengaku, setelah barang dibawa keluar dari gudang penyimpanan, maka barang tersebut sudah menjadi tanggungjawab pihak kelurahan. Hanya saja, pihaknya tetap melakukan pengawasan di lokasi titik pasar murah.“Memang sering ada yang bilang, kalau barang di pasar murah itu dibeli untuk dijual kembali. Tapi sejauh ini, anggota di lapangan belum ada menyampaikan laporan tersebut,” terangnya.
Dikatakan Syahrizal, anggaran untuk mensubsidi kebutuhan pokok selama kegiatan pasar murah menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) dengan nilai Rp4,5 miliar.
“Kalau anggaran secara menyeluruh itu mencapai Rp7 miliar, sama seperti anggaran tahun lalu. Memang ada yang menyebutkan bahwa biaya operasional terlalu besar, tapi biaya operasional yang mencapai Rp2 miliar itu dipergunakan untuk membayar honor seluruh pegawai yang terlibat di kegiatan pasar murah, termasuk kuli bongkar muat,” jelasnya. (dik/ila)
Di tempat terpisah, anggota Komisi C DPRD Medan, Rajudin Sagala mengatakan dirinya beberapa kali mendapat laporan dari masyarakat mengenai pelaksanaan kegiatan pasar murah yang kurang maksimal. “Ada yang bilang kalau pasar murah itu mulai buka siang hari, dan selalu kehabisan barang,” ujarnya.
Tentu yang menjadi pertanyaan Politisi PKS itu, kemana barang kebutuhan pokok yang harusnya dipajang di Pasar Murah. Apabila setiap hari selalu ada transaksi di gudang penyimpanan.”Ini yang masih kita cari tahu, apakah barang yang diambil dari gudang penyimpanan itu dijual kembali setelah diambil. Tentu ini tidak bisa dibiarkan karena kegiatan pasar murah itu untuk meringankan beban masyarakat, mudah-mudahan tahun depan penyelenggaraannya lebih baik,” terangnya. (dik/ila)