25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Keluhan Dibalas Omelan

Pasien Kecewa dengan Pelayanan RSU dr Pirngadi Medan

MEDAN- Keluhan pasien terhadap pelayanan di RSUD dr Pirngadi Medan masih terus terjadi. Bahkan, masih banyak pasien miskin yang terlantar di ruang kelas III RSUD dr Pirngadi Medan.

Seperti penuturan Hendra (30), warga Jalan Secanang Blok IV, Belawan, yang mengaku kecewa atas pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit kepada ibunya Rahimah (54). Menurut Hendra, sejak dirujuk ke rumah sakit milik Pemko Medan ini, ibunya tak pernah ditangani dokter.

“Kami hanya berusaha untuk menyembuhkan penyakit ibu, namun hasil yang kita dapat justru kekhawatiran yang tinggi. Pelayanannya lambat dan keluhan dari pasien malah direspon dengan omelan,” ungkapnya dengan kesal.
Dikatakan Hendra, sebelum dirujuk ke RSUD Pirngadi, kondisi ibunya sudah nampak membaik ketika dirawat oleh bidan di Belawan. Namun karena harus dilakukan USG terhadap kondisi jantungnya, akhirnya Rahimah dirujuk ke RSUD dr Pirngadi Medan.

Hal yang sama dikeluhkan Yus Lubis (38), warga Jalan Denai, Medan Denai. Diakuinya, selama dua minggu opname di RSUD dr Pirngadi Medan, keluarganya harus mondar mandir memanggil perawat untuk melihat keadaannya. “Kalau tidak bolak balik menjumpai perawat, mungkin tidak dilihat-lihat kondisi kesehatan kami,” keluhnya.

David, seorang keluarga pasien bernama Maksum (55), warga Medan Johor, juga mengeluhkan hal yang sama. Maksum yang awalnya berobat pada dokter umum karena ada gejala sakit pada bagian dada kanannya dianjurkan untuk berobat ke dokter ahli paru. “Karena dianjurkan begitu, lalu berobatlah Pak Maksum ke RSUD Pirngadi ini. Saat itu dia masih bisa dibawa naik sepeda motor, namun sekarang justru tidak bisa dibawa dengan sepeda motor lagi,” tuturnya.

David mengatakan, setelah bertemu dengan dokter, dokter tersebut memberikan resep obat tanpa menjelaskan tentang efek samping. “Sesudah resep diterima, tiba-tiba ada orang berseragam hijau-hijau menawarkan obat. Katanya obat yang ditawarkan orang bersegaram hijau-hijau itu lebih murah dari yang ditawarkan resep dokter,” cetusnya. Dilanjutkan David, setelah pulang dan meminum obat resep dokter, mulai muncul gejala air kencing dan BAB berwarna merah, nafsu makan berkurang, kondisi badan  lemas dan susah jalan.

“Sekarang, kami jadi bingung karena tak ada penjelasan dari dokter mengenai efek sampingnya. Kami stress, kenapa penyakitnya makin parah. Begitu kita minta klarifikasi Dirutnya tak mau,” ketusnya.

Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin saat dikonfirmasi mengenai rumah sakit yang tidak serius melayani pasien, membantah tudingan tersebut.

“Tidak benar itu. Pihak rumah sakit sudah maksimal melakukan kinerjanya. Walaupun tidak maksimal betul dan masih ada sedikit kekurangan, tapi kita tidak pernah mengabaikan pasien. Itu tidak benar, kalau memang ada orangnya, silahkan laporkan saja langsung ke kita,” terangnya.(jon)

Pasien Kecewa dengan Pelayanan RSU dr Pirngadi Medan

MEDAN- Keluhan pasien terhadap pelayanan di RSUD dr Pirngadi Medan masih terus terjadi. Bahkan, masih banyak pasien miskin yang terlantar di ruang kelas III RSUD dr Pirngadi Medan.

Seperti penuturan Hendra (30), warga Jalan Secanang Blok IV, Belawan, yang mengaku kecewa atas pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit kepada ibunya Rahimah (54). Menurut Hendra, sejak dirujuk ke rumah sakit milik Pemko Medan ini, ibunya tak pernah ditangani dokter.

“Kami hanya berusaha untuk menyembuhkan penyakit ibu, namun hasil yang kita dapat justru kekhawatiran yang tinggi. Pelayanannya lambat dan keluhan dari pasien malah direspon dengan omelan,” ungkapnya dengan kesal.
Dikatakan Hendra, sebelum dirujuk ke RSUD Pirngadi, kondisi ibunya sudah nampak membaik ketika dirawat oleh bidan di Belawan. Namun karena harus dilakukan USG terhadap kondisi jantungnya, akhirnya Rahimah dirujuk ke RSUD dr Pirngadi Medan.

Hal yang sama dikeluhkan Yus Lubis (38), warga Jalan Denai, Medan Denai. Diakuinya, selama dua minggu opname di RSUD dr Pirngadi Medan, keluarganya harus mondar mandir memanggil perawat untuk melihat keadaannya. “Kalau tidak bolak balik menjumpai perawat, mungkin tidak dilihat-lihat kondisi kesehatan kami,” keluhnya.

David, seorang keluarga pasien bernama Maksum (55), warga Medan Johor, juga mengeluhkan hal yang sama. Maksum yang awalnya berobat pada dokter umum karena ada gejala sakit pada bagian dada kanannya dianjurkan untuk berobat ke dokter ahli paru. “Karena dianjurkan begitu, lalu berobatlah Pak Maksum ke RSUD Pirngadi ini. Saat itu dia masih bisa dibawa naik sepeda motor, namun sekarang justru tidak bisa dibawa dengan sepeda motor lagi,” tuturnya.

David mengatakan, setelah bertemu dengan dokter, dokter tersebut memberikan resep obat tanpa menjelaskan tentang efek samping. “Sesudah resep diterima, tiba-tiba ada orang berseragam hijau-hijau menawarkan obat. Katanya obat yang ditawarkan orang bersegaram hijau-hijau itu lebih murah dari yang ditawarkan resep dokter,” cetusnya. Dilanjutkan David, setelah pulang dan meminum obat resep dokter, mulai muncul gejala air kencing dan BAB berwarna merah, nafsu makan berkurang, kondisi badan  lemas dan susah jalan.

“Sekarang, kami jadi bingung karena tak ada penjelasan dari dokter mengenai efek sampingnya. Kami stress, kenapa penyakitnya makin parah. Begitu kita minta klarifikasi Dirutnya tak mau,” ketusnya.

Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin saat dikonfirmasi mengenai rumah sakit yang tidak serius melayani pasien, membantah tudingan tersebut.

“Tidak benar itu. Pihak rumah sakit sudah maksimal melakukan kinerjanya. Walaupun tidak maksimal betul dan masih ada sedikit kekurangan, tapi kita tidak pernah mengabaikan pasien. Itu tidak benar, kalau memang ada orangnya, silahkan laporkan saja langsung ke kita,” terangnya.(jon)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/