25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Pengorekan Drainase Terbengkalai di Jalan Sekip

Warga Kelurahan Sekip, Medan Petisah mengeluhkan lumpur sisa korekan drainase tidak kunjung diangkat. Padahal, pengorekan drainase sudah dilakukan tiga bulan lalu oleh Dinas Bina Marga Kota Medan.

Amatan Sumut Pos, di Jalan Sekip Ujung, tampak ada tumpukan tanah hitam yang bercampur plastik dan batu. Tanah itu menumpuk tepat di pinggir jalan. Kelihatannya jorok dan sudah mengeras. Bahkan, tumpukan itu bisa ditemui hampir di sepanjang jalan tersebut.

“Kondisi ini sudah hampir tiga bulan. Pengorekan drainase di Jalan Sekip Ujung tidak selesai juga dikerjakan. Akibatnya warga sulit mengeluarkan kenderaan dari dalam rumah,” kata seorang pegawai pegawai toko yang berada di Jalan Sekip Medan, Romi.

Ditemui, Sabtu (11/8), Romi mengakui, sering melihat pengendara sepeda motor dan mobil terjerebab dalam tumpukan sisa-sisa korekan. Alhasil, sepeda motornya jorok dan membuat kemacetan jalan karena harus mengeluarkan kendaraan.

Sebagai warga yang setiap hari melihat kondisi tersebut, dia berharap Pemko Medan, khususnya Dinas Bina Marga segera menyelesaikan pengerjaan pengorekan drainase di Jalan Sekip. Sehingga, tidak menghambat aktifitas warga.

“Semenjak dilakukan pengorekan drainase. Para konsumen yang hendak berbelanja ke toko juga resah. Karena parkir mobilnya agak ke tengah jalan dan bisa menyebabkan kemacetan jalan,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan warga lainnya, Albert. Menurut dia, pengorekan drainase yang dilakukan mulai Juni 2012 belum selesai dilakukan. “Kami saja bingung kenapa pengorekan drainase lambat kali selesainya, seharusnya sebagai kota besar. Kota Medan bisa menjadi kota terbaik dari kota-kota lainnya di Sumut,” ujarnya.  Apalagi, bebernya, Kota Medan merupakan kota yang telah mampu meraih piala Adipura untuk klas kota metropolitan. Tapi, kenyataannya masih ada juga pengorekan yang meresahkan warga akibat tidak cepat diselesaikannya.

“Saya heran, kalau saja dikorek langsung lumpurnya diangkut pastinya tak ada masalah. Tapi sekarang ini dibiarkan sampai berbulan-bulan, bisa-bisa jalanan macet dan warga yang sudah membuka dagangan semakin sepi dikunjungi pembelinya,” sebutnya.

Lebih lanjut, dia menyatakan, sebenarnya warga sudah sampaikan keluhan ini kepada kepala lingkungan. Tapi, belum ada juga tindak lanjutnya hingga kini. (omi)

Warga Kelurahan Sekip, Medan Petisah mengeluhkan lumpur sisa korekan drainase tidak kunjung diangkat. Padahal, pengorekan drainase sudah dilakukan tiga bulan lalu oleh Dinas Bina Marga Kota Medan.

Amatan Sumut Pos, di Jalan Sekip Ujung, tampak ada tumpukan tanah hitam yang bercampur plastik dan batu. Tanah itu menumpuk tepat di pinggir jalan. Kelihatannya jorok dan sudah mengeras. Bahkan, tumpukan itu bisa ditemui hampir di sepanjang jalan tersebut.

“Kondisi ini sudah hampir tiga bulan. Pengorekan drainase di Jalan Sekip Ujung tidak selesai juga dikerjakan. Akibatnya warga sulit mengeluarkan kenderaan dari dalam rumah,” kata seorang pegawai pegawai toko yang berada di Jalan Sekip Medan, Romi.

Ditemui, Sabtu (11/8), Romi mengakui, sering melihat pengendara sepeda motor dan mobil terjerebab dalam tumpukan sisa-sisa korekan. Alhasil, sepeda motornya jorok dan membuat kemacetan jalan karena harus mengeluarkan kendaraan.

Sebagai warga yang setiap hari melihat kondisi tersebut, dia berharap Pemko Medan, khususnya Dinas Bina Marga segera menyelesaikan pengerjaan pengorekan drainase di Jalan Sekip. Sehingga, tidak menghambat aktifitas warga.

“Semenjak dilakukan pengorekan drainase. Para konsumen yang hendak berbelanja ke toko juga resah. Karena parkir mobilnya agak ke tengah jalan dan bisa menyebabkan kemacetan jalan,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan warga lainnya, Albert. Menurut dia, pengorekan drainase yang dilakukan mulai Juni 2012 belum selesai dilakukan. “Kami saja bingung kenapa pengorekan drainase lambat kali selesainya, seharusnya sebagai kota besar. Kota Medan bisa menjadi kota terbaik dari kota-kota lainnya di Sumut,” ujarnya.  Apalagi, bebernya, Kota Medan merupakan kota yang telah mampu meraih piala Adipura untuk klas kota metropolitan. Tapi, kenyataannya masih ada juga pengorekan yang meresahkan warga akibat tidak cepat diselesaikannya.

“Saya heran, kalau saja dikorek langsung lumpurnya diangkut pastinya tak ada masalah. Tapi sekarang ini dibiarkan sampai berbulan-bulan, bisa-bisa jalanan macet dan warga yang sudah membuka dagangan semakin sepi dikunjungi pembelinya,” sebutnya.

Lebih lanjut, dia menyatakan, sebenarnya warga sudah sampaikan keluhan ini kepada kepala lingkungan. Tapi, belum ada juga tindak lanjutnya hingga kini. (omi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/