MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sumatera Utara (Sumut) sedang penuh agenda, mulai pembangunan berbagai infrastruktur di Medan, persiapan PON XXI Aceh-Sumut hingga Pilkada serentak November 2024.
Kondisi Kamtibmas pun sedang ramai dengan kasus Narkoba serta begal dan genk motor. Di tengah keadaan itu Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) berganti, yang kini dijabat Irjen Whisnu Hermawan Februanto, menggantikan Komjen Imam Setya Effendi yang ditarik menjadi Perwira Tinggi Bareskrim Polri.
“Beliau (Kapolda baru) agaknya memang dipersiapkan untuk menghadapi kondisi Sumut di tengah berbagai agenda saat ini,” kata Ketua Umum Pemuda Mitra Kamtibmas (PMK) Sumut, Rajamin Sirait, dalam wawancara di Medan, Rabu (14/8).
Rajamin mengatakan Mabes Polri pasti sudah mengetahui siapa perwira tinggi terbaik untuk ditempatkan di Sumut. Apalagi, selama ini Polda Sumut adalah yang terbaik di Indonesia, maka tentunya mesti dipimpin Jenderal Polisi terbaik pula. “Karena itu, persiapannya pasti sudah dibuat sedemikian rupa untuk Irjen Whisnu Hermawan sebagai Kapolda Sumut,” jelasnya.
Dia sendiri sudah mengetahui beberapa bulan sebelum Irjen Whisnu Hermawan ditunjuk menjadi Kapolda Sumut. Saat itu Rajamin bertemu Wakapolri Komjen Agus Andrianto yang memberitahu sekaligus mengenalkan Irjen Whisnu Hermawan yang juga hadir dalam pertemuan tersebut. “Pak Agus menyampaikan bahwa Irjen Whisnu bakal menjadi Kapolda Sumut,” ungkapnya.
Rajamin mengemukakan masyarakat Sumut perlu mendukung Kapolda Irjen Whisnu Hermawan, mengingat padatnya agenda di tengah kondisi Kamtibmas saat ini. “Polisi tidak bisa bekerja sendiri, karena itu perlu dukungan dengan menumbuhkan serta meningkatkan perpolisian di masyarakat, supaya Kamtibmas di Sumut terjaga dan berbagai agenda besar mulai PON Aceh-Sumut dan Pilkada Serentak berlangsung dengan baik serta sukses,” tuturnya.
Menurutnya, meningkatnya sikap perpolisian masyarakat merupakan sumbangan besar untuk menjaga Kamtibmas di Sumut. Rajamin menceritakan sikap itu pula yang membuat Malaysia dan Singapura relatif aman. Masyarakat di sana mempunyai kesadaran untuk membantu pemerintah, dalam hal ini kepolisian, menciptakan keamanan dan ketertiban dengan membuat terang sekitar rumah, perkantoran dan pabrik saat malam dengan menyalakan lampu-lampu, selain memasang CCTV untuk mengawasi lingkungan masing-masing.
“Sikap itu membuat kedua negara itu menjadi relatif aman, kalaupun terjadi tindak kriminal paling lama dalam tempo dua minggu terungkap kasusnya, karena ada kesaksiaan dan rekaman CCTV dari masyarakat yang membantu pengungkapannya,” katanya.
Masyarakat Sumut, kata Rajamin Sirait, perlu meniru sikap masyarakat di kedua negara tetangga itu, mengingat di daerah ini masih banyak rumah dan perkantoran maupun pabrik dibiarkan gelap kala malam hari, selain jarang pula memasang CCTV. “Makanya kalau ada tindak kriminal, seperti aksi begal maupun tawuran genk motor, polisi butuh waktu lebih lama untuk mengungkap kasusnya,” kata Rajamin.
Dia mengemukakan sikap perpolisian masyarakat perlu dipupuk sejak usia dini. Ini merupakan pendidikan tentang menjadi polisi bagi diri sendiri di kalangan pelajar, bahkan menjadi lifestyle yang akan menular ke banyak orang.
Sikap perpolisian masyarakat ini akan menunjukkan perlunya pendidikan tentang etika dan sopan santun di sekolah, seperti mengucapkan terima kasih, tanggung jawab terhadap kebersihan lingkugan dan menghormati orang lain.
Sikap ini akan terbawa sampai dewasa sehingga dapat menolak semua pelanggaran etika, moral maupun tindak kriminal di masyarakat. Masyarakat pun akan menjadi polisi bagi dirinya sediri dan lingkungannya.
Selain itu, Rajamin juga mengingatkan pihak kepolisian untuk memasang slogan “parhobas” guna mendukung logo “toba” yang sudah digunakan selama ini.
Slogan ini merupakan upaya pendekatan kultural dari polisi di Sumut. “Parhobas” berarti pelayan dalam adat Batak, tetapi ini bukan istilah merendahkan, melainkan penghormatan. “Karena hanya orang pilihan yang bisa menjadi “parhobas”, maksudnya tidak semua orang bisa memberikan pelayanan, tetapi polisi adalah orang istimewa yang terpilih untuk memberikan pelayanan dan mengayomi masyarakat,” ungkapnya.
Rajamin menambahkan simpati dan empati masyarakat terhadap polisi sebagai “parhobas” akan membuat Kamtibmas di Sumut terjaga baik di tengah agenda besar PON Aceh-Sumut dan Pilkada Serentak 2024.
Agenda besar PON Aceh Sumut mesti sukses, dimana para atlet beserta rombongannya dan para pengunjung akan puas datang kemari, sebagaimana para atlet dan pengunjung Olimpiade di Paris, Perancis, barusan. Mereka akan rindu untuk datang berwisata ke Sumut lagi sebagai wisatawan suatu hari nanti sehingga menguntungkan bagi perekonomian daerah.
Pilkada Serentak 2024 di Sumut juga akan berlangsung baik, mengingat Pilkada-Pilkada sebelumnya selalu berlangsung baik dan damai. Untuk itu, polisi bersama masyarakat perlu menjaga suhu politik yang memanas tetap bisa terkendali.
“Mudah-mudahan kerjasama baik antara polisi dan masyarakat terus terjaga supaya kondisi Kamtibmas di Sumut senantiaa terkendali baik,” tegas Rajamin.
Pengusaha dan tokoh pemuda Sumut itu berpesan Kapolda Whisnu Hermawan sudah menunjukkan upaya-upaya baik bertugas di sini, dengan mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat, termasuk tokoh pers. “Ini menunjukkan polisi tidak ingin bekerja sendirian, mereka butuh dukungan masyarakat,” katanya.
Rajamin pun mengemukakan pihaknya di PMK Sumut pun siap berdiskusi dengan Kapolda Whisnu Hermawan jika memang diperlukan. “Mungkin diskusi itu tak mesti dilakukan di tempat lain, bisa saja di markas Polda Sumut sambil makan nasi bungkus, sederhana saja tapi menunjukkan kita saling mendukung untuk menjaga daerah ini tetap aman,” pungkas Rajamin. (ila)