letterater.com, Jejaring Sosial Bagi Para Penulis
Lingkaran merah dihiasi tanda lebih kecil berwarna hitam di sisi kanan layaknya karakter game ‘pac-man’ menjadi logo, diikuti tulisan letterater dalam warna merah dan hitam. Lebih ke kanan, ada tiga versi akses pilihan yaitu mobile, blackberry dan android.
Indra Juli, Medan
Selanjutnya, email dan kata sandi yang harus diisi untuk masuk. Tampilan di atas akan ditemui saat mengklik www.letterater.com pada personal computer (PC). Di bahagian kedua, logo tadi pun tampil dalam ukuran yang lebih besar disertai tulisan menulis. Diikuti form data diri seperti Nama Lengkap, Nama Pena, Alamat E-Mail, Ulangi Alamat E-mail, Kata Sandi, Ulangi Kata Sandi, Jenis Kelamin, Tanggal Lahir, yang harus diisi untuk mendaftar sebagai pengguna atau user. Apa yang kerap kita temui pada situs jejaring sosial lainnya seperti friendster, facebook, dan twitter. Namun bila diperhatikan, ada yang berbeda dari jejaring sosial ini.
Ya, perbedaan itu dapat dilihat di bagian atas form pendaftaran tercantum Tulisan Terbaru dengan lima judul tulisan diikuti foto penulisnya. Begitu juga di bagian bawah ditampilkan nama dan foto para ‘Penulis Terbaru’. Penggunaan warna merah, hitam, putih, dan abu-abu membuat halaman tadi lebih simpel, membantu perhatian lebih fokus pada apa yang ingin dicari.
Setelah login, akan tampil ‘Garafik Tulisan Populer’ yang diikuti lima judul tulisan dan foto penulisnya pada halaman beranda. Berikut penilaian masing-masing tulisan yang dilihat dari pembaca, like, komentar, juga kutipan. Di bawahnya ada tampilan dari satu ‘Tulisan Terpopuler’. Di sisi kanan, ditampilkan pula referensi bacaan dalam ‘Karya Hari Ini’, diikuti dengan ‘Tulisan Kelima’ yang menampilkan tulisan ke lima dari pengguna dalam satu hari. Di bagian bawah ada juga informasi kegiatan dalam ‘Agenda’.
Selain halaman beranda ada halaman Penulis, Katalog, dan Akun dengan tampilan yang berbeda pula. Tidak seperti halaman profile pada facebook, di halaman Penulis tidak ada postingan yang menyesakkan. Selain data penulis, juga tercantum statistic tulisan dan total tulisan yang sudah dibuat. Untuk tulisan sendiri dibagi dalam beberapa kategori yaitu cerita pendek (cerpen), esai, pantun, puisi, resensi buku, dan resensi film.
Kita juga dapat menumpahkan unek-unek dengan mengisi kolom celoteh, layaknya update status pada facebook atau tweeter. Daftar teman juga dapat di lihat di sisi kanan atas, teman yang sedang online, juga pembaca dari tulisan yang dibuat. Di halaman Katalog, kita dapat melihat aktivitas dari seluruh teman kita seperti halnya halaman wall pada facebook. Untuk editing data pribadi atau keluar dapat dilakukan dengan mengklik Akun di pojok kanan atas.
Seperti disampaikan Bambang Saswanda Harahap (25), seorang pendiri letterater.com saat ditemui di Sekretariat Komplek Perumahan Mobil Oil Jalan Dr Mansyur III Blok C Nomor 4a Medan beberapa waktu lalu, portal jejaring sosial ini memang ditujukan sebagai wadah bagi para penulis dan ketertarikan dengan kegiatan menulis. Mengingat besarnya potensi dalam karya tulis baik dalam bentuk cerpen maupun puisi yang tidak terakomodir dengan baik.
Untuk itu, bersama Palit Hanafi Lubis, sejak Maret lalu mereka menyiapkan logika dan kerangka bangunan yang sesuai untuk diwujudkan dalam sebuah jejaring sosial. Usaha itu pun membuahkan hasil pada Mei dengan tampilan pertama yang disempurnakan pada Agustus awal. “Ada penyesuaian logo, nama, dan penambahan content. Awalnya namanya itu paragraph lalu berganti spasi dan terakhir letterater. Sesuai dengan latter yang artinya literature dan rate yaitu peringkat,” beber Bambang.
Sehubungan dengan itu letterater.com melakukan pemisahan kontai tulisan sesuai dengan ketertarikan pengguna. Apa itu puisi, cerpen, puisi, esay, resensi film juga resensi buku. Tidak seperti jejaring sosial lainnya, dimana tulisan-tulisan tadi hanya pengisi halaman yang ada. Pada letterater.com justru mendorong pengguna internet untuk lebih produktif dan lebih bernilai positif.
Hal itu dengan memberi penghargaan atau reward, baik dalam bentuk apresiasi dan sesuatu yang komersial. Setiap tulisan nantinya akan diberikan penilaian dari coment, like, juga kutipan yang didapat. Tulisan yang bernilai tinggi akan ditampilkan pada grafik tulisan popular di halaman depan. Bagi penulis yang memposting minimal lima tulisan dalam satu hari akan ditampilkan dalam grafik Penulis Terproduktif.
Tidak berhenti sampai di situ, evaluasi yang dilakukan setiap enam bulannya akan menyaring karya tulisan terbaik untuk diterbitkan dalam bentuk buku. Hal ini dilakukan dalam upaya menciptakan model bisnis baru dalam khasanah dunia sastra dan budaya. “Selama ini tulisan-tulisan itu hanya menjadi pajangan tanpa dapat menghasilkan sesuatu bagi penulisnya. Nah di sini kita mencoba mewujudkan apa yang disebut dengan sumberdaya dunia maya. Ini akan menjadi motivasi bagi putra bangsa untuk menghasilkan karya-karya berkualitas,” tambahnya.
Di lain sisi, penggarapan konten yang dimulai dari nol membuktikan potensi lokal tak kalah dengan Pulau Jawa yang selama ini menjadi acuan teknologi informasi di tingkat nasional atau pun Amerika Serikat di tingkat dunia. Hal itu dapat kita lihat dari konten pada data diri, maupun grafis tulisan yang bernuansa Indonesia. “Banyak konten yang dibuat dengan copy-paste dari situ yang sudah ada. Tapi setiap konten di letterater.com ini kita garap mulai dari nol,” tegas desaigner letterater.com Yosua Topandu, mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta ternama di Kota Medan.
Tidak tanggung-tanggung, sejak dipublis Juni lalu, letterater.com mendapat apresiasi positif dari pengguna internet. Dalam 60 hari berhasil mencatat peringkat 1.886.000 di seluruh dunia dan peringkat 18.587 di Indonesia yang paling banyak dikunjungi. Hingga tulisan ini diturunkan sudah tercatat 1.200 user dengan 2.800 konten yang masih terus dikembangkan. Seperti akses via mobile, blackberry, dan android.
Keberhasilan dan misi yang diemban tadi pun diikuti dengan pegelolaan yang professional. Palit Hanafi Lubis, Bambang Saswanda Harahap, dan Yosua Topandu dibantu Rodhiah Khalid sebagai marketing dan keuangan, juga Bambang Riyanto sebagai sumber daya konten terus melakukan pengembangan dengan merangkul pihak-pihak sponsor. Mengingat beberapa kendala klasik sebelum peluncuran resmi yang akan dilaksanakan Januari 2012 mendatang. (*)