25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

RSUD Bachtiar Djafar Belum Punya Dokter Bedah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – RSUD Tipe C Medan Labuhan yang kini bernama RSUD Bachtiar Djafar, direncanakan beroperasi pada November 2022 mendatang. Namun hingga saat ini, rencana pengoperasian tersebut masih terkendala sumber daya manusia (SDM) yang belum memadai.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan, dr Taufik Ririansyah mengatakan, RSUD Bachtiar Djafar memang belum memiliki SDM yang mencukupi, khususnya dokter bedah. Hal itu disampaikannya bersama Direktur RSUD Bachtiar Djafar, Irlyan Saputra, di hadapan Anggota Komisi 2 DPRD Medan, saat menggelar Rapat Dengar Pendapat di Gedung DPRD Medan, Selasa (13/9) lalu.

Berbagai masalah pun terungkap dalam rapat pembahasan P-APBD 2022 yang dipimpin Ketua Komisi 2, Sudari, didampingi Wakil Ketua Komisi Surianto, dan anggota Janses Simbolon tersebut.

Menurut Taufik, terkait kendala tersebut, pihaknya membutuhkan dukungan dewan untuk percepatan operasional Rumah Sakit Tipe C milik Pemko Medan itu.

“Saat ini kami terus mematangkan sejumlah persiapan dan butuh dukungan dewan,” ungkap Taufik.

Sementara itu, terkait kondisi terkini RSUD Bachtiar Djafar, Irlyan menjelaskan, saat ini masih ada proses pengerjaan pembangunan fisik gedung, peruntukan akses keluar masuk pasien rawat inap.

“Menurut Dinas Perkim, pengerjaan akan rampung akhir Oktober 2022. Berarti November baru bisa beroperasi,” tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, untuk idealnya, RSUD Bachtiar Djafar yang memiliki 100 tempat tidur masih kekurangan para tenaga medis. Baik untuk tenaga perawat, bidan, dan dokter umum serta spesialis.

“Kami masih banyak membutuhkan tenaga medis, seperti perawat, bidan, dan dokter. Saat ini kami sedang koordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKDPSDM) Pemko Medan, untuk penambahan tenaga SDM,” beber Irlyan.

Bukan itu saja, menurut Irlyan, terkait izin operasional rumah sakit tersebut, hingga saat ini juga belum ada.

“Memang, terkait izin operasional sangat berhubungan dengan kekurangan tenaga medis. Bila tenaga medis sudah memadai dan cukup sesuai aturan, maka izin operasional dapat segera diterbitkan,” jelasnya.

Yang menjadi kendala utama saat ini, lanjutnya, yakni masalah kebutuhan dokter spesialis.

“Hingga saat ini, belum ada penempatan dokter spesialis ahli bedah di RSUD Bachtiar Djafar. Kami kesulitan, hingga saat ini belum mendapat dokter ahli bedah,” beber Irlyan.

Bukan itu saja, menurut Irlyan, terkait dokter umum, pun saat ini RSUD Bachtiar Djafar masih sangat membutuhkan dan masih kekurangan.

“Hal ini tetap kami koordinasikan, kepada BKDPSDM,” ujarnya lagi.

Atas semua kekurangan itu, Irlyan hanya mampu menyebutkan dan memprediksi, RSUD Bachtiar Djafar diperkirakan dapat beroperasi pada awal November 2022.

“Namun, kami tetap butuh dukungan, demi percepatan operasional dan pelayanan kesehatan nantinya dapat berjalan maksimal,” harapnya.

Menyikapi pengakuan Kepala Dinkes Kota Medan dr Taufiq Ririansyah dan Direktur RSUD Bachtiar Djafar dr Irlyan Saputra, Ketua Komisi 2, Sudari meminta kedua pimpinan itu agar terus memantau perkembangan dan berusaha memenuhi kebutuhan tenaga SDM dan kekurangan lainnya.

Menurut Sudari, pengoperasian RSUD Bachtiar Djafar sangat dinanti masyarakat. Dia berharap, ketika sudah beroperasi, rumah sakit tersebut dapat berjalan maksimal sesuai harapan masyarakat.

“Pihak manajemen rumah sakit harus mampu memberikan pelayanan kesehatan sesuai program Wali Kota Medan, yakni menjadikan Medan wisata kesehatan (Medical Tourism),” jelasnya.

Bahkan, dari hasil rapat pembahasan, Komisi 2 merekomendasikan agar BKDPSDM Kota Medan bisa segera melakukan penambahan tenaga SDM di RSUD Bachtiar Djafar itu.

“Sebab hal itu sangat penting dan mendesak,” kata Sudari.

Begitu juga dengan pendapat Wakil Ketua Komisi, Surianto. Politisi Partai Gerindra itu, berharap, agar pihak manajemen rumah sakit dapat mempersiapkan segala kebutuhan operasional.

“Masyarakat menunggu percepatan operasional rumah sakit, segala kebutuhan harus segera dilengkapi. Jangan sampai ratusan pegawai di sana makan gaji buta,” tegasnya.

Sementara itu, Janses Simbolon, mendesak agar RSUD Bachtiar Djafar bisa segera ber- operasi, mengingat kebutuhan masyarakat Kota Medan wilayah utara, sangat mendesak.

“Kami tetap mendukung pihak manajemen. Kendala dan kebutuhan apa yang perlu untuk kelengkapan rumah sakit, kami siap bantu dan mendukung penuh,” pungkasnya. (map/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – RSUD Tipe C Medan Labuhan yang kini bernama RSUD Bachtiar Djafar, direncanakan beroperasi pada November 2022 mendatang. Namun hingga saat ini, rencana pengoperasian tersebut masih terkendala sumber daya manusia (SDM) yang belum memadai.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan, dr Taufik Ririansyah mengatakan, RSUD Bachtiar Djafar memang belum memiliki SDM yang mencukupi, khususnya dokter bedah. Hal itu disampaikannya bersama Direktur RSUD Bachtiar Djafar, Irlyan Saputra, di hadapan Anggota Komisi 2 DPRD Medan, saat menggelar Rapat Dengar Pendapat di Gedung DPRD Medan, Selasa (13/9) lalu.

Berbagai masalah pun terungkap dalam rapat pembahasan P-APBD 2022 yang dipimpin Ketua Komisi 2, Sudari, didampingi Wakil Ketua Komisi Surianto, dan anggota Janses Simbolon tersebut.

Menurut Taufik, terkait kendala tersebut, pihaknya membutuhkan dukungan dewan untuk percepatan operasional Rumah Sakit Tipe C milik Pemko Medan itu.

“Saat ini kami terus mematangkan sejumlah persiapan dan butuh dukungan dewan,” ungkap Taufik.

Sementara itu, terkait kondisi terkini RSUD Bachtiar Djafar, Irlyan menjelaskan, saat ini masih ada proses pengerjaan pembangunan fisik gedung, peruntukan akses keluar masuk pasien rawat inap.

“Menurut Dinas Perkim, pengerjaan akan rampung akhir Oktober 2022. Berarti November baru bisa beroperasi,” tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, untuk idealnya, RSUD Bachtiar Djafar yang memiliki 100 tempat tidur masih kekurangan para tenaga medis. Baik untuk tenaga perawat, bidan, dan dokter umum serta spesialis.

“Kami masih banyak membutuhkan tenaga medis, seperti perawat, bidan, dan dokter. Saat ini kami sedang koordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKDPSDM) Pemko Medan, untuk penambahan tenaga SDM,” beber Irlyan.

Bukan itu saja, menurut Irlyan, terkait izin operasional rumah sakit tersebut, hingga saat ini juga belum ada.

“Memang, terkait izin operasional sangat berhubungan dengan kekurangan tenaga medis. Bila tenaga medis sudah memadai dan cukup sesuai aturan, maka izin operasional dapat segera diterbitkan,” jelasnya.

Yang menjadi kendala utama saat ini, lanjutnya, yakni masalah kebutuhan dokter spesialis.

“Hingga saat ini, belum ada penempatan dokter spesialis ahli bedah di RSUD Bachtiar Djafar. Kami kesulitan, hingga saat ini belum mendapat dokter ahli bedah,” beber Irlyan.

Bukan itu saja, menurut Irlyan, terkait dokter umum, pun saat ini RSUD Bachtiar Djafar masih sangat membutuhkan dan masih kekurangan.

“Hal ini tetap kami koordinasikan, kepada BKDPSDM,” ujarnya lagi.

Atas semua kekurangan itu, Irlyan hanya mampu menyebutkan dan memprediksi, RSUD Bachtiar Djafar diperkirakan dapat beroperasi pada awal November 2022.

“Namun, kami tetap butuh dukungan, demi percepatan operasional dan pelayanan kesehatan nantinya dapat berjalan maksimal,” harapnya.

Menyikapi pengakuan Kepala Dinkes Kota Medan dr Taufiq Ririansyah dan Direktur RSUD Bachtiar Djafar dr Irlyan Saputra, Ketua Komisi 2, Sudari meminta kedua pimpinan itu agar terus memantau perkembangan dan berusaha memenuhi kebutuhan tenaga SDM dan kekurangan lainnya.

Menurut Sudari, pengoperasian RSUD Bachtiar Djafar sangat dinanti masyarakat. Dia berharap, ketika sudah beroperasi, rumah sakit tersebut dapat berjalan maksimal sesuai harapan masyarakat.

“Pihak manajemen rumah sakit harus mampu memberikan pelayanan kesehatan sesuai program Wali Kota Medan, yakni menjadikan Medan wisata kesehatan (Medical Tourism),” jelasnya.

Bahkan, dari hasil rapat pembahasan, Komisi 2 merekomendasikan agar BKDPSDM Kota Medan bisa segera melakukan penambahan tenaga SDM di RSUD Bachtiar Djafar itu.

“Sebab hal itu sangat penting dan mendesak,” kata Sudari.

Begitu juga dengan pendapat Wakil Ketua Komisi, Surianto. Politisi Partai Gerindra itu, berharap, agar pihak manajemen rumah sakit dapat mempersiapkan segala kebutuhan operasional.

“Masyarakat menunggu percepatan operasional rumah sakit, segala kebutuhan harus segera dilengkapi. Jangan sampai ratusan pegawai di sana makan gaji buta,” tegasnya.

Sementara itu, Janses Simbolon, mendesak agar RSUD Bachtiar Djafar bisa segera ber- operasi, mengingat kebutuhan masyarakat Kota Medan wilayah utara, sangat mendesak.

“Kami tetap mendukung pihak manajemen. Kendala dan kebutuhan apa yang perlu untuk kelengkapan rumah sakit, kami siap bantu dan mendukung penuh,” pungkasnya. (map/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/