32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Pemko Medan Tak Ubah Ornamen Khas Melayu Tiga Gapura Batas Kota

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rencana revitalisasi tiga Gapura Batas Kota Medan, yakni Gapura Kampunglalang, Gapura Amplas, dsn Gapura Tuntungan menjadi perhatian sejumlah pihak, terutama tokoh Melayu di Kota Medan. Sebab, gapura-gapura di Batas Kota Medan dan Deliserdang tersebut kental dengan nuansa dan ornamen khas Melayu yang menjadi ciri khas dan ikon Kota Medan.

Sementara itu, Pemko Medan melalui Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (PKPPR) Kota Medan, Endar Sutan Lubis, mengaku tidak akan menghilangkan ciri khas Melayu pada setiap Gapura Batas Kota yang saat ini tengah dikerjakan oleh pihak kontraktor.

Hanya saja, Pemko Medan memastikan bahwa desain yang ditampilkan akan lebih modern dari desain sebelumnya yang hanya sekadar tugu biasa.  “Jadi nantinya nggak sekadar tugu lagi, tapi ada pedestriannya, lebih diindahkan, dirapikan, begitu. Jadi begitu masuk Kota Medan, kesannya gak kumuh lagi. Gak sebatas tonggak ucapan selamat datang, tapi orang-orang bisa duduk dan nyantai di sana,” ucap Endar.

Dikatakan Endar, apabila Gapura tersebut sudah selesai dibangun, maka bentuknya akan jauh berbeda dari Gapura sebelumnya. Namun tentunya, dengan tidak menghilangkan ornamen Melayunya.

“Mungkin nanti berupa relif-relif, gak seperti rumah-rumah gitu (model gapura sebelumnya),” ujarnya meyakinkan.

Mengenai masukan dari berbagai pihak yang meminta Pemko Medan agar tidak menghilangkan ornamen Melayu pada gapura yang direvitalisasi, Endar pun menyarankan pihak-pihak terkait untuk melihat miniatur bentuk Gapura yang akan direvitalisasi tersebut ke kantornya.

“Kita bongkar gapura itu terus menghilangkan identitas Melayu, ya tidak seperti itu pemikirannya. Kita kan mau menata supaya lebih indah. Masak sekelas kota metropolitan batas kotanya seperti itu. Jelasnya, nanti gapura selamat datang ada ruang terbuka publiknya,” pungkasnya.

Tokoh Melayu Kota Medan, Dr. H. Sakhyan Asmara MSP alias Datuk Wangsa Diraja, mengatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemko) Medan di bawah kepemimpinan Wali Kota Medan, Bobby Nasution tidak boleh menghilangkan akar sosiologis Melayu di Kota Medan.

Sakhyan mengaku tidak mempermasalahkan revitalisasi ketiga Gapura Batas Kota tersebut. Dengan catatan, Pemko Medan harus membangun Gapura yang lebih baik dan tetap membuat Gapura tersebut sebagai Gapura Batas Kota bernuansa Melayu.

Dikatakan Sakhyan, menghapus ornamen Melayu di Gapura Batas Kota adalah bentuk penghapusan akar sosiologis di Kota Medan. Sementara, suku Melayu merupakan suku asli atau suku tempatan Kota Medan. Hal itu pun telah dipertegas oleh sejumlah bukti yang ada, salah satunya bangunan-bangunan Heritage peninggalan kerajaan Melayu di Kota Medan.

“Oleh karena itu, kita berharap Pemko Medan tetap memasukkan ornamen Melayu pada Gapura-gapura Batas Kota yang akan direvitalisasi sebagai bentuk penghormatan terhadap suku Melayu,” ucapnya.

Tak cuma Gapura Batas Kota, Sakhyan Asmara juga berharap agar Pemko Medan juga membuat nuansa Melayu di setiap Gapura kecamatan hingga kelurahan. “Gapura batas kecamatan dan kelurahan juga harus dibangun dengan ornamen melayu. Kota Medan memang kota multi etnis, namun akar sosiologis Kota Medan adalah suku Melayu,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Medan, H. Rajudin Sagala, meminta Pemerintah Kota (Pemko) Medan untuk benar-benar dapat membangun kembali tiga Gapura Batas Kota di tiga titik perbatasan Kota Medan yang saat ini tengah direvitalisasi dengan baik.

Tak cuma membangun dengan baik, Rajudin juga berharap agar Pemko Medan melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (PKPPR) dapat membangun kembali Gapura Batas Kota tersebut dengan mempertimbangkan aspek sejarah, budaya dan adat istiadat di Kota Medan.

“Saya sudah mendengar bahwa saudara-saudara kita dari suku Melayu di Kota Medan berharap agar Gapura tersebut dapat dibangun kembali dengan tidak menghilangkan akar sosiologis Melayu di Kota Medan. Intinya di Gapura yang baru nanti, tetap ada ornamen Melayu yang disematkan sebagai ciri khas Kota Medan,” ucap Rajudin kepada Sumut Pos, Jumat (14/10/2022).

Dikatakan Rajudin, apa yang disampaikan tokoh-tokoh melayu di Kota Medan tersebut sangat layak untuk direalisasikan.”Alhamdulillah saya juga dengar statement Kadis PKPPR yang mengatakan bahwa ornamen Melayu tidak akan dihapus di tiga Gapura yang sedang direvitalisasi itu. Semoga ini benar-benar terwujud, kita berharap semoga pembangunannya sesuai harapan,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, rencana revitalisasi tiga Gapura Batas Kota Medan, yakni Gapura Kampunglalang, Gapura Amplas, dan Gapura Tuntungan menjadi perhatian sejumlah pihak, terutama tokoh Melayu di Kota Medan. Sebab, Gapura-gapura di Batas Kota Medan dan Deliserdang tersebut kental dengan nuansa dan ornamen khas Melayu yang menjadi ciri khas dan ikon Kota Medan. (rel)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rencana revitalisasi tiga Gapura Batas Kota Medan, yakni Gapura Kampunglalang, Gapura Amplas, dsn Gapura Tuntungan menjadi perhatian sejumlah pihak, terutama tokoh Melayu di Kota Medan. Sebab, gapura-gapura di Batas Kota Medan dan Deliserdang tersebut kental dengan nuansa dan ornamen khas Melayu yang menjadi ciri khas dan ikon Kota Medan.

Sementara itu, Pemko Medan melalui Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (PKPPR) Kota Medan, Endar Sutan Lubis, mengaku tidak akan menghilangkan ciri khas Melayu pada setiap Gapura Batas Kota yang saat ini tengah dikerjakan oleh pihak kontraktor.

Hanya saja, Pemko Medan memastikan bahwa desain yang ditampilkan akan lebih modern dari desain sebelumnya yang hanya sekadar tugu biasa.  “Jadi nantinya nggak sekadar tugu lagi, tapi ada pedestriannya, lebih diindahkan, dirapikan, begitu. Jadi begitu masuk Kota Medan, kesannya gak kumuh lagi. Gak sebatas tonggak ucapan selamat datang, tapi orang-orang bisa duduk dan nyantai di sana,” ucap Endar.

Dikatakan Endar, apabila Gapura tersebut sudah selesai dibangun, maka bentuknya akan jauh berbeda dari Gapura sebelumnya. Namun tentunya, dengan tidak menghilangkan ornamen Melayunya.

“Mungkin nanti berupa relif-relif, gak seperti rumah-rumah gitu (model gapura sebelumnya),” ujarnya meyakinkan.

Mengenai masukan dari berbagai pihak yang meminta Pemko Medan agar tidak menghilangkan ornamen Melayu pada gapura yang direvitalisasi, Endar pun menyarankan pihak-pihak terkait untuk melihat miniatur bentuk Gapura yang akan direvitalisasi tersebut ke kantornya.

“Kita bongkar gapura itu terus menghilangkan identitas Melayu, ya tidak seperti itu pemikirannya. Kita kan mau menata supaya lebih indah. Masak sekelas kota metropolitan batas kotanya seperti itu. Jelasnya, nanti gapura selamat datang ada ruang terbuka publiknya,” pungkasnya.

Tokoh Melayu Kota Medan, Dr. H. Sakhyan Asmara MSP alias Datuk Wangsa Diraja, mengatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemko) Medan di bawah kepemimpinan Wali Kota Medan, Bobby Nasution tidak boleh menghilangkan akar sosiologis Melayu di Kota Medan.

Sakhyan mengaku tidak mempermasalahkan revitalisasi ketiga Gapura Batas Kota tersebut. Dengan catatan, Pemko Medan harus membangun Gapura yang lebih baik dan tetap membuat Gapura tersebut sebagai Gapura Batas Kota bernuansa Melayu.

Dikatakan Sakhyan, menghapus ornamen Melayu di Gapura Batas Kota adalah bentuk penghapusan akar sosiologis di Kota Medan. Sementara, suku Melayu merupakan suku asli atau suku tempatan Kota Medan. Hal itu pun telah dipertegas oleh sejumlah bukti yang ada, salah satunya bangunan-bangunan Heritage peninggalan kerajaan Melayu di Kota Medan.

“Oleh karena itu, kita berharap Pemko Medan tetap memasukkan ornamen Melayu pada Gapura-gapura Batas Kota yang akan direvitalisasi sebagai bentuk penghormatan terhadap suku Melayu,” ucapnya.

Tak cuma Gapura Batas Kota, Sakhyan Asmara juga berharap agar Pemko Medan juga membuat nuansa Melayu di setiap Gapura kecamatan hingga kelurahan. “Gapura batas kecamatan dan kelurahan juga harus dibangun dengan ornamen melayu. Kota Medan memang kota multi etnis, namun akar sosiologis Kota Medan adalah suku Melayu,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Medan, H. Rajudin Sagala, meminta Pemerintah Kota (Pemko) Medan untuk benar-benar dapat membangun kembali tiga Gapura Batas Kota di tiga titik perbatasan Kota Medan yang saat ini tengah direvitalisasi dengan baik.

Tak cuma membangun dengan baik, Rajudin juga berharap agar Pemko Medan melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (PKPPR) dapat membangun kembali Gapura Batas Kota tersebut dengan mempertimbangkan aspek sejarah, budaya dan adat istiadat di Kota Medan.

“Saya sudah mendengar bahwa saudara-saudara kita dari suku Melayu di Kota Medan berharap agar Gapura tersebut dapat dibangun kembali dengan tidak menghilangkan akar sosiologis Melayu di Kota Medan. Intinya di Gapura yang baru nanti, tetap ada ornamen Melayu yang disematkan sebagai ciri khas Kota Medan,” ucap Rajudin kepada Sumut Pos, Jumat (14/10/2022).

Dikatakan Rajudin, apa yang disampaikan tokoh-tokoh melayu di Kota Medan tersebut sangat layak untuk direalisasikan.”Alhamdulillah saya juga dengar statement Kadis PKPPR yang mengatakan bahwa ornamen Melayu tidak akan dihapus di tiga Gapura yang sedang direvitalisasi itu. Semoga ini benar-benar terwujud, kita berharap semoga pembangunannya sesuai harapan,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, rencana revitalisasi tiga Gapura Batas Kota Medan, yakni Gapura Kampunglalang, Gapura Amplas, dan Gapura Tuntungan menjadi perhatian sejumlah pihak, terutama tokoh Melayu di Kota Medan. Sebab, Gapura-gapura di Batas Kota Medan dan Deliserdang tersebut kental dengan nuansa dan ornamen khas Melayu yang menjadi ciri khas dan ikon Kota Medan. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/