31 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Harga Bisa Tembus Rp100 Ribu per Kg

Stok Daging Sapi di Sumut Cukup Sampai 3 Bulan ke Depan

MEDAN-Pelaksana Tugas Gubernur (Plt) Gubsu, Gatot Pujo Nugroho mengaku, stok daging sapi di Sumatera Utara (Sumut) menjelang Natal 2012 dan Tahun Baru 1 Januari 2013 dinyatakan aman berdasarkan data dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara (Provsu).

Gatot menyebutkan, stok kebutuhan daging di Sumatera Utara (Sumut) sebanyak 15 ribu ekor sapi impor. Sedangkan untuk populasi sapi di Sumut sendiri juga mencukupi dengan kisaran populasi mencapai 541.698 ekor dan kerbau 114.289 ekor.

Gatot menuturkan, khusus untuk daging beku yang dijual di pasar moderen jumlah pasokan menjelang Natal serta Tahun Baru juga mencukupi.
“Dilihat dari ketersediaan stok kebutuhan daging di Sumut aman sampai tiga bulan ke depan. Tapi kenyataannya di lapangan, para peternak tidak mau menjual ternaknya kecuali dengan harga tinggi. Sementara pedagang juga tidak mau membeli, karena mengetahui kondisi daya beli masyarakat yang masih terbatas,” kata Gatot, ketika melakukan tinjauan di Pasar Sikambing, Jalan Kapten Muslim Medan, Jumat (14/12) pagi.

Fenomena ini, menurutnya, menjadi catatan tersendiri bagi Pemprovsu untuk pengaturan tata niaga daging.

Ditekannya juga, Pemprovsu berharap progam swasembada daging pemerintah dengan mendorong peningkatan produksi peternakan di Sumut.
Gatot yang berdialog dengan para penjual daging di pasar itu, sempat mengingatkan para pedagang, agar peternak dapat menjual ternak dengan harga yang wajar.

Untuk pemerintah kabupaten(Pemkab) dan pemerintah kota (Pemko) se-Sumut, Gatot juga sempat mengingatkan, agar ke depannya mampu mendorong peningkatan populasi ternak untuk persiapan swasembada pangan, khususnya daging di Sumut.

Terkait isu daging oplosan yang terjadi di Jakarta, Gatot mengungkapan, berdasarkan hasil pantauan dan pengamatan hal itu tidak terjadi di Sumut.
“Saya tadi berdialog dengan pedagang, dan mereka meyakinkan praktik oplosan tidak pernah terjadi di sini. Memang masyarakat dan pedagang di Sumut ini cukup sensitif dengan isu tersebut dan saya nilai masih berpegang teguh pada prinsip kejujuran,” ujar Gatot.

Bila sebelumnya harga daging berkisar Rp75 ribu per kilogramnya, maka saat ini harga sapi melonjak menjadi Rp85 ribu hingga Rp90 ribu per kilogram. Diperkirakan saat Natal dan Tahun Baru nanti harga akan menembus level Rp100 ribu per kilogramnya.

Nuraida, salah seorang pedagang mengaku, omset penjualannya menurun dari sebelumnya. Biasanya dia menjual 80 kg daging sapi per hari menjadi hanya menjual 60 kg per harinya.

Nuraida meminta, agar bisa mengusulkan ke pemerintah pusat untuk membuka kembali kran impor ternak sapi. Kebijakan membatasi impor ternak sapi, menurut mereka, membuat harga daging naik dengan cukup drastis. Para peternak besar terus menaikkan harga, sehingga para pedagang terpaksa ikut menaikkan harga.

Kenaikan harga daging belakangan ini, katanya, tidak diikuti dengan peningkatan daya beli masyarakat. Sehingga, penjualan pedagang mengalami penurunan.

“Pak Gubernur, tolong sampaikan kepada pusat agar membuka kembali impor anakan sapi, sehingga harga daging dapat lebih terjangkau masyarakat,” ujarnya.(ari)

Stok Daging Sapi di Sumut Cukup Sampai 3 Bulan ke Depan

MEDAN-Pelaksana Tugas Gubernur (Plt) Gubsu, Gatot Pujo Nugroho mengaku, stok daging sapi di Sumatera Utara (Sumut) menjelang Natal 2012 dan Tahun Baru 1 Januari 2013 dinyatakan aman berdasarkan data dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara (Provsu).

Gatot menyebutkan, stok kebutuhan daging di Sumatera Utara (Sumut) sebanyak 15 ribu ekor sapi impor. Sedangkan untuk populasi sapi di Sumut sendiri juga mencukupi dengan kisaran populasi mencapai 541.698 ekor dan kerbau 114.289 ekor.

Gatot menuturkan, khusus untuk daging beku yang dijual di pasar moderen jumlah pasokan menjelang Natal serta Tahun Baru juga mencukupi.
“Dilihat dari ketersediaan stok kebutuhan daging di Sumut aman sampai tiga bulan ke depan. Tapi kenyataannya di lapangan, para peternak tidak mau menjual ternaknya kecuali dengan harga tinggi. Sementara pedagang juga tidak mau membeli, karena mengetahui kondisi daya beli masyarakat yang masih terbatas,” kata Gatot, ketika melakukan tinjauan di Pasar Sikambing, Jalan Kapten Muslim Medan, Jumat (14/12) pagi.

Fenomena ini, menurutnya, menjadi catatan tersendiri bagi Pemprovsu untuk pengaturan tata niaga daging.

Ditekannya juga, Pemprovsu berharap progam swasembada daging pemerintah dengan mendorong peningkatan produksi peternakan di Sumut.
Gatot yang berdialog dengan para penjual daging di pasar itu, sempat mengingatkan para pedagang, agar peternak dapat menjual ternak dengan harga yang wajar.

Untuk pemerintah kabupaten(Pemkab) dan pemerintah kota (Pemko) se-Sumut, Gatot juga sempat mengingatkan, agar ke depannya mampu mendorong peningkatan populasi ternak untuk persiapan swasembada pangan, khususnya daging di Sumut.

Terkait isu daging oplosan yang terjadi di Jakarta, Gatot mengungkapan, berdasarkan hasil pantauan dan pengamatan hal itu tidak terjadi di Sumut.
“Saya tadi berdialog dengan pedagang, dan mereka meyakinkan praktik oplosan tidak pernah terjadi di sini. Memang masyarakat dan pedagang di Sumut ini cukup sensitif dengan isu tersebut dan saya nilai masih berpegang teguh pada prinsip kejujuran,” ujar Gatot.

Bila sebelumnya harga daging berkisar Rp75 ribu per kilogramnya, maka saat ini harga sapi melonjak menjadi Rp85 ribu hingga Rp90 ribu per kilogram. Diperkirakan saat Natal dan Tahun Baru nanti harga akan menembus level Rp100 ribu per kilogramnya.

Nuraida, salah seorang pedagang mengaku, omset penjualannya menurun dari sebelumnya. Biasanya dia menjual 80 kg daging sapi per hari menjadi hanya menjual 60 kg per harinya.

Nuraida meminta, agar bisa mengusulkan ke pemerintah pusat untuk membuka kembali kran impor ternak sapi. Kebijakan membatasi impor ternak sapi, menurut mereka, membuat harga daging naik dengan cukup drastis. Para peternak besar terus menaikkan harga, sehingga para pedagang terpaksa ikut menaikkan harga.

Kenaikan harga daging belakangan ini, katanya, tidak diikuti dengan peningkatan daya beli masyarakat. Sehingga, penjualan pedagang mengalami penurunan.

“Pak Gubernur, tolong sampaikan kepada pusat agar membuka kembali impor anakan sapi, sehingga harga daging dapat lebih terjangkau masyarakat,” ujarnya.(ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/