30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Kekasih Briptu Leonardo Sitanggang Belum Bisa

Terima Cinta Berawal dari Sebuah Bank

Briptu Leonardo kini masih disemayamkan di rumah duka, di Jalan Melinjau Jati Karya Tandam Hulu Binjai. Sementara sang kekasih, Martina Br Sinaga, terus bersembunyi di kamar.

Dia belum juga bisa menerima kepergian kekasih yang telah berjanji akan menikahinya tanggal 12 bulan 12 dan tahun 2012 itu.
Begitulah, Martina terus menutup diri. Bahkan, ketika Sumut Pos mencoba mencari tahu tentang hubungannya dengan Briptu Leonardo Sitanggangn

“Saya belum bisa,” ujar Martina melambaikan tangannya sembari mengunci pintu kamar.

Ratapan Martina ketika melihat jasad Briptu Leonardo pada Selasa (14/2), lalu memang memilukan. Karena itulah, kisah cinta pasangan yang terpisah oleh maut ini memunculkan kepenasaran yang hebat.

Beruntung, rekan-rekan Briptu Leonardo yang hadir di rumah duka mau bercerita. Saiful, kawan sejak kecil Briptu Leonardo mengatakan, kisah cinta pasangan tersebut berawal dari sebuah bank di Medan. “Pacarnya itu (Martina, Red) pegawai bank, tapi saya tidak tahu pasti Bank apa dan di mana. Yang jelas bank yang ada di Medan. Waktu itu, almarhum menjaga bank tempat pacarnya bekerja. Nah, di sanalah awal perkenalan almarhum dan pacarnya itu,” terang Saiful.

Syaiful pun membenarkan rencana pernikahan temannya itu dengan Martina. Namun ketika ditanyai lebih dalam, Syaiful tidak bisa memberikan jawaban yang lengkap. “Soal almarhum dengan pacarnya ini, saya tidak terlalu banyak tahu. Sebab, almarhum sangat jarang bercerita soal pacarnya. Boleh dikatakan, mengenai pacarnya ia tertutup,” ungkapnya.

Namun, yang jelas, keterangan Syaiful tentang kisah cinta yang berawal dari sebuah bank diamini rekan kerja Briptu Leonardo. “Kalau mengenai pacarnya saya tidak tahu pasti. Yang saya tahu, dia bertemu dan berkenalan dengan pacarnya saat ia menjadi pengaman di Bank BRI (Cabang Medan Putri Hijau, Red). Sebab, pacarnya itukan pegawai Bank BRI,” ujar teman almarhum.

Perbincangan dengan rekan kerja Briptu Leonardo tidak bisa dilanjutkan. Rumah duka begitu sesak. Warga sekitar seakan berkumpul di rumah tersebut. Pun, pihak keluarga, mereka masih menyimpan pilu yang sangat dalam.

Sumut Pos memilih meninggalkan rekan Briptu Leonardo tadi dan menjumpai sang ayah, David Sitanggang. “Saya meminta agar kepergian anak saya ini dapat diusut tuntas. Apakah anak saya meninggalkan karena ditembak atau tertembak,” ujar David Sitanggang didampingi istrinya, T Br Sinaga yang masih terus menangis.

David Sitanggang juga menegaskan, kalau benar anaknya ditembak oleh temannya, maka berikan tindakan atau sanksi hukum yang sesuai. Tak hanya itu, David Sitanggang juga dengan tegas mengatakan, petugas kepolisian hendaknya lebih profesional dalam memegang serta menggunakan senjata api (senpi). “Polisi jangan seperti tukang becak yang seakan belum pernah memegang senjata api. Saya sendiri kalau memegang senjata api, mungkin sangat berhati-hati agar orang yang di sekitar kita tidak terkena tembakan,” ucapnya.

Hari ini, setelah disemayamkan beberapa hari, Briptu Leonardo yang merupakan lulusan SMA N 5 tersebut akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Binjai. Apa yang menimpa Briptu Leonardo memang mengenaskan. Dia tewas di tangan rekannya sendiri, Briptu Ikhsan Fuadi. Kabarnya tidak ada perselisihan antara keduanya. Bahkan, keduanya sama-sama lulusan bintara tahun 2006. “Maaf lah Bang. Nggak ada permasalahan, hanya silapnya ini Bang,” kata Briptu Boni usai diperiksa di Mapoldasu, Selasa (14/2) lalu. Briptu Boni tak lain adalah saksi kejadian naas tersebut. Selain Boni, saksi lainnya adalah Briptu Rogan Naibaho.

Sementara Briptu Ikhsan Fuadi yang merupakan warga Komplek Polri di Jalan Sri Gunting Blok H itu langsung dimasukan ke dalam sel tahanan Polda Sumut tak lama setelah kejadian. Kasubdit III AKBP Andre Setiawan yang menangani kasus ini saat dikonfirmasi Sumut Pos mengatakan, tersangka sudah melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam mengunakan senjata. “Tersangka sudah salah. Melanggar SOP. Tersangka lalai. Tersangka juga lalai meletakkan peluru. Kita lihat di dalam magazen tersangka, peluru karet berada di bawah. Peluru tajam di atas. Ini juga melanggar SOP,” kata Andre.
Kemarin, Ikhsan resmi jadi tersangka atas tewasnya Briptu Leonardo. Pantauan Sumut Pos di Mapoldasu, Rabu (15/2) siang, Ikhsan kembali dikeluarkan dari sel tahanan Poldasu yang ada di lantai 1 Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum. “Untuk tes psikologis. Kalau pemeriksaan sudah selesai,” ujar Andre, kemarin.

Usai melakukan tes psikologis. Ikhsan kembali digiring petugas ke dalam sel tahanan. (dan/mag-5/gus/ila)

Terima Cinta Berawal dari Sebuah Bank

Briptu Leonardo kini masih disemayamkan di rumah duka, di Jalan Melinjau Jati Karya Tandam Hulu Binjai. Sementara sang kekasih, Martina Br Sinaga, terus bersembunyi di kamar.

Dia belum juga bisa menerima kepergian kekasih yang telah berjanji akan menikahinya tanggal 12 bulan 12 dan tahun 2012 itu.
Begitulah, Martina terus menutup diri. Bahkan, ketika Sumut Pos mencoba mencari tahu tentang hubungannya dengan Briptu Leonardo Sitanggangn

“Saya belum bisa,” ujar Martina melambaikan tangannya sembari mengunci pintu kamar.

Ratapan Martina ketika melihat jasad Briptu Leonardo pada Selasa (14/2), lalu memang memilukan. Karena itulah, kisah cinta pasangan yang terpisah oleh maut ini memunculkan kepenasaran yang hebat.

Beruntung, rekan-rekan Briptu Leonardo yang hadir di rumah duka mau bercerita. Saiful, kawan sejak kecil Briptu Leonardo mengatakan, kisah cinta pasangan tersebut berawal dari sebuah bank di Medan. “Pacarnya itu (Martina, Red) pegawai bank, tapi saya tidak tahu pasti Bank apa dan di mana. Yang jelas bank yang ada di Medan. Waktu itu, almarhum menjaga bank tempat pacarnya bekerja. Nah, di sanalah awal perkenalan almarhum dan pacarnya itu,” terang Saiful.

Syaiful pun membenarkan rencana pernikahan temannya itu dengan Martina. Namun ketika ditanyai lebih dalam, Syaiful tidak bisa memberikan jawaban yang lengkap. “Soal almarhum dengan pacarnya ini, saya tidak terlalu banyak tahu. Sebab, almarhum sangat jarang bercerita soal pacarnya. Boleh dikatakan, mengenai pacarnya ia tertutup,” ungkapnya.

Namun, yang jelas, keterangan Syaiful tentang kisah cinta yang berawal dari sebuah bank diamini rekan kerja Briptu Leonardo. “Kalau mengenai pacarnya saya tidak tahu pasti. Yang saya tahu, dia bertemu dan berkenalan dengan pacarnya saat ia menjadi pengaman di Bank BRI (Cabang Medan Putri Hijau, Red). Sebab, pacarnya itukan pegawai Bank BRI,” ujar teman almarhum.

Perbincangan dengan rekan kerja Briptu Leonardo tidak bisa dilanjutkan. Rumah duka begitu sesak. Warga sekitar seakan berkumpul di rumah tersebut. Pun, pihak keluarga, mereka masih menyimpan pilu yang sangat dalam.

Sumut Pos memilih meninggalkan rekan Briptu Leonardo tadi dan menjumpai sang ayah, David Sitanggang. “Saya meminta agar kepergian anak saya ini dapat diusut tuntas. Apakah anak saya meninggalkan karena ditembak atau tertembak,” ujar David Sitanggang didampingi istrinya, T Br Sinaga yang masih terus menangis.

David Sitanggang juga menegaskan, kalau benar anaknya ditembak oleh temannya, maka berikan tindakan atau sanksi hukum yang sesuai. Tak hanya itu, David Sitanggang juga dengan tegas mengatakan, petugas kepolisian hendaknya lebih profesional dalam memegang serta menggunakan senjata api (senpi). “Polisi jangan seperti tukang becak yang seakan belum pernah memegang senjata api. Saya sendiri kalau memegang senjata api, mungkin sangat berhati-hati agar orang yang di sekitar kita tidak terkena tembakan,” ucapnya.

Hari ini, setelah disemayamkan beberapa hari, Briptu Leonardo yang merupakan lulusan SMA N 5 tersebut akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Binjai. Apa yang menimpa Briptu Leonardo memang mengenaskan. Dia tewas di tangan rekannya sendiri, Briptu Ikhsan Fuadi. Kabarnya tidak ada perselisihan antara keduanya. Bahkan, keduanya sama-sama lulusan bintara tahun 2006. “Maaf lah Bang. Nggak ada permasalahan, hanya silapnya ini Bang,” kata Briptu Boni usai diperiksa di Mapoldasu, Selasa (14/2) lalu. Briptu Boni tak lain adalah saksi kejadian naas tersebut. Selain Boni, saksi lainnya adalah Briptu Rogan Naibaho.

Sementara Briptu Ikhsan Fuadi yang merupakan warga Komplek Polri di Jalan Sri Gunting Blok H itu langsung dimasukan ke dalam sel tahanan Polda Sumut tak lama setelah kejadian. Kasubdit III AKBP Andre Setiawan yang menangani kasus ini saat dikonfirmasi Sumut Pos mengatakan, tersangka sudah melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam mengunakan senjata. “Tersangka sudah salah. Melanggar SOP. Tersangka lalai. Tersangka juga lalai meletakkan peluru. Kita lihat di dalam magazen tersangka, peluru karet berada di bawah. Peluru tajam di atas. Ini juga melanggar SOP,” kata Andre.
Kemarin, Ikhsan resmi jadi tersangka atas tewasnya Briptu Leonardo. Pantauan Sumut Pos di Mapoldasu, Rabu (15/2) siang, Ikhsan kembali dikeluarkan dari sel tahanan Poldasu yang ada di lantai 1 Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum. “Untuk tes psikologis. Kalau pemeriksaan sudah selesai,” ujar Andre, kemarin.

Usai melakukan tes psikologis. Ikhsan kembali digiring petugas ke dalam sel tahanan. (dan/mag-5/gus/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/