BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Isu ’Nenek Sarung’ susulan dari isu ‘Kakek Sarung’, menelan korban. Seorang nenek asal Padangsidempuan dipukul warga usai turun dari angkot, di titi sungai Jalan KL. Yos Sudarso, Medan Labuhan, perbatasan dengan Belawan, Minggu (15/3).
Ya, di kawasan Medan Utara, bukan hanya ‘Kakek Sarung’ saja yang menebar teror. Isu ‘Nenek Sarung’ juga santer jadi pembicaraan. Sama seperti ‘Kakek Sarung’ isu ‘Nenek Sarung’ juga mencari tumbal jiwa manusia. Modusnya sama, menawarkan sarung kumal dengan dalih butuh ongkos pulang ke Binjai.
Isu itu pula yang membuat Suriyati jadi bulan-bulanan. Kala itu, Suriyati yang baru saja turun dari angkot, dari Terminal Amplas. Dia terlihat bingung. Dia melongok ke sana ke mari. Maklum, dia tak mengenal daerah yang baru didatanginya itu. Naasnya, dia mengenakan sarung, seperti kebiasaannya di kampung.
Entah siapa yang mulai, dia dianggap ‘Nenek Sarung’ yag mencari tumbal. Dia langsung dikerumuni warga.
“Aku bingung Amang. Baru aku turun dari angkot, mereka semuanya mendekatiku dan ada juga yang memukulku,” ucapnya sembari terus menangis terisak-isak di Polsek Belawan.
Dibeber Suriyati, dia datang dari jauh dari kampung halamannyanya ke Belawan hanya berniat untuk mencari pekerjaan.
Informasi dari para tetangganya, di Belawan, sangat mudah mencari pekerjaan. Rencana pihak Polsek Belawan akan segera mengirimkan nenek malang yang menjadi korban akibat isu kakek sarung tersebut ke Dinas Sosial Medan.
BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Isu ’Nenek Sarung’ susulan dari isu ‘Kakek Sarung’, menelan korban. Seorang nenek asal Padangsidempuan dipukul warga usai turun dari angkot, di titi sungai Jalan KL. Yos Sudarso, Medan Labuhan, perbatasan dengan Belawan, Minggu (15/3).
Ya, di kawasan Medan Utara, bukan hanya ‘Kakek Sarung’ saja yang menebar teror. Isu ‘Nenek Sarung’ juga santer jadi pembicaraan. Sama seperti ‘Kakek Sarung’ isu ‘Nenek Sarung’ juga mencari tumbal jiwa manusia. Modusnya sama, menawarkan sarung kumal dengan dalih butuh ongkos pulang ke Binjai.
Isu itu pula yang membuat Suriyati jadi bulan-bulanan. Kala itu, Suriyati yang baru saja turun dari angkot, dari Terminal Amplas. Dia terlihat bingung. Dia melongok ke sana ke mari. Maklum, dia tak mengenal daerah yang baru didatanginya itu. Naasnya, dia mengenakan sarung, seperti kebiasaannya di kampung.
Entah siapa yang mulai, dia dianggap ‘Nenek Sarung’ yag mencari tumbal. Dia langsung dikerumuni warga.
“Aku bingung Amang. Baru aku turun dari angkot, mereka semuanya mendekatiku dan ada juga yang memukulku,” ucapnya sembari terus menangis terisak-isak di Polsek Belawan.
Dibeber Suriyati, dia datang dari jauh dari kampung halamannyanya ke Belawan hanya berniat untuk mencari pekerjaan.
Informasi dari para tetangganya, di Belawan, sangat mudah mencari pekerjaan. Rencana pihak Polsek Belawan akan segera mengirimkan nenek malang yang menjadi korban akibat isu kakek sarung tersebut ke Dinas Sosial Medan.