25.6 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Tak Ada UN Ulangan, Wajib Ikuti Paket C

15 Siswa SMK Budi Satria tak Lulus

MEDAN-Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan akan merilis pengumuman Ujian Nasional (UN) 2011, Senin (16/5) hari ini pukul 15.00 WIB. Dari data Diknas Kota Medan yang terbanyak tak lulus dari SMK Budi Satria Medan berjumlah 15 siswa. Sementara dari 39.326 peserta UN dari SMA/MA dan SMK, siswa yang tidak lulus mencapai 109 orang.

Jumlah tersebut masing-masing untuk SMA/MA 24.440 peserta, tak lulus 66 orang atau 0,27 persen. Khusus SMA dengan 22.579 peserta, tak lulus 56 orang atau 0,25 persen, untuk Madrasah Aliyah (MA) peserta yang tak lulus 10 orang. Sedangkan SMK 14.886 peserta yang tak lulus 43 orang atau 0,29 persen.
Kepala Disdik Kota Medan Hasan Basri mengatakan, pengumuman UN akan dilaksanakan serentak di Kota Medan sekira pukul 15.00 WIB di sekolah masing-masing. “Kepada seluruh siswa yang tak lulus, diminta tak berkecil hati dan dapat mengulang pada tahun depan,” kata Hasan Basri. Sedangkan kepada sekolah, guru dan orangtua, lanjutnya, diminta memberikan pemahaman dan motivasi agar siswa tak melakukan hal-hal yang dilarang.

Siswa yang tak lulus Ujian Nasional (UN) Sumut 2011 tingkat SMA Sederajat disarankan ikut Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket C yang akan digelar Agustus 2011 mendatang. Jika tak ikut UNPK Paket C, mau tak mau siswa harus mengulang ujian tahun depan.

Ketua Panitia UN Sumut 2011 Disdik Sumut Ilyas Sitorus mengatakan, untuk tahun pelajaran 2010/2011 ini tak ada lagi ujian ulangan. “Bagi peserta ujian yang dinyatakan tidak lulus UN disarankan mengikuti UNPK Paket C yang akan digelar Agustus 2011 mendatang.

Atau kalau tidak mau ikut UNPK Paket C mereka dapat mengulang pada tahun depan,” ujarnya.
Pada tahun 2011 ini ada sebanyak 466 peserta UN tingkat SMA/MA/SMK di Sumut dinyatakan tak lulus, dengan rincian SMA/MA 242 dan SMK 224. “Namun persentase ketidaklulusan tersebut lebih kecil dibanding tahun sebelumnya,” papar Ilyas.

Secara rinci Ilyas menjelaskan, jumlah peserta UN 2011 jenjang SMA/MA di Sumut sebanyak 116.918 orang. Dari jumlah tersebut 242 dinyatakan tidak lulus. Sementara untuk jenjang SMK jumlah pesertanya mencapai 67.202 orang dan yang dinyatakan tidak lulus sebanyak 224 orang.

“Jika dibanding tahun lalu untuk jenjang yang sama, jumlah peserta UN SMA/MA tercatat 121.429 orang dan yang tak lulus sebanyak 271 orang. Sedangkan bagi SMK, dari jumlah peserta UN sebanyak 63.078 orang yang dinyatakan tidak lulus sebanyak 452 orang,” tuturnya.

Dia juga menjelaskan, untuk sistem pengumuman kelulusan diserahkan langsung ke Disdik kabupaten/kota, yakni dapat melalui surat ataupun mengundang orangtua masing-masing siswa ke sekolah untuk mengambil lembaran pengumuman kelulusan.

“Namun berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pihak sekolah mengundang dengan memanggil orangtua. Tapi, ada juga berupa pengumuman yang hanya ditempel di sekolah, tergantung kebijakan Disdik kabupaten/kota dan sekolah,” jelas Ilyas.

Otda Picu Jebloknya Mutu Pendidikan

Angka kelulusan peserta Ujian Nasional (UN) SMA/MA tahun ini yang tidak beranjak jauh dibanding angka kelulusan tahun lalu, menunjukkan pemerintah tidak berupaya serius memperbaiki mutu pendidikan. Tidak adanya pergeseran peringkat daerah tahun ini dibanding tahun lalu, juga mengindikasikan pemerintah tidak melakukan pemetaan standar mutu pendidikan. Seperti tahun lalu, tahun ini yang terbaik masih ditempati Bali dan terburuk NTT.
Anggota Komisi X DPR TB Dedi S Gumelar menilai, kenaikan persentase kelulusan dari tahun lalu 99,04 persen menjadi 99,22 persen tahun ini, tidak bisa lantas dikatakan telah terjadi kenaikan mutu pendidikan.
“Kalau dilihat statistik, ada perbaikan 0,18 persen. Tapi secara substantif, kenaikan ini angka murni hasil ujian atau gabungan kecurangan,” ujar Dedi Gumelar, politisi dari PDI Perjuangan yang biasa dipanggil Miing itu, kepada wartawan koran ini, Minggu (15/3).

Miing menyebutkan setidaknya ada dua faktor utama buruknya mutu pendidikan di Tanah Air. Pertama, pemerintah pusat tidak serius melakukan pemetaan mutu pendidikan. Mestinya, dari hasil UN tahun lalu, dimana wilayah Indonesia timur kualitasnya buruk, digenjot dalam setahun. “Nyatanya NTT tetap terburuk. Saya gak kaget jika Indonesia timur anjlok. Ini membuktikan pemerintah tidak melakukan upaya untuk keadilan mutu guru dan perbaikan infrastruktur pendidikan di wilayah timur,” terang Miing.

Dia mengingatkan pemerintah pusat bahwa sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, UN bukan bertujuan untuk melepaskan begitu saja siswa dari sekolah. “Tapi lebih dari itu, untuk pemetaan standar mutu pendidikan. Mana yang buruk, ya diperbaiki. Jika sama saja, berarti pemerintah tidak berbuat apa-apa,” cetusnya.
Faktor kedua, dipicu dari daerah sendiri. Dikatakannya, di era otonomi daerah seperti sekarang ini, urusan pendidikan sangat terkooptasi oleh kepentingan politik. Kepala dinas pendidikan, kepala sekolah, dan guru yang berkualitas justru tidak terpakai jika dia tidak punya kedekatan dengan kepala daerah. “Sebaliknya, meski pun tidak bagus tapi pernah menjadi tim sukses (kepala daerah saat pemilukada, Red), dia terpakai. Tergantung kedekatan dengan kepala daerah,” ujarnya.

Karenanya, Miing mengaku, jauh-jauh hari sudah mendesak pemerintah pusat agar urusan pendidikan tidak lagi menjadi kewenangan daerah. “Karena terlalu besar kooptasi politiknya. Bagaimana pendidikan bisa baik jika terus dikendalikan kepentingan politik,” sergahnya.

Seperti diberitakan, kelulusan peserta Ujian Nasional (UN) SMA/MA Tahun Ajaran 2010/2011 mencapai 99,22 persen. Dari 1.461.941 peserta UN SMA/MA, jumlah peserta yang lulus sebanyak 1.450.498. Sisanya, yang tidak lulus 11.443 (0,78 persen) peserta.

Dibandingkan angka kelulusan tahun 2009/2010 ada kenaikan jumlah kelulusan. Angka kelulusan UN tahun lalu, gabungan ujian utama dan ujian ulang, sebanyak 99,04 persen. Persentase ketidaklulusan tertinggi di NTT dengan 5,57 persen, terbaik Bali dengan 0,04 persen. Sedang Sumut persentase ketidaklulusannya mencapai 0,21 persen. (saz/sam)

15 Siswa SMK Budi Satria tak Lulus

MEDAN-Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan akan merilis pengumuman Ujian Nasional (UN) 2011, Senin (16/5) hari ini pukul 15.00 WIB. Dari data Diknas Kota Medan yang terbanyak tak lulus dari SMK Budi Satria Medan berjumlah 15 siswa. Sementara dari 39.326 peserta UN dari SMA/MA dan SMK, siswa yang tidak lulus mencapai 109 orang.

Jumlah tersebut masing-masing untuk SMA/MA 24.440 peserta, tak lulus 66 orang atau 0,27 persen. Khusus SMA dengan 22.579 peserta, tak lulus 56 orang atau 0,25 persen, untuk Madrasah Aliyah (MA) peserta yang tak lulus 10 orang. Sedangkan SMK 14.886 peserta yang tak lulus 43 orang atau 0,29 persen.
Kepala Disdik Kota Medan Hasan Basri mengatakan, pengumuman UN akan dilaksanakan serentak di Kota Medan sekira pukul 15.00 WIB di sekolah masing-masing. “Kepada seluruh siswa yang tak lulus, diminta tak berkecil hati dan dapat mengulang pada tahun depan,” kata Hasan Basri. Sedangkan kepada sekolah, guru dan orangtua, lanjutnya, diminta memberikan pemahaman dan motivasi agar siswa tak melakukan hal-hal yang dilarang.

Siswa yang tak lulus Ujian Nasional (UN) Sumut 2011 tingkat SMA Sederajat disarankan ikut Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket C yang akan digelar Agustus 2011 mendatang. Jika tak ikut UNPK Paket C, mau tak mau siswa harus mengulang ujian tahun depan.

Ketua Panitia UN Sumut 2011 Disdik Sumut Ilyas Sitorus mengatakan, untuk tahun pelajaran 2010/2011 ini tak ada lagi ujian ulangan. “Bagi peserta ujian yang dinyatakan tidak lulus UN disarankan mengikuti UNPK Paket C yang akan digelar Agustus 2011 mendatang.

Atau kalau tidak mau ikut UNPK Paket C mereka dapat mengulang pada tahun depan,” ujarnya.
Pada tahun 2011 ini ada sebanyak 466 peserta UN tingkat SMA/MA/SMK di Sumut dinyatakan tak lulus, dengan rincian SMA/MA 242 dan SMK 224. “Namun persentase ketidaklulusan tersebut lebih kecil dibanding tahun sebelumnya,” papar Ilyas.

Secara rinci Ilyas menjelaskan, jumlah peserta UN 2011 jenjang SMA/MA di Sumut sebanyak 116.918 orang. Dari jumlah tersebut 242 dinyatakan tidak lulus. Sementara untuk jenjang SMK jumlah pesertanya mencapai 67.202 orang dan yang dinyatakan tidak lulus sebanyak 224 orang.

“Jika dibanding tahun lalu untuk jenjang yang sama, jumlah peserta UN SMA/MA tercatat 121.429 orang dan yang tak lulus sebanyak 271 orang. Sedangkan bagi SMK, dari jumlah peserta UN sebanyak 63.078 orang yang dinyatakan tidak lulus sebanyak 452 orang,” tuturnya.

Dia juga menjelaskan, untuk sistem pengumuman kelulusan diserahkan langsung ke Disdik kabupaten/kota, yakni dapat melalui surat ataupun mengundang orangtua masing-masing siswa ke sekolah untuk mengambil lembaran pengumuman kelulusan.

“Namun berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pihak sekolah mengundang dengan memanggil orangtua. Tapi, ada juga berupa pengumuman yang hanya ditempel di sekolah, tergantung kebijakan Disdik kabupaten/kota dan sekolah,” jelas Ilyas.

Otda Picu Jebloknya Mutu Pendidikan

Angka kelulusan peserta Ujian Nasional (UN) SMA/MA tahun ini yang tidak beranjak jauh dibanding angka kelulusan tahun lalu, menunjukkan pemerintah tidak berupaya serius memperbaiki mutu pendidikan. Tidak adanya pergeseran peringkat daerah tahun ini dibanding tahun lalu, juga mengindikasikan pemerintah tidak melakukan pemetaan standar mutu pendidikan. Seperti tahun lalu, tahun ini yang terbaik masih ditempati Bali dan terburuk NTT.
Anggota Komisi X DPR TB Dedi S Gumelar menilai, kenaikan persentase kelulusan dari tahun lalu 99,04 persen menjadi 99,22 persen tahun ini, tidak bisa lantas dikatakan telah terjadi kenaikan mutu pendidikan.
“Kalau dilihat statistik, ada perbaikan 0,18 persen. Tapi secara substantif, kenaikan ini angka murni hasil ujian atau gabungan kecurangan,” ujar Dedi Gumelar, politisi dari PDI Perjuangan yang biasa dipanggil Miing itu, kepada wartawan koran ini, Minggu (15/3).

Miing menyebutkan setidaknya ada dua faktor utama buruknya mutu pendidikan di Tanah Air. Pertama, pemerintah pusat tidak serius melakukan pemetaan mutu pendidikan. Mestinya, dari hasil UN tahun lalu, dimana wilayah Indonesia timur kualitasnya buruk, digenjot dalam setahun. “Nyatanya NTT tetap terburuk. Saya gak kaget jika Indonesia timur anjlok. Ini membuktikan pemerintah tidak melakukan upaya untuk keadilan mutu guru dan perbaikan infrastruktur pendidikan di wilayah timur,” terang Miing.

Dia mengingatkan pemerintah pusat bahwa sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, UN bukan bertujuan untuk melepaskan begitu saja siswa dari sekolah. “Tapi lebih dari itu, untuk pemetaan standar mutu pendidikan. Mana yang buruk, ya diperbaiki. Jika sama saja, berarti pemerintah tidak berbuat apa-apa,” cetusnya.
Faktor kedua, dipicu dari daerah sendiri. Dikatakannya, di era otonomi daerah seperti sekarang ini, urusan pendidikan sangat terkooptasi oleh kepentingan politik. Kepala dinas pendidikan, kepala sekolah, dan guru yang berkualitas justru tidak terpakai jika dia tidak punya kedekatan dengan kepala daerah. “Sebaliknya, meski pun tidak bagus tapi pernah menjadi tim sukses (kepala daerah saat pemilukada, Red), dia terpakai. Tergantung kedekatan dengan kepala daerah,” ujarnya.

Karenanya, Miing mengaku, jauh-jauh hari sudah mendesak pemerintah pusat agar urusan pendidikan tidak lagi menjadi kewenangan daerah. “Karena terlalu besar kooptasi politiknya. Bagaimana pendidikan bisa baik jika terus dikendalikan kepentingan politik,” sergahnya.

Seperti diberitakan, kelulusan peserta Ujian Nasional (UN) SMA/MA Tahun Ajaran 2010/2011 mencapai 99,22 persen. Dari 1.461.941 peserta UN SMA/MA, jumlah peserta yang lulus sebanyak 1.450.498. Sisanya, yang tidak lulus 11.443 (0,78 persen) peserta.

Dibandingkan angka kelulusan tahun 2009/2010 ada kenaikan jumlah kelulusan. Angka kelulusan UN tahun lalu, gabungan ujian utama dan ujian ulang, sebanyak 99,04 persen. Persentase ketidaklulusan tertinggi di NTT dengan 5,57 persen, terbaik Bali dengan 0,04 persen. Sedang Sumut persentase ketidaklulusannya mencapai 0,21 persen. (saz/sam)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/