Siapa yang kenal Hansnan Sitorus? Pasti tidak banyak. Dia ‘hanya’ seorang pelajar dari SMP Swasta AL Muslimin Pandan, Tapanuli Tengah. Tapi, siapa sangka kalau remaja ini adalah sosok yang patut dibanggakan oleh Sumatera Utara. Dialah peraih nilai ujian nasional (UN) tertinggi
di Indonesia.
Aris Barasa–Tapteng
Kebanggaan ini makin nyata karena Hansnan Sitorus meraih nilai hampir sempurna. Bersama Jilan Zahra Jauhara Rakhmad, siswi SMP Negeri 99 Jakarta dengan nilai yang sama 39, 75.
Kepastian soal nilai itu diketahui Hansnan saat mengikuti penutupan Masa Orientasi Sekolah (MOS) SMA Negeri 1 Plus Matauli Pandan, Sabtu (15/6) sore di Pantai Bosur Tapanuli Tengah. Hansnan memang memilih sekolah tersebut sebagai tempat dia melanjutykan pendidikan.
Ceritanya, pada sore itu tepat pada pukul 15.30 WIB, ibunya Soniti H Piliang mengambil hasil kelulusan dari sekolah. Begitu hasil sudah di tangan, sang ibu langsung mendatangi lokasi penutupan MOS. Dia menjumpai anaknya dan memberitahukan kalau sang anak meraih nilai tertinggi nasional. Dari hasil kelulusan yang disampaikan pihak sekolah, nilai Hasnan hampir menunjukkan nilai sempurna yakni matematika 9,75, bahasa Inggris 10, bahasa Indonesia 10, dan IPA 10.
Namun, kabar gembira itu tak serta merta disambut antusias oleh Hasnan. Dia malah terdiam dan kelihatan bingung. Belakangan diketahui kalau ekspresi itu muncul karena informasi yang diperoleh Hasnan dari teman-temannya bahwa nilai yang diperolehnya itu hanya peringkat pertama di Sumut dan ketujuh nasional.
Ditemui di SMA Negeri 1 Plus Pandan, Hasnan yang masuk kelas ungulan B umum yang saat ini telah berada di asrama, mengaku tidak menyangka dengan hasil itu. “Tidak terlalu menargetkan akan menerima nilai tertinggi secara nasional. Tapi, memang waktu saya banyak belajar dan membantu orangtua di rumah. Kalau bosan satu atau dua jam sehari itu dimanfaatkan untuk merilekskan pikiran dengan main game di rumah atau nongkorong di kafe bersama teman. Tapi, waktu ketemu dengan teman, kita sama–sama bawa buku pelajaran juga dan kembali mengulas pelajaran dari sekolah di tempat itu,” ucap pria mudah senyum itu.
Anak pertama dari 4 bersaudara pasangan Soniti H Piliang dan Hasiholan Sitorus itu mengungkapkan, kunci sukses berprestasi di sekolah dan memperoleh nilai tertinggi UN adalah menguasai setiap materi yang akan diujikan dan menajdikan pelajaran itu bagian dari dirinya.
“Dibawa asyik aja jangan menjadi beban karena kalau kita merasakan beban semudah apapun itu pasti akan terasa sulit,” tuturnya.
Dalam menghadapi UN, Hasnan mengaku meningkatkan cara belajarnya dengan mengikuti kegiatan bimbingan belajar dalam maupun di luar sekolah sama seperti siswa lainya.
Hasnan mengaku tidak pernah ketinggalan untuk mengikuti try out yang diselengarakan sekolah maupun tempat bimbingan belajar di luar sekolah. Dengan mengikuti ujian kemampuan itu dirinya mangaku selama ini dapat mengevaluasi kemampuan. Agar lebih fokus mengulang pelajaran, Hasnan pun selalu belajar usai salat Subuh.
“Sewaktu ujian saya lebih fokus untuk mengerjakan soal yang saya anggap mudah, biar waktu mengerjakan soal yang rumit lebih banyak,” cetusnya.
Ditanya mata pelajaran yang disukai, Hasnan mengaku lebih suka belajar matematika dan fisika. “Kalau mata pelajaran lain gak terlalu suka,” katanya.
Hasnan yang dikenal memiliki pendirian kuat ini juga memiliki cita–cita sejak kecil menjadi seorang pilot karena menurutnya pilot profesi yang tidak terlalu diminati banyak orang. “Cita-cita sampai sekarang pengen jadi pilot pesawat Garuda Indonesia. Pekerjaannya sangat mulia, bisa membawa orang ke mana saja. Apalagi katanya gajinya juga lebih besar dari pekerjaan lainya,” sebutnya.
Hasnan mengaku, sampai saat ini ada pesan ibunya yang selalu ditanamkan dalam dirinya hingga dia meraih apa yang diharapkannya dan kedua orangtuanya. “Kata Ibu, kalau mau pintar dan sukses ibu dan ayah akan selalu mengusahakan pendidikan yang terbaik buat aku. Kalau tidak mau, masih ada adik–adikmu yang mau bersekolah dan sukses. Kata–kata ini yang selalu saya tanamkan hingga bisa seperti saat ini,” kenangnya.
Ditanya soal pacar, Hasnan sedikit tertunduk dan malu untuk mengungkapkannya. Dengan muka yang memerah, diakuinya dirinya memiliki teman dekat dan masih adik kelasnya. Tapi tiga bulan menjelang UN, Hasnan memutuskan untuk lebih fokus belajar.
“Tiga bulan sebelum UN, fokus untuk belajar dan tidak ingin mengurusi yang lain-lain karena menjelang UN tidak ada waktu lagi Bang untuk main-main,” terangnya.
Ibunda Hasnan yang ditemui di rumahnya, mengaku sangat bangga dengan prestasi yang diperoleh anaknya saat ini. Sejak kelas 4 SD, dia telah memberikan motivasi kepada Hasnan agar mampu meraih rangking di sekolah. Saat itu Hasnanpun mampu membuktikan dan mulai masuk 10 besar di kelasnya.
“Dulu di kelasnya itu yang juara hanya perempuan. Jadi saya katakan sama Hasnan, kok anak cewek bisa lebih hebat dari laki–laki. Saat itupun Hasnan mulai menunjukkan prestasinya,” katanya.
Kata ibunda Hasnan, memang putranya itu dikenal pendiam dan hanya sering di rumah menghabiskan waktunya dengan belajar dan mengajari ketiga adik–adiknya. Kalau hasil ujian adiknya jelek khusnya Matematika, Hasnan sangat marah, karena memang Hasnan sangat suka belajar Matematika khusnya mata pelajaran yang memiliki rumus.
Sementara Kepala SMP Al Muslimin Pandan Hj Siti Nursyiah SPd mengatakan, Hasnan merupakan sosok yang pintar, aktif ,dan kreatif. “Saya juga pernah mengajar Fisika di kelas Hasnan. Dia memang sangat unggul di dua mata pelajaran itu (matematika dan fisika). Dia memiliki teknik tersendiri mengerjakan soal-soal. Terkadang rumus mata pelajaran itu dibuatnya lebih simpel dan di luar dari cara yang diterangkan guru,” pungkasnya. (smg/rbb)