25.6 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Polisi Tak Mau Umbar Tembakan

Polisi tak kehabisan ide untuk menangkap narapidana (napi) yang lari dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjunggusta Medan. Setelah melakukan razia untuk mempersempit gerak napi yang kabur, polisi juga menggunakan jasa Blackberry Messenger (BBM) dalam upaya menangkap napi.

RUGI: Petugas Lapas bersama napi  melakukan pembersihan sisa bangunan  terbakar  Lapas Tanjunggusta Medan, Sabtu (13/7) lalu. Kerugian akibat kerusuhan itu ditaksir mencapai Rp9 miliar.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
RUGI: Petugas Lapas bersama napi melakukan pembersihan sisa bangunan yang terbakar di Lapas Tanjunggusta Medan, Sabtu (13/7) lalu. Kerugian akibat kerusuhan itu ditaksir mencapai Rp9 miliar.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Jadi ketika masyarakat curiga dengan seseorang, silakan foto dan kirimkan ke PIN 28261BA4. Selain itu, melalui BBM, foto napi yang kabur juga akan disebar.

Pemegang akun BBM pengaduan ini adalah petugas di pos pengankapan. Nantinya, setelah foto masuk, sang petugas akan mencocokkan foto itu dengan data napi yang lari.

Cocok atau tidak cocoknya foto yang masuk ke BBM milik petugas itu akan langsung dijawab. Selain itu, sang petugas yang memegang akun BBM itu, Masrul Zulkarnaen, akan menyampaikan foto-foto napi yang kabur kepada pemegang akun BBM yang telah terjalin perkawanan. Hal tersebut disampaikan Kapolresta Medan, Kombes Nico Afinta kepada Wartawan, Senin (15/7) siang di markas Sat Sabhara Polresta Medan di Jalan Putri Hijau Kecamatan Medan Barat.

“Sudah kita umumkan dan sampaikan PIN BBM itu. Dengan demikian akan membantu Polres dan Polda di wilayah lain yang menangkap narapidana yang kabur itu. Selain itu, update terkait kasus ini, juga akan terus kita sampaikan melalui BBM itu, “ terang Nico.

Mabes Polri pun memastikan, jajaran kepolisian lebih mengedepankan upaya persuasif dalam memburu ratusan napi yang kabur dari Lapas Tanjunggusta, Medan. Dijanjikan, polisi tidak akan gampang melepaskan tembakan ke arah napi yang diburu.

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Ronny Sompie di Mabes Polri, Jakarta, kemarin (15/7) mengatakan, upaya-upaya persuasif yang dilakukan antara lain dengan terus mengeluarkan imbauan agar napi yang masih dalam pelarian, segera menyerahkan diri. Tempat menyerahkan diri tidak harus langsung ke Lapas Tanjunggusta, tapi bisa ke pos polisi atau rutan terdekat, yang selanjutnya oleh petugas akan diantar ke LP Tanjunggusta.

“Kita mengedepankan upaya persuasif, antara lain dengan melakukan razia di setiap kabupaten/kota dan perbatasan provinsi dengan Sumatera Barat, Riau, dan Aceh,” terang Ronny.

Langkah persuasif lain, petugas akan mendatangi keluarga para napi. Pihak keluarga diimbau ikut melakukan pendekatan ke napi agar mau cepat menyerahkan diri. “Kita juga akan mendata alamat napi untuk bisa kerja sama dengan keluarganya atau warga untuk mengajak kembali para napi masuk ke lapas,” kata Ronny.

Langkah lain, bekerjasama dengan kemenkum-HAM dan kanwil kumham, polisi menyebar foto-foto napi yang belum kembali. Tujuannya agar masyarakat bisa mengenali para napi yang kabur itu.

Kembali ke Nico, Kapolresta Medan ini menyebutkan kalau pihaknya sudah mengamankan 100 orang narapidana yang kabur. Begitu juga dengan jumlah naraapidana yang kabur tersebut, Nico menegaskan kalau jumlah narapidana yang kabur itu berjumlah 212 orang. Meski demikian, Nico mengaku kalau pihaknya masih terus melakukan pengejaran dan upaya penangkapan terhadap para narapidana yang kabur itu. Untuk lebih memaksimalkan kegiatan itu, pihaknya membuka pos penangkapan di Lapas Klas I Tanjunggusta Medan. Dari pos tersebut akan ter-update perkembangan dan jumlah terbaru dari narapidana yang berhasil ditangkap.

“Seluruh personel Polresta Medan kita konsentrasikan pada kasus ini, khususnya untuk dapat menangkap para narapidana yang kabur itu. Upaya pengejaran dan penangkapan itu, masih kita lakukan dengan melakukan penyisiran dan razia di sejuamlah titik-titik sentral seperti bandara, pelabuhan, dan terminal, “ sambung Nico.

Incar Hutan Sumut

Di sisi lain, Detasment Khusus (Densus) 88 dan Breskrim Mabes Polri sudah berada di Kota Medan. Mereka hadir untuk turut mengungkap kasus kerusuhan yang terjadi di Tanjunggusta, Kamis (11/7) lalu. Termasuk proses penangkapan terhadap para narapidana yang kabur saat kerusuhan itu.

“Ya, untuk pengungkapan kasus ini, tidak hanya kesatuan kita melainkan beberapa kesatuan. Untuk soal Densus 88 itu, silahkan tanya pada Bareskrim Mabes Polri,” ungkap Nico.

Saat disinggung soal hutan-hutan di Sumatera Utara juga akan dijaga dan dilakukan penyisiran, disebut Nico kalau hal itu belum dilakukan. Namun, mengingat masih adanya narapidana teroris yang turut kabur saat kerusuhan itu dan belum juga tertangkap, Nico menyebut kalau perlu diperhatikan penjagaan terhadap hutan-hutan di Sumatera Utara. “Memang belum kita lakukan. Namun itu masukan yang bagus dan akan kita sampaikan pada tim untuk selanjutnya mungkin akan kita laksanakan, “ jelas Nico.

Saat disinggung mengenai keberadaan empat narapidana teroris yang belum ditangkap di antaranya Fadli Sadama, Agus Sunyoto alias Gaplek, Abdul Gani, dan Nibras alias Arab, dia mengaku belum bisa menjelaskan. Begitupula saat ditanyakan mengenai keberadaan Fadli Sadama apakah berada di Aceh, Nico pun enggan menjelaskan. “Nanti proses penyidikan. Mengenai dua senjata, apakah diambil teroris, itu tidak benar. Saya sudah koordinasi dengan Kalapasnya Pak Muji, tidak ada senjata yang hilang,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, Fadli Sadama merupakan narapidana teroris yang dinilai paling berbahaya. Dia terlibat penyerangan Bank CIMB Niaga Medan dan Kantor Kepolisian Sektor Hamparanperak, Deliserdang, Sumatera Utara. Fadli divonis 11 tahun penjara dari tuntutan selama 15 tahun penjara. Ia dinyatakan terbukti ikut merancang penyerangan Bank CIMB Niaga Medan dan memasok senjata dari Malaysia. Fadli alias Acin alias Zaid alias Fernando alias Buyung alias Ade merupakan penasihat kelompok Mujahidin Indonesia Wilayah Medan yang berafiliasi dengan Jemaah Islamiyah.

“Untuk teroris masih empat yang dicari. Pencarian bukan hanya melibatkan Polda Sumut, tapi juga gabungan Polda-polda lain yang dibawah naungan Mabes Polri. Pencarian itu bekerja sama dengan seluruh Polda di Sumut dan Jawa. Kami juga kerja sama dengan Kakanwil Kemenkumham Sumut untuk menghimpun data siapa saja napi yang berada di luar (belum ditangkap),” jelasnya.

Nico menyatakan pihaknya telah memeriksa sedikitnya 32 saksi baik dari petugas lapas, narapidana maupun warga yang melihat tragedi pembakaran Lapas Tanjunggusta Medan. Dari hasil Tim Labpor Polda Sumut dibawah pimpinan Kombes Agus, katanya ditemukan ada lebih dari satu titik sumber api. Sehingga dipastikan ada unsur kesengajaan pembakaran.

“Dari olah tkp (tempat kejadian perkara) ditemukan ada lebih dari satu titik sumber api. Sehingga ada unsur kesengajaan pembakaran. Kami masih memeriksa saksi-saksi, alat bukti dan petunjuk ahli untuk membuktikan siapa yang akan bertanggung jawab. Bagi yang bersalah akan diproses sesuai peraturan berlaku. Masih proses ya. Tolong kami diberi waktu, supaya kasus ini jelas,” ungkap Nico.
Sebelumnya, adapun narapidana teroris yang tidak melarikan diri dalam peristiwa itu adalah Marwan alias Wak Geng, M Khoir, Suryadi alias Sa’ad, Pamriyanto alias Suryo, Gema Ramadhan. Sedangkan narapidana teroris yang telah tertangkap oleh pihak aparat kepolisian diantaranya Beben, Paujan, Abu Dari Langkat, dua napi terlibat kasus terorisme akhirnya dipindahkan dari sel tahanan Mapolres Langkat ke Mako Brimobdasu dengan alasan keamanan.

Dengan demikian, dari lima berhasil diamankan di wilayah hukum Polres Langkat tiga lainnya dari kasus berbeda masih bergabung dengan penjahat umum lainnya di sel tahanan Mapolres Langkat. Pemindahan sedikit terkesan mendadak, karena petang kemarin disebutkan seluruh napi ada sel Mapolres.

“Dua napi kasus teroris yang kemarin berhasil kita amankan dalam upaya melarikan sudah dipindahkan ke Mako Brimobdasu. Ya, untuk keamanan saja ya makanya dipindah,” kata Kapolres Langkat, AKBP L Ewric Bhismo, kemarin. (mag-10/far/sam/jie)

Polisi tak kehabisan ide untuk menangkap narapidana (napi) yang lari dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjunggusta Medan. Setelah melakukan razia untuk mempersempit gerak napi yang kabur, polisi juga menggunakan jasa Blackberry Messenger (BBM) dalam upaya menangkap napi.

RUGI: Petugas Lapas bersama napi  melakukan pembersihan sisa bangunan  terbakar  Lapas Tanjunggusta Medan, Sabtu (13/7) lalu. Kerugian akibat kerusuhan itu ditaksir mencapai Rp9 miliar.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
RUGI: Petugas Lapas bersama napi melakukan pembersihan sisa bangunan yang terbakar di Lapas Tanjunggusta Medan, Sabtu (13/7) lalu. Kerugian akibat kerusuhan itu ditaksir mencapai Rp9 miliar.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Jadi ketika masyarakat curiga dengan seseorang, silakan foto dan kirimkan ke PIN 28261BA4. Selain itu, melalui BBM, foto napi yang kabur juga akan disebar.

Pemegang akun BBM pengaduan ini adalah petugas di pos pengankapan. Nantinya, setelah foto masuk, sang petugas akan mencocokkan foto itu dengan data napi yang lari.

Cocok atau tidak cocoknya foto yang masuk ke BBM milik petugas itu akan langsung dijawab. Selain itu, sang petugas yang memegang akun BBM itu, Masrul Zulkarnaen, akan menyampaikan foto-foto napi yang kabur kepada pemegang akun BBM yang telah terjalin perkawanan. Hal tersebut disampaikan Kapolresta Medan, Kombes Nico Afinta kepada Wartawan, Senin (15/7) siang di markas Sat Sabhara Polresta Medan di Jalan Putri Hijau Kecamatan Medan Barat.

“Sudah kita umumkan dan sampaikan PIN BBM itu. Dengan demikian akan membantu Polres dan Polda di wilayah lain yang menangkap narapidana yang kabur itu. Selain itu, update terkait kasus ini, juga akan terus kita sampaikan melalui BBM itu, “ terang Nico.

Mabes Polri pun memastikan, jajaran kepolisian lebih mengedepankan upaya persuasif dalam memburu ratusan napi yang kabur dari Lapas Tanjunggusta, Medan. Dijanjikan, polisi tidak akan gampang melepaskan tembakan ke arah napi yang diburu.

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Ronny Sompie di Mabes Polri, Jakarta, kemarin (15/7) mengatakan, upaya-upaya persuasif yang dilakukan antara lain dengan terus mengeluarkan imbauan agar napi yang masih dalam pelarian, segera menyerahkan diri. Tempat menyerahkan diri tidak harus langsung ke Lapas Tanjunggusta, tapi bisa ke pos polisi atau rutan terdekat, yang selanjutnya oleh petugas akan diantar ke LP Tanjunggusta.

“Kita mengedepankan upaya persuasif, antara lain dengan melakukan razia di setiap kabupaten/kota dan perbatasan provinsi dengan Sumatera Barat, Riau, dan Aceh,” terang Ronny.

Langkah persuasif lain, petugas akan mendatangi keluarga para napi. Pihak keluarga diimbau ikut melakukan pendekatan ke napi agar mau cepat menyerahkan diri. “Kita juga akan mendata alamat napi untuk bisa kerja sama dengan keluarganya atau warga untuk mengajak kembali para napi masuk ke lapas,” kata Ronny.

Langkah lain, bekerjasama dengan kemenkum-HAM dan kanwil kumham, polisi menyebar foto-foto napi yang belum kembali. Tujuannya agar masyarakat bisa mengenali para napi yang kabur itu.

Kembali ke Nico, Kapolresta Medan ini menyebutkan kalau pihaknya sudah mengamankan 100 orang narapidana yang kabur. Begitu juga dengan jumlah naraapidana yang kabur tersebut, Nico menegaskan kalau jumlah narapidana yang kabur itu berjumlah 212 orang. Meski demikian, Nico mengaku kalau pihaknya masih terus melakukan pengejaran dan upaya penangkapan terhadap para narapidana yang kabur itu. Untuk lebih memaksimalkan kegiatan itu, pihaknya membuka pos penangkapan di Lapas Klas I Tanjunggusta Medan. Dari pos tersebut akan ter-update perkembangan dan jumlah terbaru dari narapidana yang berhasil ditangkap.

“Seluruh personel Polresta Medan kita konsentrasikan pada kasus ini, khususnya untuk dapat menangkap para narapidana yang kabur itu. Upaya pengejaran dan penangkapan itu, masih kita lakukan dengan melakukan penyisiran dan razia di sejuamlah titik-titik sentral seperti bandara, pelabuhan, dan terminal, “ sambung Nico.

Incar Hutan Sumut

Di sisi lain, Detasment Khusus (Densus) 88 dan Breskrim Mabes Polri sudah berada di Kota Medan. Mereka hadir untuk turut mengungkap kasus kerusuhan yang terjadi di Tanjunggusta, Kamis (11/7) lalu. Termasuk proses penangkapan terhadap para narapidana yang kabur saat kerusuhan itu.

“Ya, untuk pengungkapan kasus ini, tidak hanya kesatuan kita melainkan beberapa kesatuan. Untuk soal Densus 88 itu, silahkan tanya pada Bareskrim Mabes Polri,” ungkap Nico.

Saat disinggung soal hutan-hutan di Sumatera Utara juga akan dijaga dan dilakukan penyisiran, disebut Nico kalau hal itu belum dilakukan. Namun, mengingat masih adanya narapidana teroris yang turut kabur saat kerusuhan itu dan belum juga tertangkap, Nico menyebut kalau perlu diperhatikan penjagaan terhadap hutan-hutan di Sumatera Utara. “Memang belum kita lakukan. Namun itu masukan yang bagus dan akan kita sampaikan pada tim untuk selanjutnya mungkin akan kita laksanakan, “ jelas Nico.

Saat disinggung mengenai keberadaan empat narapidana teroris yang belum ditangkap di antaranya Fadli Sadama, Agus Sunyoto alias Gaplek, Abdul Gani, dan Nibras alias Arab, dia mengaku belum bisa menjelaskan. Begitupula saat ditanyakan mengenai keberadaan Fadli Sadama apakah berada di Aceh, Nico pun enggan menjelaskan. “Nanti proses penyidikan. Mengenai dua senjata, apakah diambil teroris, itu tidak benar. Saya sudah koordinasi dengan Kalapasnya Pak Muji, tidak ada senjata yang hilang,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, Fadli Sadama merupakan narapidana teroris yang dinilai paling berbahaya. Dia terlibat penyerangan Bank CIMB Niaga Medan dan Kantor Kepolisian Sektor Hamparanperak, Deliserdang, Sumatera Utara. Fadli divonis 11 tahun penjara dari tuntutan selama 15 tahun penjara. Ia dinyatakan terbukti ikut merancang penyerangan Bank CIMB Niaga Medan dan memasok senjata dari Malaysia. Fadli alias Acin alias Zaid alias Fernando alias Buyung alias Ade merupakan penasihat kelompok Mujahidin Indonesia Wilayah Medan yang berafiliasi dengan Jemaah Islamiyah.

“Untuk teroris masih empat yang dicari. Pencarian bukan hanya melibatkan Polda Sumut, tapi juga gabungan Polda-polda lain yang dibawah naungan Mabes Polri. Pencarian itu bekerja sama dengan seluruh Polda di Sumut dan Jawa. Kami juga kerja sama dengan Kakanwil Kemenkumham Sumut untuk menghimpun data siapa saja napi yang berada di luar (belum ditangkap),” jelasnya.

Nico menyatakan pihaknya telah memeriksa sedikitnya 32 saksi baik dari petugas lapas, narapidana maupun warga yang melihat tragedi pembakaran Lapas Tanjunggusta Medan. Dari hasil Tim Labpor Polda Sumut dibawah pimpinan Kombes Agus, katanya ditemukan ada lebih dari satu titik sumber api. Sehingga dipastikan ada unsur kesengajaan pembakaran.

“Dari olah tkp (tempat kejadian perkara) ditemukan ada lebih dari satu titik sumber api. Sehingga ada unsur kesengajaan pembakaran. Kami masih memeriksa saksi-saksi, alat bukti dan petunjuk ahli untuk membuktikan siapa yang akan bertanggung jawab. Bagi yang bersalah akan diproses sesuai peraturan berlaku. Masih proses ya. Tolong kami diberi waktu, supaya kasus ini jelas,” ungkap Nico.
Sebelumnya, adapun narapidana teroris yang tidak melarikan diri dalam peristiwa itu adalah Marwan alias Wak Geng, M Khoir, Suryadi alias Sa’ad, Pamriyanto alias Suryo, Gema Ramadhan. Sedangkan narapidana teroris yang telah tertangkap oleh pihak aparat kepolisian diantaranya Beben, Paujan, Abu Dari Langkat, dua napi terlibat kasus terorisme akhirnya dipindahkan dari sel tahanan Mapolres Langkat ke Mako Brimobdasu dengan alasan keamanan.

Dengan demikian, dari lima berhasil diamankan di wilayah hukum Polres Langkat tiga lainnya dari kasus berbeda masih bergabung dengan penjahat umum lainnya di sel tahanan Mapolres Langkat. Pemindahan sedikit terkesan mendadak, karena petang kemarin disebutkan seluruh napi ada sel Mapolres.

“Dua napi kasus teroris yang kemarin berhasil kita amankan dalam upaya melarikan sudah dipindahkan ke Mako Brimobdasu. Ya, untuk keamanan saja ya makanya dipindah,” kata Kapolres Langkat, AKBP L Ewric Bhismo, kemarin. (mag-10/far/sam/jie)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/