30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Sedih, Kakek Buta Berjuang Sendirian di Gubuk Reot, Butuh Bantuan

Simon Manurung, warga Desa Jangga Dolok, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir butuh uluran tangan.

TOBASA, SUMUTPOS.CO – Sedih menyaksikan kehidupan sehari-hari yang dijalani kakek tua ini. Dia hidup sebatang kara di dalam gubuk reot  dan hanya mengandalkan insting dan feeling untuk menggerakkan tubuha dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sebab kedua matanya sudah tidak berfungsi.

Namanya Simon Manurung (69), warga Desa Jangga Dolok, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir ini, agar dapat melanjutkan kelangsungan hidupnya, pria tua buta ini hanya menunggu belas kasihan daripada para tetangganya ataupun dari saudaranya yang juga ada tinggal di dekat rumahnya. 

Saat kru New Tapanuli (SumutPos.co grup) menyambangi ke rumah Pak Tua ini pada Minggu (14/7), dia ditemani saudaranya Sudirman Manurung, di mana pada saat itu Simon Manurung sedang memasak di dapurnya yang sudah reot, berlantaikan papan renggang serta tiangnya seperti mau tumbang dan atap sudah berlobang-lobang. 

Saat diajak berbicara, Simon Manurung tidak bisa melayani dengan baik karena alat pendengarannya pun nyaris tidak berfungsi lagi. Mengenai cerita kehidupan Simon Manurung, dibantu saudaranya Sudirman Manurung mau memaparkan kepada kru media ini mengenai kisah kehidupan Simon.

Menurut Sudirman Manurung, bahwa Simon Manurung sudah mengalami kebutaan sejak dia masih kecil. Saat itu Simon mengalami penyakit campak. 

“Penyakit campaklah yang membuat dia buta hingga saat ini. Dan hanya mengandalkan feeling saja dia melakukan aktivitas sehari-hari,” paparnya.

Dia menambahkan, Simon Manurung juga pernah menikah dengan seorang wanita Boru Napitupulu dan mempunyai seorang anak. Akan tetapi, entah karena apa, pria tua buta ini ditinggal pergi oleh istri dan anaknya begitu saja.

“Sekitar lima tahunan lalu Pak Simon Manurung ditinggal pergi. Sampai saat ini belum pernah dijenguk oleh istrinya. Anaknya pernah datang ke sini setelah itu tidak lagi,” sebut Sudirman.

Masih menurut Sudirman, mulai saat itulah Pak Simon hidup sebatang kara dan hanya mengharapkan belas kasihan dari para tetangganya. 

Sedangkan bantuan dari pemerintah tidak pernah sekalipun ia dapat. Baik Raskin, PKH atau bantuan jenis lainnya. 

“Padahal kita sudah berulang kali kita ajukan kepada Pemerintah Desa. Tidak juga ada respon. Mudah-mudahan melalui media ini, Pak Simon bisa segera dapat dibantu. Kan kasihan,” harapnya.

Terpisah, bahwa sebelumnya saat dikonfirmasi mengenai hal ini beberapa hari yang lalu kepada Kepala Desa Jangga Dolok Rahmat Manurung melalui saluran teleponnya, menyampaikan bahwa Desa sudah sering memberikan bantuan kepada Pak Simon. berupa beras dan lainnya.

“Sudah sering kita berikan bantuan beras secara simbolis kepada Pak Simon. Dan mengenai bantuan dari Kemensos yaitu KPM PKH Pak Simon tidak bisa masuk. Dikarenakan data kependudukannya tidak lengkap. Nantilah kita bantu untuk mengurusnya,” ucap Kepdes melalui saluran teleponnya. (os/nt/sp)

Simon Manurung, warga Desa Jangga Dolok, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir butuh uluran tangan.

TOBASA, SUMUTPOS.CO – Sedih menyaksikan kehidupan sehari-hari yang dijalani kakek tua ini. Dia hidup sebatang kara di dalam gubuk reot  dan hanya mengandalkan insting dan feeling untuk menggerakkan tubuha dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sebab kedua matanya sudah tidak berfungsi.

Namanya Simon Manurung (69), warga Desa Jangga Dolok, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir ini, agar dapat melanjutkan kelangsungan hidupnya, pria tua buta ini hanya menunggu belas kasihan daripada para tetangganya ataupun dari saudaranya yang juga ada tinggal di dekat rumahnya. 

Saat kru New Tapanuli (SumutPos.co grup) menyambangi ke rumah Pak Tua ini pada Minggu (14/7), dia ditemani saudaranya Sudirman Manurung, di mana pada saat itu Simon Manurung sedang memasak di dapurnya yang sudah reot, berlantaikan papan renggang serta tiangnya seperti mau tumbang dan atap sudah berlobang-lobang. 

Saat diajak berbicara, Simon Manurung tidak bisa melayani dengan baik karena alat pendengarannya pun nyaris tidak berfungsi lagi. Mengenai cerita kehidupan Simon Manurung, dibantu saudaranya Sudirman Manurung mau memaparkan kepada kru media ini mengenai kisah kehidupan Simon.

Menurut Sudirman Manurung, bahwa Simon Manurung sudah mengalami kebutaan sejak dia masih kecil. Saat itu Simon mengalami penyakit campak. 

“Penyakit campaklah yang membuat dia buta hingga saat ini. Dan hanya mengandalkan feeling saja dia melakukan aktivitas sehari-hari,” paparnya.

Dia menambahkan, Simon Manurung juga pernah menikah dengan seorang wanita Boru Napitupulu dan mempunyai seorang anak. Akan tetapi, entah karena apa, pria tua buta ini ditinggal pergi oleh istri dan anaknya begitu saja.

“Sekitar lima tahunan lalu Pak Simon Manurung ditinggal pergi. Sampai saat ini belum pernah dijenguk oleh istrinya. Anaknya pernah datang ke sini setelah itu tidak lagi,” sebut Sudirman.

Masih menurut Sudirman, mulai saat itulah Pak Simon hidup sebatang kara dan hanya mengharapkan belas kasihan dari para tetangganya. 

Sedangkan bantuan dari pemerintah tidak pernah sekalipun ia dapat. Baik Raskin, PKH atau bantuan jenis lainnya. 

“Padahal kita sudah berulang kali kita ajukan kepada Pemerintah Desa. Tidak juga ada respon. Mudah-mudahan melalui media ini, Pak Simon bisa segera dapat dibantu. Kan kasihan,” harapnya.

Terpisah, bahwa sebelumnya saat dikonfirmasi mengenai hal ini beberapa hari yang lalu kepada Kepala Desa Jangga Dolok Rahmat Manurung melalui saluran teleponnya, menyampaikan bahwa Desa sudah sering memberikan bantuan kepada Pak Simon. berupa beras dan lainnya.

“Sudah sering kita berikan bantuan beras secara simbolis kepada Pak Simon. Dan mengenai bantuan dari Kemensos yaitu KPM PKH Pak Simon tidak bisa masuk. Dikarenakan data kependudukannya tidak lengkap. Nantilah kita bantu untuk mengurusnya,” ucap Kepdes melalui saluran teleponnya. (os/nt/sp)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/