27 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Golkar Stagnan Jika Majukan Kader

MEDAN- Mesin Partai Golkar diprediksi akan mengalami stagnasi bila partai pohon beringin itu ngotot memajukan kader yang tak potensial sebagai Cagubsu di Pilgubsu tahun depan. Kalangan arus bawah partai yang dibesarkan mantan Presiden Soeharto dan saat ini dipimpin Aburizal Bakrie tersebut membutuhkan sosok non-kader yang populer dan electable untuk memenangkan pertarungan Pilgubsu.

“Kalau mau menang, pimpinan partai harus memperhatikan keinginan arus bawah. Jika tidak asipratif bisa saja kader tak berjuang memenangkan calon yang diusung partai. Situasi ini yang berlangsung di tubuh Golkar Sumut pada Pilgubsu 2008 silam,” ungkap politisi Partai Golkar Sumut, yang juga mantan Sekretaris DPD I Partai Golkar Sumut, Hardi Mulyono, kepada wartawan, di Medan, Rabu (15/8).

Menurut Hardi, kalau ditelusuri keinginan arus bawah atau di tingkat akar rumput, mayoritas kader menginginkan sosok non-kader yang kenyang pengalaman di pemerintahan yang dicalonkan oleh Partai Golkar. Itu artinya, lanjut Hardi, aspirasi itu harus disahuti pimpinan partai di tingkat provinsi dan pusat untuk mengangkat moral kader yang merupakan ujung tombak calon partai.

“Masih segar dalam ingatan bagaimana kami yang mengusung Ali Umri pada Pilgubsu 2008 silam akhirnya kalah telak. Itu karena kader condong pada sosok Syamsul Arifin yang juga kader Partai Golkar. Meskipun tak diusung Partai Golkar, banyak kader yang justru berjuang memenangkan Syamsul Arifin di Pilgubsu saat itu,” tukas Hardi. (ari)

MEDAN- Mesin Partai Golkar diprediksi akan mengalami stagnasi bila partai pohon beringin itu ngotot memajukan kader yang tak potensial sebagai Cagubsu di Pilgubsu tahun depan. Kalangan arus bawah partai yang dibesarkan mantan Presiden Soeharto dan saat ini dipimpin Aburizal Bakrie tersebut membutuhkan sosok non-kader yang populer dan electable untuk memenangkan pertarungan Pilgubsu.

“Kalau mau menang, pimpinan partai harus memperhatikan keinginan arus bawah. Jika tidak asipratif bisa saja kader tak berjuang memenangkan calon yang diusung partai. Situasi ini yang berlangsung di tubuh Golkar Sumut pada Pilgubsu 2008 silam,” ungkap politisi Partai Golkar Sumut, yang juga mantan Sekretaris DPD I Partai Golkar Sumut, Hardi Mulyono, kepada wartawan, di Medan, Rabu (15/8).

Menurut Hardi, kalau ditelusuri keinginan arus bawah atau di tingkat akar rumput, mayoritas kader menginginkan sosok non-kader yang kenyang pengalaman di pemerintahan yang dicalonkan oleh Partai Golkar. Itu artinya, lanjut Hardi, aspirasi itu harus disahuti pimpinan partai di tingkat provinsi dan pusat untuk mengangkat moral kader yang merupakan ujung tombak calon partai.

“Masih segar dalam ingatan bagaimana kami yang mengusung Ali Umri pada Pilgubsu 2008 silam akhirnya kalah telak. Itu karena kader condong pada sosok Syamsul Arifin yang juga kader Partai Golkar. Meskipun tak diusung Partai Golkar, banyak kader yang justru berjuang memenangkan Syamsul Arifin di Pilgubsu saat itu,” tukas Hardi. (ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/