31 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Dinas PPPA Imbau Seluruh Orangtua di Sumut Membangun Relasi dengan CINTA dan CERDAS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tantangan orang tua atau parenting di era milenial cukup kompleks. Ini disebabkan kehadiran teknologi yang kian canggih, di mana kini banyak merubah peradaban dunia.   

KETERANGAN: Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Utara, Nurlela, saat memberikan keterangan pada wartawan di ruang kerjanya, belum lama ini.

Karenanya, selaku leading sector soal anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumatera Utara, telah menyusun sejumlah program agar parenting dan anak mampu bersahabat di era milenial. 

 Adapun program dimaksud yakni; membangun relasi dengan CINTA, dan menjadi orangtua CERDAS. CINTA merupakan akronim dari Cermati peran ayah dan ibu; Ingat selalu hak anak; Niatkan untuk mengelola emosi; Temukan potensi stres pada anak; serta Anak dan orang tua bersahabat. 

Sedangkan CERDAS akronim dari; Cermati peran orangtua dengan baik; Emosi diri harus diatur; Rekomendasi dokter diimplementasikan; Dukung anak agar tidak stres; Anak menjadi sahabat bagi orangtua; serta Selalu ingatkan dan lakukan delapan peran orangtua dalam mendampingi anak. 

“Pesan bagi orangtua, baik ayah maupun ibu, harus berubah dalam mendidik anak-anaknya. Karena waktu mendidik anak sangatlah cepat, dimulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA hingga kuliah ortu tetap harus menjadi pendidik mereka dalam rumahnya,” kata Kepala Dinas PPPA Sumut, Nurlela kepada Sumut Pos, Minggu (15/8). 

 Hal kedua, kata Nurlela, orangtua masa kini perlu berhati-hati jangan sampai tidak mengenal sifat dan karakter anak-anaknya. Serta jangan sampai orangtua kecewa apabila anak-anaknya sudah pergi ke dunianya, di era digital atau dunia maya karena mereka akan lupa segalanya. “Sedikit saja lengah dan lepas dari pendidikan orangtua di rumah, anak-anak kita akan asyik dengan dunianya. Jangan sampai kita orang tua merebut kesempatan tetap mendidik anak di rumah,” ujar wanita berkacamata ini.

 Selanjutnya yang tak kalah penting, orangtua tetaplah menjadi pendidik pertama di rumah dalam rangka menjadikan anak-anak kelak menjadi manusia-manusia yang berkarakter mulia, tidak mementingkan diri sendiri dan mau bekerja keras. ”Ibu adalah pendobrak dan benteng terakhir untuk anak-anak di dalam rumah.  Kalaupun ayahnya kurang perhatian terhadap anaknya di dalam rumah, selama ibu masih memegang nilai-nilai pendidikan maka anak-anak kita akan selamat,” terangnya. 

 Kedua hal ini sebagai jawaban sekaligus tindak lanjut dari Webinar Dinas PPPA Sumut, yang dilaksanakan pada Jumat (13/8), dengan mengusung tema “Mendidik Anak dengan Hati di Era Milenial”.

Ketua TP PKK Sumut, Nawal Lubis, sebelumnya menyampaikan, mendidik anak di era milenial dengan pesatnya kemajuan teknologi saat ini merupakan tantangan terbesar bagi para orangtua. Jika masa lalu masyarakat kesulitan akses informasi dan komunikasi, maka sekarang kebalikannya. Kekhawatiran muncul karena sebagian besar usia anak sudah akrab dengan gadget (ponsel) yang menyediakan berbagai hal dalam genggaman.

Menurut Nawal, penggunaan gadget menjadi seperti sebuah keharusan dalam kehidupan setiap orang. Fenomena kumpul bersama namun tidak saling bercengkrama, lumrah terjadi. Setidaknya dalam satu dekade terakhir, gadget sudah mulai banyak diminati dan digunakan berbagai kalangan.

“Era digital ini, semua sibuk dengan gadget (gawainya) masing-masing, berkumpul tetapi sendiri-sendiri. Ini tanda perubahan zaman, di mana informasi itu tidak secepat sekarang. Memang teknologi tak bisa kita jauhkan, dan itulah yang membuat kita khawatir. Apalagi bagi anak-anak, mereka sangat mudah beradaptasi,” ujarnya saat menjadi pembicara. 

Begitupun ia menilai teknologi informasi memiliki dampak positif maupun negatif. Tantangan terbesar adalah pengaruh kehidupan sosial anak, yang kemudian menjadi tugas sekaligus tantangan bagi para orang tua memanfaatkan kemudahan di era digitalisasi dewasa ini.

“Apalagi seperti sekarang ini di masa pandemi Covid-19, banyak anak-anak yang berinteraksi dengan gadget (gawai), padahal mereka itu belum memahami dampak dari digitalisasi informasi. Untuk itu perlu peran orang tua dalam mengawasi anaknya,” pungkasnya. (prn/ila) 

TEKS FOTO

KETERANGAN: Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Utara, saat memberikan keterangan pada wartawan di ruang kerjanya, belum lama ini. IST

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tantangan orang tua atau parenting di era milenial cukup kompleks. Ini disebabkan kehadiran teknologi yang kian canggih, di mana kini banyak merubah peradaban dunia.   

KETERANGAN: Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Utara, Nurlela, saat memberikan keterangan pada wartawan di ruang kerjanya, belum lama ini.

Karenanya, selaku leading sector soal anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumatera Utara, telah menyusun sejumlah program agar parenting dan anak mampu bersahabat di era milenial. 

 Adapun program dimaksud yakni; membangun relasi dengan CINTA, dan menjadi orangtua CERDAS. CINTA merupakan akronim dari Cermati peran ayah dan ibu; Ingat selalu hak anak; Niatkan untuk mengelola emosi; Temukan potensi stres pada anak; serta Anak dan orang tua bersahabat. 

Sedangkan CERDAS akronim dari; Cermati peran orangtua dengan baik; Emosi diri harus diatur; Rekomendasi dokter diimplementasikan; Dukung anak agar tidak stres; Anak menjadi sahabat bagi orangtua; serta Selalu ingatkan dan lakukan delapan peran orangtua dalam mendampingi anak. 

“Pesan bagi orangtua, baik ayah maupun ibu, harus berubah dalam mendidik anak-anaknya. Karena waktu mendidik anak sangatlah cepat, dimulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA hingga kuliah ortu tetap harus menjadi pendidik mereka dalam rumahnya,” kata Kepala Dinas PPPA Sumut, Nurlela kepada Sumut Pos, Minggu (15/8). 

 Hal kedua, kata Nurlela, orangtua masa kini perlu berhati-hati jangan sampai tidak mengenal sifat dan karakter anak-anaknya. Serta jangan sampai orangtua kecewa apabila anak-anaknya sudah pergi ke dunianya, di era digital atau dunia maya karena mereka akan lupa segalanya. “Sedikit saja lengah dan lepas dari pendidikan orangtua di rumah, anak-anak kita akan asyik dengan dunianya. Jangan sampai kita orang tua merebut kesempatan tetap mendidik anak di rumah,” ujar wanita berkacamata ini.

 Selanjutnya yang tak kalah penting, orangtua tetaplah menjadi pendidik pertama di rumah dalam rangka menjadikan anak-anak kelak menjadi manusia-manusia yang berkarakter mulia, tidak mementingkan diri sendiri dan mau bekerja keras. ”Ibu adalah pendobrak dan benteng terakhir untuk anak-anak di dalam rumah.  Kalaupun ayahnya kurang perhatian terhadap anaknya di dalam rumah, selama ibu masih memegang nilai-nilai pendidikan maka anak-anak kita akan selamat,” terangnya. 

 Kedua hal ini sebagai jawaban sekaligus tindak lanjut dari Webinar Dinas PPPA Sumut, yang dilaksanakan pada Jumat (13/8), dengan mengusung tema “Mendidik Anak dengan Hati di Era Milenial”.

Ketua TP PKK Sumut, Nawal Lubis, sebelumnya menyampaikan, mendidik anak di era milenial dengan pesatnya kemajuan teknologi saat ini merupakan tantangan terbesar bagi para orangtua. Jika masa lalu masyarakat kesulitan akses informasi dan komunikasi, maka sekarang kebalikannya. Kekhawatiran muncul karena sebagian besar usia anak sudah akrab dengan gadget (ponsel) yang menyediakan berbagai hal dalam genggaman.

Menurut Nawal, penggunaan gadget menjadi seperti sebuah keharusan dalam kehidupan setiap orang. Fenomena kumpul bersama namun tidak saling bercengkrama, lumrah terjadi. Setidaknya dalam satu dekade terakhir, gadget sudah mulai banyak diminati dan digunakan berbagai kalangan.

“Era digital ini, semua sibuk dengan gadget (gawainya) masing-masing, berkumpul tetapi sendiri-sendiri. Ini tanda perubahan zaman, di mana informasi itu tidak secepat sekarang. Memang teknologi tak bisa kita jauhkan, dan itulah yang membuat kita khawatir. Apalagi bagi anak-anak, mereka sangat mudah beradaptasi,” ujarnya saat menjadi pembicara. 

Begitupun ia menilai teknologi informasi memiliki dampak positif maupun negatif. Tantangan terbesar adalah pengaruh kehidupan sosial anak, yang kemudian menjadi tugas sekaligus tantangan bagi para orang tua memanfaatkan kemudahan di era digitalisasi dewasa ini.

“Apalagi seperti sekarang ini di masa pandemi Covid-19, banyak anak-anak yang berinteraksi dengan gadget (gawai), padahal mereka itu belum memahami dampak dari digitalisasi informasi. Untuk itu perlu peran orang tua dalam mengawasi anaknya,” pungkasnya. (prn/ila) 

TEKS FOTO

KETERANGAN: Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Utara, saat memberikan keterangan pada wartawan di ruang kerjanya, belum lama ini. IST

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/