26.7 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Soal Penghapusan Nama FDT, Yang Penting Bukan Nama, tapi Acara & Promosi

Wahyu A Pratomo, Pengamat Pariwisata Sumut
Wahyu A Pratomo, Pengamat Pariwisata Sumut

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Selama 7 tahun digelar secara berpindah-pindah, event Festival Danau Toba (FDT) dinilai belum mampu mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara datang ke danau terbesar di Asia Tenggara itu. Karena itu, event FDT dinilai layak digantikan dengan konsep yang lebih cocok dengan market pariwisata saat ini.

“Sebenarnya FDT tidak dihapus, tetapi diganti namanya. Penggantian itu perlu dilakukan, karena meski sudah lama diselenggarakan, FDT belum memberikan dampak maksimal. Lagipula, sebenarnya yang penting bukan nama acaranya, tetapi isi acara, promosinya, dan dukungan dari seluruh stakeholders. Selama ini, FDT belum menarik perhatian turis secara nasional dan internasional,” kata Pengamat Pariwisata Sumut, Wahyu A Pratomo kepada Sumut Pos, Kamis (16/1).

Untuk itu, menurut Wahyu, event Danau Toba sebaiknya disatukan dengan penyelenggaraan kegiatan pariwisata nasional. Misalnya di Sumatera Barat ada Tour de Singkarak, Jember Fashion Show di Jember, dan lain-lain. “Dari sisi potensi keindahan alam, jelas Danau Toba lebih baik,” jelas Wahyu.

Ia juga mengusulkan, even pariwisata Danau Toba sebaiknya diselenggarakan tidak hanya satu minggu tertentu. Tetapi digelar setiap bulan. “Jadi ada satu kalender pariwisata satu tahun di sekitar Danau Toba yang diselenggarakan secara rutin. Acaranya bisa dikoordinasikan oleh pemkab, pemprov, atau nasional yang juga melibatkan swasta,” ungkap Wahyu.

Dengan demikian, acaranya tidak dibuat secara terpisah-pisah tanpa koordinasi. “Kita tidak perlu malu mencontoh pengelolaan Banyuwangi Festival yang begitu baik dan berhasil mendatangkan wisatawan baik domestik maupun internasional. Sehingga pariwisata di Danau Toba tidak hanya ramai pada waktu tertentu saja,” tuturnya.

Di samping itu, menurutnya, event pariwisata bagaimanapun dilaksanakan, jika tidak didukung oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak akan berdampak.

“Atraksi di Danau Toba sangat terbatas. Namun ketika investor ingin masuk, sulit untuk mengembangkan tempat atraksi wisata. Tanpa ada dukungan dari masyarakat, sulit untuk mendukung kesuksesan event pariwisata Danau Toba,” pungkasnya. (gus)

Wahyu A Pratomo, Pengamat Pariwisata Sumut
Wahyu A Pratomo, Pengamat Pariwisata Sumut

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Selama 7 tahun digelar secara berpindah-pindah, event Festival Danau Toba (FDT) dinilai belum mampu mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara datang ke danau terbesar di Asia Tenggara itu. Karena itu, event FDT dinilai layak digantikan dengan konsep yang lebih cocok dengan market pariwisata saat ini.

“Sebenarnya FDT tidak dihapus, tetapi diganti namanya. Penggantian itu perlu dilakukan, karena meski sudah lama diselenggarakan, FDT belum memberikan dampak maksimal. Lagipula, sebenarnya yang penting bukan nama acaranya, tetapi isi acara, promosinya, dan dukungan dari seluruh stakeholders. Selama ini, FDT belum menarik perhatian turis secara nasional dan internasional,” kata Pengamat Pariwisata Sumut, Wahyu A Pratomo kepada Sumut Pos, Kamis (16/1).

Untuk itu, menurut Wahyu, event Danau Toba sebaiknya disatukan dengan penyelenggaraan kegiatan pariwisata nasional. Misalnya di Sumatera Barat ada Tour de Singkarak, Jember Fashion Show di Jember, dan lain-lain. “Dari sisi potensi keindahan alam, jelas Danau Toba lebih baik,” jelas Wahyu.

Ia juga mengusulkan, even pariwisata Danau Toba sebaiknya diselenggarakan tidak hanya satu minggu tertentu. Tetapi digelar setiap bulan. “Jadi ada satu kalender pariwisata satu tahun di sekitar Danau Toba yang diselenggarakan secara rutin. Acaranya bisa dikoordinasikan oleh pemkab, pemprov, atau nasional yang juga melibatkan swasta,” ungkap Wahyu.

Dengan demikian, acaranya tidak dibuat secara terpisah-pisah tanpa koordinasi. “Kita tidak perlu malu mencontoh pengelolaan Banyuwangi Festival yang begitu baik dan berhasil mendatangkan wisatawan baik domestik maupun internasional. Sehingga pariwisata di Danau Toba tidak hanya ramai pada waktu tertentu saja,” tuturnya.

Di samping itu, menurutnya, event pariwisata bagaimanapun dilaksanakan, jika tidak didukung oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak akan berdampak.

“Atraksi di Danau Toba sangat terbatas. Namun ketika investor ingin masuk, sulit untuk mengembangkan tempat atraksi wisata. Tanpa ada dukungan dari masyarakat, sulit untuk mendukung kesuksesan event pariwisata Danau Toba,” pungkasnya. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/