26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ini Usus Cucu Ibu yang Sudah Membusuk…

Bayi dengan Usus dan Lambung di Luar Perut Meninggal

Upaya tim medis RSU H Adam Malik Medan untuk menolong bayi perempuan (22 hari) lahir tak normal dengan kondisi usus dan lambung di luar tubuh akhirnya kandas. Anak dari pasangan Sunarji (35) dan Suprianati (32) ini menghembuskan nafas terakhirnya, Kamis siang (16/2).

Jhonson P Siahaan, Medan

Siang kemarin, bayi perempuan yang sempat dirawat di Ruang Perinatologi (Ruang Khusus Bayi) Lantai I, RSUP H Adam Malik itu, menjalani operasi terhadap usus dan lambung. Operasi dimulai sejak pukul 11.30 WIB dan selesai pukul 15.30 WIB.

Saat proses operasi, sang nenek bayi Inin sejak pukul 11.00 WIB bersama dengan suaminya (kakek bayi) Muchtar (62), terlihat cemas menunggu cucu mereka menjalani operasi. Inin yang menggunakan baju hitam, jilbab hitam, dan celana warna coklat duduk sambil melipat kedua jari tangannya. Hal serupa juga dilakukan, Muchtar, sang kakek yang menggunakan baju warna biru tua menggunakan celana jeans coklat.

Sesekali petugas yang menggunakan pengeras suara yang dirancang khusus hanya untuk lantai tersebut memanggil para keluarga pasien. Inin dan suaminya, Muchtar terlihat cemas begitu mendengar suara pengeras tersebut. Namun, bukan mereka yang dipanggil petugas tetapi keluarga pasien yang lainnya. Tepat pukul 15.30 WIB petugas pun dengan menggunakan pengeras suara memanggil keluarga. Lalu, Muchtar masuk ke dalam ruangan tersebut. “Operasi telah selesai. Tapi, kata dokter tak ada yang harus dilakukan lagi karena ada kelainan pada jantung dan lambung cucu saya,” katanya saat berada di luar begitu keluar dari ruang operasi.

Tak begitu berapa lama kemudian, petugas pun keluar dan menyerahkan satu botol kaca tepatnya tempat infus. Namun, di dalamnya hanya ada cairan sedikit dan potongan usus. “Ini usus cucu ibu yang sudah sempat membusuk dan berhasil dipotong oleh dokter,” kata petugas sambil menyerahkan botol tersebut kepada Inin.

Pukul 16.15 WIB, petugas melalui pengeras suara kembali  memanggil keluarga. Lagi-lagi, Muchtar masuk ke dalam ruangan dan sekitar 5 menit berada di dalam, Muchtar pun keluar dari dalam ruangan. “Bu, cucu kita sudah meninggal,” ucapnya dengan nada pelan kepada sang istri, Inin, dengan wajah pucat.

Sontak saja, Inin, sang nenek pun menitikkan air mata dan dengan pandangan hampa ke depan mengatakan. “Yah Allah, kenapa begitu cepat. Padahal sudah 23 hari aku temani dia,” ucapnya dengan nada pelan.

Muchtar dan keluarga lainnya yang tinggal di Medan begitu mendengar kabar itu langsung naik dari Lantai I ke Lantai III. Terlihat mereka memegang handphone masing-masing sambing menghubungi sanak family mereka. “Anaknya Sunarji sudah meninggal, Pak,” kata seorang anggota keluarga melalui telepon kepada keluarga yang lainnya.

Keluarga pasien yang lainnya mendekati Inin dan terlihat juga ikut memberikan dorongan dan motivasi kepadanya. “Yah Allah, terlalu berat cobaan ini kau berikan,” sebut Inin sambil memegang amplop coklat berisikan foto/gambar hasil ronsen cucunya itu.

Sementara Dr Mahyono SpB, dokter spesialis bedah yang juga termasuk dalam Tim Dokter melakukan operasi itu mengatakan, saat dilakukan operasi terlihat ada keanehan pada jantung dan lambung bayi tersebut. “Operasi sudah selesai dilakukan dan sukses. Tapi, harapan hidup hanya 40 persen karena ada kelainan pada jantung dan lambungnya juga,” jelasnya.

Lebih lanjut, Mahyono menuturkan, semua telah dilakukan semaksimal mungkin dan semua upaya dilakukan. “Makin banyak kelainan pada bayi, maka makin sedikit harapan untuk hidup. Begitu sebaliknya, makin sedikit kelainan maka harapan untuk hidup akan semakin besar. Dari hasil operasi yang kita lakukan, memang keanehan itu terletak pada jantung dan lambung,” bebernya.

Mengenai tim dokter yang dilibat, Mahyono menyebutkan, tim dokter yang dilibatkan semua sudah spesialis di bidangnya. “Dokter yang dilibatkan diantaranya Dr Pertin SpA (dokter spesialis anak), Dr Emil SpA (dokter spesialis anak), Dr Suyaharto SpAn (dokter spesialis anastesi) dan saya sendiri spesialis bedah. Semuanya sudah spesialis di bidangnya masing-masing,” ungkapnya.

Hal senada diucapkan Direktur Medik & Keperawatan RSUP H Adam Malik, dr Lukmanul Hakim. Ditambahkannya, sudah banyak pasien yang seperti demikian, namun, dirinya tak mengetahui pasti jumlahnya dan berhasil dilakukan operasi. “Penyakit seperti ini memang banyak, tetapi bisa dilakukan operasi dan semua normal kembali. Memang pada bayi ini ada terlihat keanehan pada jantung dan lambung. Semua upaya sudah kita lakukan dan RSUP H Adam Malik turut berduka cita,” ungkapnya. (*)

Bayi dengan Usus dan Lambung di Luar Perut Meninggal

Upaya tim medis RSU H Adam Malik Medan untuk menolong bayi perempuan (22 hari) lahir tak normal dengan kondisi usus dan lambung di luar tubuh akhirnya kandas. Anak dari pasangan Sunarji (35) dan Suprianati (32) ini menghembuskan nafas terakhirnya, Kamis siang (16/2).

Jhonson P Siahaan, Medan

Siang kemarin, bayi perempuan yang sempat dirawat di Ruang Perinatologi (Ruang Khusus Bayi) Lantai I, RSUP H Adam Malik itu, menjalani operasi terhadap usus dan lambung. Operasi dimulai sejak pukul 11.30 WIB dan selesai pukul 15.30 WIB.

Saat proses operasi, sang nenek bayi Inin sejak pukul 11.00 WIB bersama dengan suaminya (kakek bayi) Muchtar (62), terlihat cemas menunggu cucu mereka menjalani operasi. Inin yang menggunakan baju hitam, jilbab hitam, dan celana warna coklat duduk sambil melipat kedua jari tangannya. Hal serupa juga dilakukan, Muchtar, sang kakek yang menggunakan baju warna biru tua menggunakan celana jeans coklat.

Sesekali petugas yang menggunakan pengeras suara yang dirancang khusus hanya untuk lantai tersebut memanggil para keluarga pasien. Inin dan suaminya, Muchtar terlihat cemas begitu mendengar suara pengeras tersebut. Namun, bukan mereka yang dipanggil petugas tetapi keluarga pasien yang lainnya. Tepat pukul 15.30 WIB petugas pun dengan menggunakan pengeras suara memanggil keluarga. Lalu, Muchtar masuk ke dalam ruangan tersebut. “Operasi telah selesai. Tapi, kata dokter tak ada yang harus dilakukan lagi karena ada kelainan pada jantung dan lambung cucu saya,” katanya saat berada di luar begitu keluar dari ruang operasi.

Tak begitu berapa lama kemudian, petugas pun keluar dan menyerahkan satu botol kaca tepatnya tempat infus. Namun, di dalamnya hanya ada cairan sedikit dan potongan usus. “Ini usus cucu ibu yang sudah sempat membusuk dan berhasil dipotong oleh dokter,” kata petugas sambil menyerahkan botol tersebut kepada Inin.

Pukul 16.15 WIB, petugas melalui pengeras suara kembali  memanggil keluarga. Lagi-lagi, Muchtar masuk ke dalam ruangan dan sekitar 5 menit berada di dalam, Muchtar pun keluar dari dalam ruangan. “Bu, cucu kita sudah meninggal,” ucapnya dengan nada pelan kepada sang istri, Inin, dengan wajah pucat.

Sontak saja, Inin, sang nenek pun menitikkan air mata dan dengan pandangan hampa ke depan mengatakan. “Yah Allah, kenapa begitu cepat. Padahal sudah 23 hari aku temani dia,” ucapnya dengan nada pelan.

Muchtar dan keluarga lainnya yang tinggal di Medan begitu mendengar kabar itu langsung naik dari Lantai I ke Lantai III. Terlihat mereka memegang handphone masing-masing sambing menghubungi sanak family mereka. “Anaknya Sunarji sudah meninggal, Pak,” kata seorang anggota keluarga melalui telepon kepada keluarga yang lainnya.

Keluarga pasien yang lainnya mendekati Inin dan terlihat juga ikut memberikan dorongan dan motivasi kepadanya. “Yah Allah, terlalu berat cobaan ini kau berikan,” sebut Inin sambil memegang amplop coklat berisikan foto/gambar hasil ronsen cucunya itu.

Sementara Dr Mahyono SpB, dokter spesialis bedah yang juga termasuk dalam Tim Dokter melakukan operasi itu mengatakan, saat dilakukan operasi terlihat ada keanehan pada jantung dan lambung bayi tersebut. “Operasi sudah selesai dilakukan dan sukses. Tapi, harapan hidup hanya 40 persen karena ada kelainan pada jantung dan lambungnya juga,” jelasnya.

Lebih lanjut, Mahyono menuturkan, semua telah dilakukan semaksimal mungkin dan semua upaya dilakukan. “Makin banyak kelainan pada bayi, maka makin sedikit harapan untuk hidup. Begitu sebaliknya, makin sedikit kelainan maka harapan untuk hidup akan semakin besar. Dari hasil operasi yang kita lakukan, memang keanehan itu terletak pada jantung dan lambung,” bebernya.

Mengenai tim dokter yang dilibat, Mahyono menyebutkan, tim dokter yang dilibatkan semua sudah spesialis di bidangnya. “Dokter yang dilibatkan diantaranya Dr Pertin SpA (dokter spesialis anak), Dr Emil SpA (dokter spesialis anak), Dr Suyaharto SpAn (dokter spesialis anastesi) dan saya sendiri spesialis bedah. Semuanya sudah spesialis di bidangnya masing-masing,” ungkapnya.

Hal senada diucapkan Direktur Medik & Keperawatan RSUP H Adam Malik, dr Lukmanul Hakim. Ditambahkannya, sudah banyak pasien yang seperti demikian, namun, dirinya tak mengetahui pasti jumlahnya dan berhasil dilakukan operasi. “Penyakit seperti ini memang banyak, tetapi bisa dilakukan operasi dan semua normal kembali. Memang pada bayi ini ada terlihat keanehan pada jantung dan lambung. Semua upaya sudah kita lakukan dan RSUP H Adam Malik turut berduka cita,” ungkapnya. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/