MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pembangunan infrastruktur di Kota Medan terus bergeliat. Selain proyek Underpass Titi Kuning, juga ada pembangunan jembatan layang (fly over) Kampung Lalang, Pondok Kelapa dan Jalan Aksara.
Namun, untuk tahun 2016 ini, fokus utama adalah Underpass Titi Kuning. “Tahun ini konstruksi (Underpass Titi Kuning) mulai dikerjakan,” kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kota Medan, Zulkarnain Lubis di Medan, Selasa (16/2).
Setelah pembangunan Underpass Titi Kuning, kemudian menyusul Fly Over Kampung Lalang dan Pondok Kelapa, serta Fly Over Aksara. “Fly over tersebut akan dikerjakan setelah Titi Kuning selesai,” sebutnya.
Zulkarnain menjelaskan, untuk Underpass Titi Kuning, Pemko Medan masih dalam proses pembebasan lahan. Pembebasan lahan sendiri dilakukan oleh Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan. “Kalau pembebasan lahan selesai, maka pengerjaan akan dimulai,” paparnya.
Ditambahkan, semua pembangunan itu menggunakan alokasi belanja jaringan jalan dari APBN. “Kalau Fly Over Kampung Lalang, akan dibangun mulai tahun 2017 nanti,” tandasnya.
Dia berharap geliat pembangunan ini akan mendorong fungsi jalan lingkar Kota Medan yang semakin baik. “Kita berharap Balai Besar Jalan Nasional juga segera penyusunan program Fly Over Pondok Kelapa dan Fly Over Aksara sesuai yang sudah kita usulkan,” ungkapnya.
Selain itu, Balai Besar Jalan Nasional juga akan meneruskan perbaikan Jalan Sumarsono Helvetia. “Kalau ini sudah dikerjakan, maka sistem jaringan lingkar luar bagian Utara dapat terintegrasi dengan jalan tol. Hal itu akan membuat konektivitas antara kawasan dan wilayah akan semakin baik,” paparnya.
Pemko Medan disebutkan, juga berharap agar Balai Besar Jalan Nasional dapat meningkatkan perawatan dan pemeliharaan jaringan-jaringan jalan nasional yang memang menjadi tanggungjawab pemerintah pusat.
“Poin ini sangat penting karena ada kondisi jalan Kota Medan yang rusak akibat proyek pembangunan jaringan sanitasi. Jadi kalau proyek itu berada di jalan nasional atau provinsi, diharapkan mereka bisa melakukan rehabilitasi jalan-jalan tersebut,” tegasnya.
Zulkarnain menilai, tantangan pembangunan kota Medan salah satunya memperbaiki infrastruktur. Untuk itu dengan alokasi dana yang akan disiapkan tersebut diharapkan kualitas sistem jaringan jalan dan drainase lebih baik, sehingga masyarakat akan semakin bisa menikmati dan merasakan manfaat dari pembangunan itu sendiri.
“Kita memiliki volume belanja daerah sekitar Rp 5,3 triliun, di mana 32 persen untuk biaya tidak langsung dan 68 persen untuk belanja pengeluaran. Dengan begitu pemko memiliki kemampuan untuk melaksanakan berbagai program pembangunan yang semakin produktif guna mengatasi tantangan pembangunan kota,” pungkasnya. (prn/dek)