26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Timbun Ribuan Liter Solar, Dua Oknum AL Ditangkap

MEDAN-Jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) cukup banyak kejadian yang memprihatinkan. Di Belawan, sopir mobil tangki Pertamina dipukuli karena tak mau menurunkan muatannya. Sementara di Tanjungbalai, ada 2 oknum Angkatan Laut yang kedapatan menimbun 2.000 liter solar.

Naiknya BBM bulan mendatang, membuat dua petugas dari angkatan laut (AL) ini mengambil kesempatan. Keduanya, kedapatan petugas Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus) Poldasu menimbun bbm sebanyak 2000 liter dan 5 drum di lokasi berbeda, Kamis (15/3) sekitar pukul 01.30 WIB.
Kedua tersangka yakni Praka S dan Praka H. Keduanya merupakan anggota Angkatan Laut Tanjungbalai yang ditangkap di dua lokasi berbeda yakni Jalan Seinangka Asahan dan di Teluknibung Tanjungbalai dengan barang bukti 2000 liter dan 5 drum solar.

Penangkapan ini berawal berkat adanya informasi dari masyarakat. Reserse Kriminal Khusus yang menerima laporan itu langsung menuju lokasi yang dimakdud. Ternyata benar, Praka H dengan menggunakan mobil pick up BK 8695 CC yang sudah dimodifikasi tangkinya sedang membawa mobil tersebut berikut 3 buah jeriken.

Saat dilakukan penggeladahan, pria berusia 30 tahun tak dapat menunjukkan surat-suratnya. Mendapat barang bukti tersebut, Praka H bersama barang bukti selanjutnya diboyong ke Polres Asahan guna proses lebih lanjut. Namun karena tersangka merupakan anggota Angkatan Laut (AL) Tanjungbalai, Praka H lalu diserahkan ke Polres Pomal AL. Rencananya solar tersebut rencananya akan dibawa ke gudang milik Akiet yang berada di kawasan Sungai Kepayang, Asahan.

Terpisah,  Praka S juga berhasil ditangkap unit Reserse Kriminal Khusus Polda Sumut karena membawa 15 drum bahan bakar minyak (bbm) bersubsidi di Teluknibung, Tanjungbalai. Dia ditangkap saat mengambil BBM tersebut dari SPBU Tanjungbalai dengan menggunakan jeriken.Data yang dihimpun Posmetro Medan (grup Sumut Pos), rencananya sebanyak 15 drum solar itu akan diserahkan ke gudang PT Timur Jaya (eks gudang arang) di kawasan Teluknibung. Tersangka Praka S yang juga merupakan anggota AL Tanjungbalai ini diserahkan ke Pomal AL guna proses lebih lanjut. “Keduanya kita serahkan kesatuan masing-masing dan barang bukti diamankan di Polres setempat,” jelas Kasubdit PID Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan, kemarin.

Terpisah, Danyon Marinir Belawan Mayor (Mar) Agung Setiawan mengatakan belum ada menerima laporan terkait penangkapan dua oknum TNI-AL itu. “Tapi akan saya cek dulu nanti ya,” ujar Mayor Agung Setiawan.

Di hari yang sama, Poldasu ternyata menyita 2.000 liter solar lain di Simalungun. Informasi yang didapat menyebutkan, penyitaan tersebut dilakukan pada Kamis (15/3) lalu, sekira pukul 04.30 WIB, di SPBU No. 14.211.212 yang diketahui milik Andrian Hartanto alias Apeng di Jalan Merdeka, Serbelawan, Kabupaten Simalungun. Saat penyitaan, operator SPBU bernama Warsito (34), tengah mengisi solar ke drum yang ada di dalam truk Colt Diesel BK 8688 TV. Truk itu dikemudikan Novri (27), sedangkan keneknya Pairin (49).

Dalam kasus ini, polisi juga menahan dua orang tersangka. Para tersangka dan barang bukti kini berada di Mapoldasu. Hingga Jumat (16/3) polisi masih mendalami keterangan kedua tersangka dan juga meminta keterangan dua saksi. “BBM yang ada dalam drum itu sekitar 2.000 liter,” ujar AKBP Mashudi, Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda Sumut kepada wartawan.

Di Belawan, Sopir Mobil Tangki Pertamina Dipukuli

Di Belawan, tindakan spekulan (penimbun) BBM bersubsidi tak resmi di utara Kota Medan kian brutal. Untuk mendapatkan pasokan BBM, para ‘mafia’ ini tak hanya memperoleh dari SPBU, namun mereka juga memaksa para para sopir truk tangki pertamina untuk berhenti dan menurunkan muatannya. Seperti yang dialami, Suriadi (36) sopir truk tangki BK 9881 CL yang baru sehari menggantikan rekannya ini dipukuli oknum tertentu di Jalan KL Yos Sudarso Km 16 Medan Labuhan karena tak bersedia menurunkan muatan BBM yang dibawanya.

Informasi dihimpun Sumut Pos, Jumat (16/3) siang, di Medan Labuhan menyebutkan, tindakan brutal pria suruhan spekulan BBM illegal tersebut terjadi sekira pukul 12.30 WIB. Ketika itu, Suriadi yang baru saja keluar dari areal depot pengisian dan pendistribusian BBM Pertamina Medan Group di Km 20 Medan Labuhan, bermaksud akan mendistribusikan 32 ton BBM jenis bensin ke sebuah SPBU di kawasan Jalan Ring Road, Medan.

Baru sekitar 4 kilometer meninggalkan lokasi, truk tangki yang dikemudikan korban tiba-tiba dipaksa berhenti di lokasi penampungan dan penimbunan BBM tak resmi oleh beberapa oknum pria tak dikenal. Merasa takut berurusan dengan hukum, korban pun tak menggubris permintaan tersebut. Tak ayal lagi, Suriadi yang berhasil diburu para pelaku langsung dipaksa turun. Tak sampai di situ, warga Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan inipun menjadi sasaran pemukulan, hingga mengakibatkan bagian bibirnya terluka dan berdarah.

Kepala Officer PT Elnusa Petrofin Medan, H Joni ketika dikonfirmasi melalui Humas dan Pengawasan Hendrik membenarkan adanya seorang sopir tangki yang tercatat sebagai karyawannya mengalami tindak kekerasan. “Rencananya kejadian penganiayaan ini akan kita laporkan dulu ke pertamina, untuk kemudian diteruskan ke aparat berwajib,” kata, Hendrik.

Untuk diketahui, PT Elnusa Petrofin Medan merupakan anak perusahaan PT (Persero) Pertamina yang dipercayakan sebagai perusahaan transportasi untuk menangani pendistribusian BBM bersubsidi dari depot pengisian hingga ke SPBU yang terdapat di Sumatera Utara dan Naggroe Aceh Darussalam (NAD).

Sementara di Deliserdang, nelayan tradisional di Kecamatan Pantailabu mulai mengeluh karena kesulitan membeli solar dengan menggunakan jeriken. Akibatnya ratusan perahu nelayan tertambat di sekitar tempat pelelangan ikan (TPI), Jumat (16/3), Banyak nelayan mengisi waktunya hanya melakukan aktivitas membersihkan perahu, dan jaring. “Sekali melaut membutuhkan sekitar 40 liter solar. Tetapi pengelola SPBU melarang pembelian solar menggunakan jeriken,” jelas Midi (45) nelayan di sana.

Kejadian serupa juga terjadi di Karo. Kelangkaan bukan pada solar, tapi pada premium. Kemarin, sejumlah konsumen yang ditemui Sumut Pos mengaku, pihak SPBU  tidak lagi dapat melayani kebutuhan mulai pukul 10.00 WIB karena habis stok.(eza/ril/smg/mag-17/btr/ari/ram/mag-5)

MEDAN-Jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) cukup banyak kejadian yang memprihatinkan. Di Belawan, sopir mobil tangki Pertamina dipukuli karena tak mau menurunkan muatannya. Sementara di Tanjungbalai, ada 2 oknum Angkatan Laut yang kedapatan menimbun 2.000 liter solar.

Naiknya BBM bulan mendatang, membuat dua petugas dari angkatan laut (AL) ini mengambil kesempatan. Keduanya, kedapatan petugas Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus) Poldasu menimbun bbm sebanyak 2000 liter dan 5 drum di lokasi berbeda, Kamis (15/3) sekitar pukul 01.30 WIB.
Kedua tersangka yakni Praka S dan Praka H. Keduanya merupakan anggota Angkatan Laut Tanjungbalai yang ditangkap di dua lokasi berbeda yakni Jalan Seinangka Asahan dan di Teluknibung Tanjungbalai dengan barang bukti 2000 liter dan 5 drum solar.

Penangkapan ini berawal berkat adanya informasi dari masyarakat. Reserse Kriminal Khusus yang menerima laporan itu langsung menuju lokasi yang dimakdud. Ternyata benar, Praka H dengan menggunakan mobil pick up BK 8695 CC yang sudah dimodifikasi tangkinya sedang membawa mobil tersebut berikut 3 buah jeriken.

Saat dilakukan penggeladahan, pria berusia 30 tahun tak dapat menunjukkan surat-suratnya. Mendapat barang bukti tersebut, Praka H bersama barang bukti selanjutnya diboyong ke Polres Asahan guna proses lebih lanjut. Namun karena tersangka merupakan anggota Angkatan Laut (AL) Tanjungbalai, Praka H lalu diserahkan ke Polres Pomal AL. Rencananya solar tersebut rencananya akan dibawa ke gudang milik Akiet yang berada di kawasan Sungai Kepayang, Asahan.

Terpisah,  Praka S juga berhasil ditangkap unit Reserse Kriminal Khusus Polda Sumut karena membawa 15 drum bahan bakar minyak (bbm) bersubsidi di Teluknibung, Tanjungbalai. Dia ditangkap saat mengambil BBM tersebut dari SPBU Tanjungbalai dengan menggunakan jeriken.Data yang dihimpun Posmetro Medan (grup Sumut Pos), rencananya sebanyak 15 drum solar itu akan diserahkan ke gudang PT Timur Jaya (eks gudang arang) di kawasan Teluknibung. Tersangka Praka S yang juga merupakan anggota AL Tanjungbalai ini diserahkan ke Pomal AL guna proses lebih lanjut. “Keduanya kita serahkan kesatuan masing-masing dan barang bukti diamankan di Polres setempat,” jelas Kasubdit PID Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan, kemarin.

Terpisah, Danyon Marinir Belawan Mayor (Mar) Agung Setiawan mengatakan belum ada menerima laporan terkait penangkapan dua oknum TNI-AL itu. “Tapi akan saya cek dulu nanti ya,” ujar Mayor Agung Setiawan.

Di hari yang sama, Poldasu ternyata menyita 2.000 liter solar lain di Simalungun. Informasi yang didapat menyebutkan, penyitaan tersebut dilakukan pada Kamis (15/3) lalu, sekira pukul 04.30 WIB, di SPBU No. 14.211.212 yang diketahui milik Andrian Hartanto alias Apeng di Jalan Merdeka, Serbelawan, Kabupaten Simalungun. Saat penyitaan, operator SPBU bernama Warsito (34), tengah mengisi solar ke drum yang ada di dalam truk Colt Diesel BK 8688 TV. Truk itu dikemudikan Novri (27), sedangkan keneknya Pairin (49).

Dalam kasus ini, polisi juga menahan dua orang tersangka. Para tersangka dan barang bukti kini berada di Mapoldasu. Hingga Jumat (16/3) polisi masih mendalami keterangan kedua tersangka dan juga meminta keterangan dua saksi. “BBM yang ada dalam drum itu sekitar 2.000 liter,” ujar AKBP Mashudi, Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda Sumut kepada wartawan.

Di Belawan, Sopir Mobil Tangki Pertamina Dipukuli

Di Belawan, tindakan spekulan (penimbun) BBM bersubsidi tak resmi di utara Kota Medan kian brutal. Untuk mendapatkan pasokan BBM, para ‘mafia’ ini tak hanya memperoleh dari SPBU, namun mereka juga memaksa para para sopir truk tangki pertamina untuk berhenti dan menurunkan muatannya. Seperti yang dialami, Suriadi (36) sopir truk tangki BK 9881 CL yang baru sehari menggantikan rekannya ini dipukuli oknum tertentu di Jalan KL Yos Sudarso Km 16 Medan Labuhan karena tak bersedia menurunkan muatan BBM yang dibawanya.

Informasi dihimpun Sumut Pos, Jumat (16/3) siang, di Medan Labuhan menyebutkan, tindakan brutal pria suruhan spekulan BBM illegal tersebut terjadi sekira pukul 12.30 WIB. Ketika itu, Suriadi yang baru saja keluar dari areal depot pengisian dan pendistribusian BBM Pertamina Medan Group di Km 20 Medan Labuhan, bermaksud akan mendistribusikan 32 ton BBM jenis bensin ke sebuah SPBU di kawasan Jalan Ring Road, Medan.

Baru sekitar 4 kilometer meninggalkan lokasi, truk tangki yang dikemudikan korban tiba-tiba dipaksa berhenti di lokasi penampungan dan penimbunan BBM tak resmi oleh beberapa oknum pria tak dikenal. Merasa takut berurusan dengan hukum, korban pun tak menggubris permintaan tersebut. Tak ayal lagi, Suriadi yang berhasil diburu para pelaku langsung dipaksa turun. Tak sampai di situ, warga Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan inipun menjadi sasaran pemukulan, hingga mengakibatkan bagian bibirnya terluka dan berdarah.

Kepala Officer PT Elnusa Petrofin Medan, H Joni ketika dikonfirmasi melalui Humas dan Pengawasan Hendrik membenarkan adanya seorang sopir tangki yang tercatat sebagai karyawannya mengalami tindak kekerasan. “Rencananya kejadian penganiayaan ini akan kita laporkan dulu ke pertamina, untuk kemudian diteruskan ke aparat berwajib,” kata, Hendrik.

Untuk diketahui, PT Elnusa Petrofin Medan merupakan anak perusahaan PT (Persero) Pertamina yang dipercayakan sebagai perusahaan transportasi untuk menangani pendistribusian BBM bersubsidi dari depot pengisian hingga ke SPBU yang terdapat di Sumatera Utara dan Naggroe Aceh Darussalam (NAD).

Sementara di Deliserdang, nelayan tradisional di Kecamatan Pantailabu mulai mengeluh karena kesulitan membeli solar dengan menggunakan jeriken. Akibatnya ratusan perahu nelayan tertambat di sekitar tempat pelelangan ikan (TPI), Jumat (16/3), Banyak nelayan mengisi waktunya hanya melakukan aktivitas membersihkan perahu, dan jaring. “Sekali melaut membutuhkan sekitar 40 liter solar. Tetapi pengelola SPBU melarang pembelian solar menggunakan jeriken,” jelas Midi (45) nelayan di sana.

Kejadian serupa juga terjadi di Karo. Kelangkaan bukan pada solar, tapi pada premium. Kemarin, sejumlah konsumen yang ditemui Sumut Pos mengaku, pihak SPBU  tidak lagi dapat melayani kebutuhan mulai pukul 10.00 WIB karena habis stok.(eza/ril/smg/mag-17/btr/ari/ram/mag-5)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/