30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Keluarga Patungan Pulangkan Jenazah

Jenazah TKI Korban Pembunuhan Tiba di Medan

MEDAN- Setelah terlantar selama 10 hari di Malaysia, akhirnya jenazah Hendra (35), tenaga kerja Indonesia (TKI) yang jadi korban pembunuhan, dipulangkan juga oleh KBRI ke Medan, Sabtu (16/4). Peti jenazah TKI asal Jalan Bromo Ujung, Gang Tertib, Medan Denai ini tiba di Bandara Polonia pukul 10.00 WIB, dengan menumpang pesawat komersial Malaysia Air Lines.

Peti jenazah berwarna putih, yang telah dikemas dalam plastik ini diterima oleh abang kandung korban, Syafrizal. Setelah segala urusan adminitrasi diselesaikan, akhirnya peti jenazah itu dimasukan ke mobil jenazah yang telah dipersiapkan keluarga korban.

Setibanya di rumah duka, jenazah Hendra disambut isak tangis keluarga. Begitu peti jenazah dibuka, tangisan kembali ‘meledak’. Pada wajah korban, terdapat luka lebam bekas hantaman benda tumpul.
Ibu korban, Asni, nyaris pingsan melihat anaknya terbujur kaku dalam peti jenazah. Sementara ayah korban, Bakhtiar Effendi langsung mencium wajah korban sambil menangis.

“Kami minta pemerintah Indonesia dan Malaysia segera mengungkap pelaku pembunuhan adik kami ini,” tegas Safrizal. Dia juga mengatakan, mereka mendapat informasi bahwa Hendra ditemukan tewas karena dibunuh pada 6 April 2011 lalu, di kawasan Port Kelang Malaysia.

“Namun menurut keterangan visum dokter di Malaysia yang kami dapat, adik saya meninggal pada 3 April 2011, dalam keterangan surat visum ini mengatakan, sekujur tubuh adik kami ini penuh memar akibat dipukul benda tumpul,” beber pria kurus berlobe putih ini.

Syafrizal, juga mengungkapkan, lambatnya proses pemulangan jenazah adiknya tersebut, dari Malaysia, dikarenakan pihak KBRI tidak ada biaya. “Atas dasar tersebutlah, kami patugan dengan keluarga lainnya mengumpulkan dana, untuk biaya pemulangan jenazah Hendra untuk segera dikebumikan,” tegas pria berkemeja coklat liris-liris ini. “Setelah dana terkumpul, kami mengontak KBRI di Kuala Lumpur, untuk mempersiapkan proses pemulangan jenazah sampai ke Medan,” tegas Syafrizal.

Diketahui, pria berusia 35 tahun itu ditemukan tewas di Port Kelang Malaysia, tak jauh dari tempat kerjanya diduga dianiaya dengan luka memar di sekujur tubuh, Rabu (6/4) lalu.

Keluarga baru mengetahaui Hendra tewas, Rabu (13/4) lalu, setelah diberitahukan petugas Polsekta Medan Area, Aiptu JM Siregar. Keterangan keluarga, Hendra baru 1 tahun bekerja sebagai buruh perkebunan di Port Kelang Malaysia. Hendra diajak temannya tanpa melalui PJTKI, dan keluarga tidak mengetahui siapa orang yang mengajaknya.

Terakhir kali, Hendra pulang ke rumahnya pada November 2011 untuk mengurus visa dan administrasi. Setelah itu, pada awal Desember 2011, Hendra kembali ke Malaysia melalui Tanjung Balai dengan menumpang Kapal Ferry.(rud)

Jenazah TKI Korban Pembunuhan Tiba di Medan

MEDAN- Setelah terlantar selama 10 hari di Malaysia, akhirnya jenazah Hendra (35), tenaga kerja Indonesia (TKI) yang jadi korban pembunuhan, dipulangkan juga oleh KBRI ke Medan, Sabtu (16/4). Peti jenazah TKI asal Jalan Bromo Ujung, Gang Tertib, Medan Denai ini tiba di Bandara Polonia pukul 10.00 WIB, dengan menumpang pesawat komersial Malaysia Air Lines.

Peti jenazah berwarna putih, yang telah dikemas dalam plastik ini diterima oleh abang kandung korban, Syafrizal. Setelah segala urusan adminitrasi diselesaikan, akhirnya peti jenazah itu dimasukan ke mobil jenazah yang telah dipersiapkan keluarga korban.

Setibanya di rumah duka, jenazah Hendra disambut isak tangis keluarga. Begitu peti jenazah dibuka, tangisan kembali ‘meledak’. Pada wajah korban, terdapat luka lebam bekas hantaman benda tumpul.
Ibu korban, Asni, nyaris pingsan melihat anaknya terbujur kaku dalam peti jenazah. Sementara ayah korban, Bakhtiar Effendi langsung mencium wajah korban sambil menangis.

“Kami minta pemerintah Indonesia dan Malaysia segera mengungkap pelaku pembunuhan adik kami ini,” tegas Safrizal. Dia juga mengatakan, mereka mendapat informasi bahwa Hendra ditemukan tewas karena dibunuh pada 6 April 2011 lalu, di kawasan Port Kelang Malaysia.

“Namun menurut keterangan visum dokter di Malaysia yang kami dapat, adik saya meninggal pada 3 April 2011, dalam keterangan surat visum ini mengatakan, sekujur tubuh adik kami ini penuh memar akibat dipukul benda tumpul,” beber pria kurus berlobe putih ini.

Syafrizal, juga mengungkapkan, lambatnya proses pemulangan jenazah adiknya tersebut, dari Malaysia, dikarenakan pihak KBRI tidak ada biaya. “Atas dasar tersebutlah, kami patugan dengan keluarga lainnya mengumpulkan dana, untuk biaya pemulangan jenazah Hendra untuk segera dikebumikan,” tegas pria berkemeja coklat liris-liris ini. “Setelah dana terkumpul, kami mengontak KBRI di Kuala Lumpur, untuk mempersiapkan proses pemulangan jenazah sampai ke Medan,” tegas Syafrizal.

Diketahui, pria berusia 35 tahun itu ditemukan tewas di Port Kelang Malaysia, tak jauh dari tempat kerjanya diduga dianiaya dengan luka memar di sekujur tubuh, Rabu (6/4) lalu.

Keluarga baru mengetahaui Hendra tewas, Rabu (13/4) lalu, setelah diberitahukan petugas Polsekta Medan Area, Aiptu JM Siregar. Keterangan keluarga, Hendra baru 1 tahun bekerja sebagai buruh perkebunan di Port Kelang Malaysia. Hendra diajak temannya tanpa melalui PJTKI, dan keluarga tidak mengetahui siapa orang yang mengajaknya.

Terakhir kali, Hendra pulang ke rumahnya pada November 2011 untuk mengurus visa dan administrasi. Setelah itu, pada awal Desember 2011, Hendra kembali ke Malaysia melalui Tanjung Balai dengan menumpang Kapal Ferry.(rud)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/