Rencana interpelasi DPR RI terhadap Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mendapat pertentangan. Pengamat Ekonomi Universitas Sumatera Utara malah mengatakan rencana interpelasi itu ada karena DPR RI tak mau BUMN jadi lebih baik.
“Biarkan apa yang dilakukan, selama itu untuk kebaikan dan kemajuan. Belum lagi upaya itu dilakukan, sudah mencoba untuk menghambatnya. Sepertinya anggota DPR RI tidak ingin melihat BUMN jadi lebih baik,” kata pengamat ekonomi dari USU, Ami Dilham SE.
Ami Dilham jelas tak setuju ketika urusan ekonomi dikait-kaitkan dengan politik. Interpelasi DPR RI sangat menunjuukkan unsur politis. Apalagi, Pilpres 2014 makin dekat. Sementara, Dahlan Iskan dengan sosok apa adanya cukup menyita perhatian warga negaran
“Inilah yang sering keblinger. Orang-orang di DPR RI ini kan pasti paham, mana urusan ekonomi dan mana urusan politik. Tidak semuanya harus diselesaikan dengan politik seperti yang sering terjadi saat ini. Kalau urusan ekonomi ya diselesaikan dengan ilmu dan kajian ekonomi. Kalau masalah politik baru pakai politik. Kalau sebaliknya, urusan ekonomi diselesaikan pakai politik, ya salah,” tegasnya.
Apa yang diungkap Ami Dilham, senada dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Diah Anggraini. Dia mengakutidak mau ikut berpolemik mengenai usulan penggunaan hak interpelasi oleh sejumlah anggota DPR. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri itu lebih suka ngobrol enteng, tentang apa yang dirasakan setelah Dahlan Iskan ngamuk di gerbang tol Semanggi ke arah Slipi, 20 Maret 2012 silam.
Diah mengaku sangat merasakan dampak dari ngamuknya Dahkan Iskan itu. Dia cerita, sebelum Dahlan ngamuk, perjalanannya dari rumah hingga kantor Kemendagri paling cepat dua jam.
Sudah jelas, waktu dua jam sangat berharga bagi Diah, yang menduduki strategis di kementrian yang dipimpin Gamawan fauzi itu. Perempuan energik asal Semarang itu mengaku, berangkat dari rumahnya, daerah Jatiwarna-Bekasi, pukul 06.00 WIB. “Setelah Pak Dahlan ngamuk itu, sekarang satu jam saya sudah sampai kantor karena pintu tol hijau semua, dibuka semua. Dulu pagi-pagi itu, tol JORR itu hanya dibuka satu, atau dua saja, yang lain merah sehingga macet parah. Senenglah kita,” kata Diah kepada Sumut Pos di Jakarta.
Diah, birokrat tulen yang ramah itu, hanya berharap agar kinerja pengelola jalan tol pasca ngamuknya Dahlan, bisa terus dipertahankan. “Saya bertemu dengan Sekjen Kementerian BUMN, saya bilang, terus itu. Jangan sampai sesaat saja karena ini dirasakan langsung oleh masyarakat,” cerita Diah.
Ketum DPP Korpri itu menilai, Dahlan punya keinginan kuat menciptakan birokrasi yang benar-benar melayani masyarakat. “Pelayanan publik yang berkualitas, mestinya ya seperti itu,” tegasnya.
Anggota DPRD Sumut Marasal Hutasoit pun tak mau ketinggalan menyikapi polemik interpelasi tersebut. “Interpelasi inikan untuk hal-hal yang prinsipil. Kalau positif kenapa harus pertanyakan. Jangan akhirnya menimbulkan polemik,” tegasnya saat ditemui usai acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) ke 64 di Halaman Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro Medan, Senin (16/4).
Anggota DPRD Sumut dari Fraksi Partai Damai Sejahtera (PDS) itu menyatakan, harusnya apa yang dilakukan Dahlan Iskan menerobos birokrasi yang rumit di Indonesia didukung bukan malah dihalang-halangi.
“Harus ada komunikasi, apa maksudnya, apa yang dikeluarkan menteri. Seolah-olah sudah menggugat paling prinsipil. Interpelasi inikan untuk hal-hal yang prinsipil. Harusnya dipertanyakan dulu. Kalau positif kenapa harus pertanyakan. jangan akhirnya menimbulkan polemik,” tegasnya. (ari/sam)