26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pemenang Jaka Dara Hanya Jadi Penerima Tamu

MEDAN-Untuk ketiga kalinya secara berturut Pemerintah Kota (Pemko) Medan tidak menggelar acara pemilihan Jaka-Dara. Pasalnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan tidak menampung anggaran untuk pemilihan Jaka-Dara pada APBD 2014.

JAKA DARA: Pemenang Jaka Dara Tahun 2012 diabadikan beberapa waktu lalu.
JAKA DARA: Pemenang Jaka Dara Tahun 2012 diabadikan beberapa waktu lalu.

Hal ini disampaikan Kadisbudpar Medan, Bursal Manan melalui Kabid Promosi, Z Yanda kepada Sumut Pos ketika ditemui diruang kerjanya, Senin (16/6).

Yanda menjelaskan dirinya bertugas di Disbudpar Medan sejak tiga bulan lalu. Dimana ketika dirinya masuk, APBD tahun anggaran 2014 n
sudah disahkan. “Saya hanya menjalankan apa yang sudah ada,” katanya.

Menurutnya, ke depan tak tertutup kemungkinan Pemilihan Jaka Dar Kota Medan digelar kembali. “Coba nanti kita usulkan ke anggota dewan pada R-APBD 2015. Biasanya anggaran yang dibutuhkan untuk sekali kegiatan seperti itu menelan anggaran sebesar Rp300-400 juta. Mudah-mudahan disetujui,” harapnya.

Diungakpakannya jika Pemilihan Jaka Dara dapat menjadi ikon kota Medan, sama halnya seperti ikon Kota Jakarta lewat pemilihan abang-none. “Promisi pariwisata Kota Medan juga dapat ditingkatkan melalui ajang pemilihan Jaka Dara,” tandasnya.

Terpisah, Ketua Ikatan Alumni Jaka Dara Kota Medan, Muchils berharap pemilihan ini dapat diselenggarakan setiap tahun agar ada regenerasi. Apalagi, pemenang pemilihan Jaka Dara akan diikutkan pada ajang berskala nasional. “Memang, semuanya tergantung dengan anggaran yang ada di Pemko Medan. Tapi kami tetap memiliki harapan agar pemilihan Jaka Dara dapat terlaksana setiap tahun,” katanya.

Diuraikannya bahwa pemilihan Jaka Dara sudah ada sejak tahun 1990 hingga tahun 2004. “Pada tahun 1998 tidak ada pemilihan, sedangkat di atas tahun 2004 pemilihan Jaka Dara digelar dua tahun sekali,”ucapnya.

Menanggapi hal itu Anggota DPRD Medan dari Fraksi PKS, Jumadi mengatakan bahwa ajang pemilihan Jaka Dara tidak efektif bila dilakukan setiap tahun. Pasalnya, tidak sedikit anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pemilihan Jaka Dara.

Fraksi PKS selama ini menilai, pascapemilihan berlangsung. Sosok yang terpilih menjadi Jaka Dara tidak mampu berbuat banyak dalam  meningkatkan Pariwisata di Kota Medan.

“Biasanya yang menang pemilihan Jaka Dara hanya menjadi penerima tamu di kantor Disbudpar Medan. Kalau seperti itu untuk apa kegiatan pemilihan berlangsung. Lebih baik penerima tamu itu diambil dari tenaga honorer,” kata bendahara fraksi PKS DPRD Medan itu.

Anggaran yang selama ini dipergunakan untuk pemilihan Jaka Dara, kata Jumadi, lebih baik dialokasikan untuk kegiatan yang sifatnya lebih mendesak seperti perbaikan infrastruktur dan biaya kesehatan.

“Kalau ada manfaatnya setelah pemilihan berlangsung, kita akan dukung. Tapi selama ini tidak ada dampak yang dirasakan, khususnya bagi perkembangan Pariwisata di Kota Medan,” tandas Anggota Komisi D DPRD Medan itu.(dik/ije)

MEDAN-Untuk ketiga kalinya secara berturut Pemerintah Kota (Pemko) Medan tidak menggelar acara pemilihan Jaka-Dara. Pasalnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan tidak menampung anggaran untuk pemilihan Jaka-Dara pada APBD 2014.

JAKA DARA: Pemenang Jaka Dara Tahun 2012 diabadikan beberapa waktu lalu.
JAKA DARA: Pemenang Jaka Dara Tahun 2012 diabadikan beberapa waktu lalu.

Hal ini disampaikan Kadisbudpar Medan, Bursal Manan melalui Kabid Promosi, Z Yanda kepada Sumut Pos ketika ditemui diruang kerjanya, Senin (16/6).

Yanda menjelaskan dirinya bertugas di Disbudpar Medan sejak tiga bulan lalu. Dimana ketika dirinya masuk, APBD tahun anggaran 2014 n
sudah disahkan. “Saya hanya menjalankan apa yang sudah ada,” katanya.

Menurutnya, ke depan tak tertutup kemungkinan Pemilihan Jaka Dar Kota Medan digelar kembali. “Coba nanti kita usulkan ke anggota dewan pada R-APBD 2015. Biasanya anggaran yang dibutuhkan untuk sekali kegiatan seperti itu menelan anggaran sebesar Rp300-400 juta. Mudah-mudahan disetujui,” harapnya.

Diungakpakannya jika Pemilihan Jaka Dara dapat menjadi ikon kota Medan, sama halnya seperti ikon Kota Jakarta lewat pemilihan abang-none. “Promisi pariwisata Kota Medan juga dapat ditingkatkan melalui ajang pemilihan Jaka Dara,” tandasnya.

Terpisah, Ketua Ikatan Alumni Jaka Dara Kota Medan, Muchils berharap pemilihan ini dapat diselenggarakan setiap tahun agar ada regenerasi. Apalagi, pemenang pemilihan Jaka Dara akan diikutkan pada ajang berskala nasional. “Memang, semuanya tergantung dengan anggaran yang ada di Pemko Medan. Tapi kami tetap memiliki harapan agar pemilihan Jaka Dara dapat terlaksana setiap tahun,” katanya.

Diuraikannya bahwa pemilihan Jaka Dara sudah ada sejak tahun 1990 hingga tahun 2004. “Pada tahun 1998 tidak ada pemilihan, sedangkat di atas tahun 2004 pemilihan Jaka Dara digelar dua tahun sekali,”ucapnya.

Menanggapi hal itu Anggota DPRD Medan dari Fraksi PKS, Jumadi mengatakan bahwa ajang pemilihan Jaka Dara tidak efektif bila dilakukan setiap tahun. Pasalnya, tidak sedikit anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pemilihan Jaka Dara.

Fraksi PKS selama ini menilai, pascapemilihan berlangsung. Sosok yang terpilih menjadi Jaka Dara tidak mampu berbuat banyak dalam  meningkatkan Pariwisata di Kota Medan.

“Biasanya yang menang pemilihan Jaka Dara hanya menjadi penerima tamu di kantor Disbudpar Medan. Kalau seperti itu untuk apa kegiatan pemilihan berlangsung. Lebih baik penerima tamu itu diambil dari tenaga honorer,” kata bendahara fraksi PKS DPRD Medan itu.

Anggaran yang selama ini dipergunakan untuk pemilihan Jaka Dara, kata Jumadi, lebih baik dialokasikan untuk kegiatan yang sifatnya lebih mendesak seperti perbaikan infrastruktur dan biaya kesehatan.

“Kalau ada manfaatnya setelah pemilihan berlangsung, kita akan dukung. Tapi selama ini tidak ada dampak yang dirasakan, khususnya bagi perkembangan Pariwisata di Kota Medan,” tandas Anggota Komisi D DPRD Medan itu.(dik/ije)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/