MEDAN, SUMUTPOS.CO – Suasana Rapat Dengar Pendapat (RDP) di ruang Komisi C DPRD Medan berlangsung ricuh, Rabu (16/9) siang. Kehadiran puluhan pria berseragam Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) membuat nyali anggota dewan ciut. Alhasil, rencana pembongkaran portal komplek J-City Jalan Karya Wisata, Kecamatan Medan Johor pun batal.
Kericuhan terjadi saat Komisi C melakukan RDP terkait portal secure parking perumahan J-City, bersama Dishub Medan, Dispenda Medan, BPPT Medan, Satpol PP Medan, Kecamatan Medan Johor, pengelola J.City, pengelola secure parking J-City, serta warga perumahan J-City. Pagi itu, seharusnya RDP dimulai pukul 10.00 WIB. Sayangnya, undangan RDP tidak disampaikan pihak Pemko Medan pada Dishub Medan dan Dispenda Medan.
Aini staf Komisi C terpaksa kembali menghubungi yang bersangkutan lewat telepon. Sementara itu, perwakilan warga perumahan, pihak pengelola perumahan, dan pengelola secure parking J-City sudah berada di ruangan rapat. Tiba-tiba di saat suasana tenang, datang seorang pria berkemeja putih dengan tampilan rapi. Seperti tak peduli dengan orang-orang sekitar, dengan suara lantang ia menyapa seorang yang berada di depannya.
“Bapak darimana? Ya saya kan harus tahu bapak dari mana. Jangan ada yang merokok ya di sini,” ujar pria yang belakangan diketahui bernama Hans Silalahi yang menjabat Ketua Satgas AMPI Sumut dan mengaku sebagai pengacara J-City itu. Bahkan ia dengan tidak sopan mengangkat telepon selulernya yang berdering berulang kali. Bukannya menjawab dengan nada suara pelan, ia malah sengaja membesarkan volume suaranya. “Ledakkan aja dulu. Nanti baru mainkan sekalian. Memang kurang ajar Dispenda itu,” ucapnya lewat ponsel.
Bahkan dirinya yang tidak tahu persoalan malah menyuruh Aini dengan nada membentak untuk segera mendatangkan pejabat terkait. Dirinya malah menyalahkan Aini yang tidak becus melakukan tugasnya. Padahal, kesalahan tidak sampainya undangan kepada pihak terkait adalah kelalaian Bagian Umum Pemko Medan.
“Tengoklah saya ditelepon-telepon. Kutanya kakak (Aini), cemana kakak buat jadwalnya? Jam 10 kan. Berarti kakak nggak betul kerjanya! Ini udah jam berapa. Kami semua ini pekerja. Berarti DPRD nggak dihargai. Udah gini aja kita lanjutkan tanpa Dishub. Atau kakak telepon orang itu dalam 10 menit bisa tidak sampai sini,” ujar Hans memperkeruh keadaan.
Beberapa anggota AMPI yang berdiri di depan pintu pun tak kalah dengan aksinya. Mereka menuding warga-warga yang hadir bukan warga perumahan J-City. “Yang rapi-rapi ya biar difoto kalian. Bukan warga J-City kalian. Keluar saja kalian woi. Melayang otaknya itu nanti. Mana! Mana orangnya! Warga bayaran itu. Lihat KTP-nya itu. Warga palsu itu!” teriak mereka bersahutan dengan nada keras.