26 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Capaian Vaksinasi di Sumut Masih Rendah dan Tak Merata, Jokowi Minta Stok Vaksin Dihabiskan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kesenjangan capaian vaksinasi Covid-19 antara satu daerah dengan daerah lain di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) cukup mencolok. Karenanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sumut, terus mendorong percepatan vaksinasi. Jokowi meminta, stok vaksin harus segera dihabiskan agar tidak berlama-lama di gudang penyimpanan.

SAPA: Presiden Joko Widodo menyapa warga yang mengikuti vaksinasi massal door to door di Desa Emplasmen Kualanamu, Kecamatan Beringin, Deliserdang. Kamis (16/9).

“Kita berpacu dengan waktu. Jangan sampai ada stok di daerah. Vaksin datang, suntikan ke masyarakat. Habis, minta ke gubernur. Sekarang stok vaksin kita ada, walau di awal kita sempat kesulitan mendapat vaksin karena negara yang membuat mengutamakan masyarakatnya lebih dulu,” kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Forkopimda se-Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Kamis (16/9).

Jokowi mengungkapkan, jarak capaian vaksinasi antar kabupaten/kota di Sumut masih terlihat sangat jauh. Berdasarkan data yang ia terima, ada kabupaten di Sumut yang capaian vaksinasinya sudah 82 persen, namun dan ada juga kabupaten yang capaiannya masih 7 persen. Atas dasar itu, ia meminta Gubsu Edy Rahmayadi, Pangdam I/BB Mayjen TNI T Hasanuddin, dan Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak untuk mengejar target vaksinasi dari daerah yang capaiannya masih kecil tersebut.

“Hati-hati ya. Gap (jarak) vaksinasi di Sumut masih tinggi. Pangdam dan Kapolda harus kejar capaian ini. Walaupun tak sama dengan yang tinggi tadi. Paling tidak hampir sama persentasenya. Tak ada gunanya vaksinasi daerah kita tinggi, tapi daerah sebelah kanan dan kiri kita masih rendah,” ujar Jokowi.

Berdasarkan data, terungkap capaian vaksinasi dosis satu untuk umum masih 26 persen. Sementara untuk lansia 24,5 persen. Di kabupaten/kota, Pakpak Bharat merupakan daerah pencapaian vaksinasi tertinggi dengan persentase 82 persen, disusul Samosir 77 persen dan Humbahas 74 persen. Kota Medan berada diperingkat keenam dengan capaian 45 persen.

Untuk kabupaten/kota di Sumut, capaian vaksinasi terendah adalah Nias Selatan dengan persentase 7,7 persen. Kemudian di atasnya Nias Utara 8,3 persen dan Langkat 11,2 persen. “Jadi katakanlah Siantar ada di 14 persen vaksinasinya. Tapi daerah di kanan dan kirinya masih rendah, maka tak ada gunanya. Tak perlu rebutan vaksin. Karena di sini yang dibutuhkan gotong-royong dalam mengendalikan Covid-19 ini,” kata Jokowi.

Bukan cuma itu, saat melakukan kunjungan ke setiap daerah, Jokowi mengakui yang selalu dikeluhkan adalah vaksinasi. Ia mengatakan, dalam waktu tujuh bulan ini yakni periode Januari sampai Juli, Indonesia sudah dapat 68 juta stok vaksin. “Artinya vaksinnya ada, saya minta agar setiap daerah segera menghabiskan stok vaksin. Jangan ada bupati/wali kota yang menyetok banyak. Habiskan vaksin itu,” pintanya.

Di Sumut sendiri, kabupaten/kota yang masih banyak stok vaksinnya yakni Serdang Bedagai, Deliserdang, Nias dan Medan. “Angka kematian Sumut juga 2,6 persen. Di bawah nasional memang. Tapi jangan senang dulu. Karena masih ada kabupaten/kota yang tinggi,” sebutnya.

Intinya, kata Jokowi, dalam mengendalikan pandemi ini adalah dibutuhkan manajemen lapangan yang baik. “Semua harus bisa membaca lapangan dengan baik untuk mengendalikan ini,” katanya.

Pada sisi ekonomi, Sumut juga harus hati-hati. Jangan sampai angka Covid-19 naik lagi lalu berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Atas dasar itu Jokowi kembali mengingatkan agar serapan APBD setiap daerah dipercepat. Saat ini serapan APBD Sumut juga sudah mencapai 55 persen. Sementara masih ada juga serapan APBD kabupaten/kota di Sumut yang masih kecil.

Presiden juga mengingatkan kembali agar pemimpin-pemimpin yang ada di Sumut perlu meningkatkan manajemen lapangan. Jokowi ingin pemimpin daerah aktif melihat langsung kondisi kondisi di lapangan seperti ketersediaan oksigen, obat-obatan, kasus per hari, BOR dan lainnya terkait penanganan Covid-19. “Kita tidak bisa bekerja normal, dua tahun terakhir ini bukan kondisi yang biasa. Manajemen lapangan itu kunci pengendalian penyebaran covid-19. Hati-hati, jangan lengah, kalau lengah kasus kita bisa kembali melonjak,” kata Jokowi

Sebelumnya, Gubsu Edy Rahmayadi melaporkan tren penurunan kasus Covid-19 di Sumut kepada Presiden Jokowi. Penurunan kasus ini dibarengi peningkatan kesembuhan dan tracing. Kasus positif aktif Sumut berkurang signifikan dalam satu bulan terakhir, setelah sempat menyentuh angka 28.392 di tanggal 15 Agustus 2021. Per tanggal 16 September 2021 kasus aktif di Sumut berada di angka 4.139. Begitu juga dengan tingkat kesembuhan yang mencapai 93,3 persen dari sebelumnya 62,8 persen.

Bila dibandingkan dengan awal Agustus tepatnya 6 Agustus, kasus harian di Sumut turun secara signifikan. Pada 6 Agustus, kasus harian Covid-19 di Sumut menyentuh angka 2.045 kasus dan hingga 16 September turun menjadi 252 kasus. “Satu bulan terakhir menunjukkan perkembangan yang semakin baik walaupun masih membutuhkan upaya bersama agar segera terkendali,” kata Edy.

Selain itu, kondisi Bed Occupancy Rate (BOR) di Sumut juga membaik, turun dari 67 persen menjadi 17 persen dalam satu bulan terakhir. Yang lebih membanggakan tracing di Sumut mencapai 1 banding 14,9, tertinggi di Indonesia berdasarkan asessmen Kemenkes tanggal 9 September 2021.

Walau begitu, Edy berharap membaiknya kondisi Sumut tidak membuat masyarakat lengah dalam menjalankan prokes dan terus memperkuat test, tracing treatment. Dengan cara tersebut menurutnya kasus Covid-19 di Sumut bisa terus terkendali. “Kita tentu tidak boleh lengah seperti yang dikatakan Pak Presiden, butuh konsistensi dan kedisiplinan di sini agar kita bisa mengendalikan Covid-19,” sebut Edy.

Vaksinasi Door to Door

Sebelumnya, Presiden Jokowi meninjau pelaksanaan vaksinasi massal door-to-door (dari pintu ke pintu) di Dusun Amal Bhakti, Desa Emplasmen Kualanamu, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deliserdang. “Hari ini kita lakukan vaksinasi dari pintu ke pintu untuk masyarakat, untuk memastikan distribusi dan percepatan vaksin berjalan di seluruh provinsi, kabupaten/kota, di Tanah Air kita,” kata Jokowi.

Pelaksanaan vaksinasi door to door tersebut, merupakan bentuk pelayanan kepada masyarakat untuk mengajak warga ikut vaksinasi, dengan harapan langkah ini akan mempercepat vaksinasi. “Kita ingin menyisir agar seluruh masyarakat mendapatkan vaksin dan kita segera bisa terhindar dari penyebaran Covid-19,” sebut Jokowi.

Vaksinasi dari rumah ke rumah ini juga, akan sangat memudahkan masyarakat untuk mengakses vaksin. Karena tingginya antusiasme warga untuk mendapatkan vaksin, sehingga pemerintah turun ke dusun-dusun. “Ini juga akan memberikan perlindungan kepada masyarakat, sehingga nantinya masyarakat segera bisa beraktivitas, secara normal,” tambahnya.

Faktor kunci, lanjut Presiden, adalah protokol kesehatan (Prokes) serta vaksinasi. Karena itu, dirinya mengajak masyarakat untuk terus taat, serta bisa segera menerima vaksin. “Saya sangat menghargai antusias masyarakat di Deliserdang ini yang ikut vaksinasi door to door. Kita harapkan akan mempercepat dan memperbanyak persentase vaksinasi yang ada di provinsi Sumatera Utara,” pungkasnya.

Sementara, Gubsu Edy Rahmayadi menyampaikan, kunjungan Presiden ke Deliserdang bentuk dukungan penuh Pemerintah Pusat kepada daerah dalam mempercepat upaya vaksinasi kepada masyarakat. Selama ini, secara bertahap Pemprov Sumut bersama unsur Forkopimda terus menggelar vaksinasi massal. “Dengan perhatian ini, kita harapkan vaksinasi Covid-19 yang sudah berjalan, bisa semakin banyak jumlahnya, sesuai target setidaknya 70 persen dari jumlah penduduk,” ujar Edy.

Menurutnya, peninjauan tersebut juga bisa menjadi motivasi bagi seluruh masyarakat agar mendukung penuh program vaksinasi Covid-19 oleh pemerintah dalam menangani pandemi. Dengan begitu, angka penularan dapat terus ditekan serta melahirkan kekebalan kelompok atau herd immunity. “Mari sama-sama kita doakan Sumatera Utara, Indonesia keluar dari kondisi pandemi Covid-19,” pungkas Edy.

Ketua Komisi A DPRD Sumut, Hendro Susanto mengapresiasi kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Sumut. Selain penanganan Covid-19, diharapkan pemulihan ekonomi Sumut ikut membaik dengan kehadiran presiden. “Seharusnya kunjungan presiden ke Sumut minimal tiga hari, sehingga Pak Jokowi bisa melihat kondisi masyarakat dan beberapa daerah di Sumut yang perlu perhatian serius dalam pembangunan,” kata Hendro kepada wartawan, Kamis (16/9).

Apalagi para pelaku UMKM yang terkena dampak atas kebijakan PPKM sejak Juli kemarin, kata dia, sangat mendambakan perhatian presiden. Pihaknya berharap agenda RI 1 yakni terkait vaksin, hendaknya disertai perhatian serius pada ketersediaan dosis vaksin di Sumut.

Soalnya, pada Mei lalu Gubsu meminta 2 juta dosis vaksin, belum signifikan sesuai kiriman dari Kemenkes. “Artinya, masyarakat masih mengantre jika ada lembaga atau institusi yang mengadakan vaksin. Seperti beberapa bulan lalu yang berakibat memunculkan kerumunan massa,” ungkapnya.

Karenanya Hendro mengatakan, presiden harus bisa memenuhi permintaan vaksin untuk masyarakat Sumut yang berjumlah sekitar 14,8 juta jiwa.(prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kesenjangan capaian vaksinasi Covid-19 antara satu daerah dengan daerah lain di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) cukup mencolok. Karenanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sumut, terus mendorong percepatan vaksinasi. Jokowi meminta, stok vaksin harus segera dihabiskan agar tidak berlama-lama di gudang penyimpanan.

SAPA: Presiden Joko Widodo menyapa warga yang mengikuti vaksinasi massal door to door di Desa Emplasmen Kualanamu, Kecamatan Beringin, Deliserdang. Kamis (16/9).

“Kita berpacu dengan waktu. Jangan sampai ada stok di daerah. Vaksin datang, suntikan ke masyarakat. Habis, minta ke gubernur. Sekarang stok vaksin kita ada, walau di awal kita sempat kesulitan mendapat vaksin karena negara yang membuat mengutamakan masyarakatnya lebih dulu,” kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Forkopimda se-Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Kamis (16/9).

Jokowi mengungkapkan, jarak capaian vaksinasi antar kabupaten/kota di Sumut masih terlihat sangat jauh. Berdasarkan data yang ia terima, ada kabupaten di Sumut yang capaian vaksinasinya sudah 82 persen, namun dan ada juga kabupaten yang capaiannya masih 7 persen. Atas dasar itu, ia meminta Gubsu Edy Rahmayadi, Pangdam I/BB Mayjen TNI T Hasanuddin, dan Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak untuk mengejar target vaksinasi dari daerah yang capaiannya masih kecil tersebut.

“Hati-hati ya. Gap (jarak) vaksinasi di Sumut masih tinggi. Pangdam dan Kapolda harus kejar capaian ini. Walaupun tak sama dengan yang tinggi tadi. Paling tidak hampir sama persentasenya. Tak ada gunanya vaksinasi daerah kita tinggi, tapi daerah sebelah kanan dan kiri kita masih rendah,” ujar Jokowi.

Berdasarkan data, terungkap capaian vaksinasi dosis satu untuk umum masih 26 persen. Sementara untuk lansia 24,5 persen. Di kabupaten/kota, Pakpak Bharat merupakan daerah pencapaian vaksinasi tertinggi dengan persentase 82 persen, disusul Samosir 77 persen dan Humbahas 74 persen. Kota Medan berada diperingkat keenam dengan capaian 45 persen.

Untuk kabupaten/kota di Sumut, capaian vaksinasi terendah adalah Nias Selatan dengan persentase 7,7 persen. Kemudian di atasnya Nias Utara 8,3 persen dan Langkat 11,2 persen. “Jadi katakanlah Siantar ada di 14 persen vaksinasinya. Tapi daerah di kanan dan kirinya masih rendah, maka tak ada gunanya. Tak perlu rebutan vaksin. Karena di sini yang dibutuhkan gotong-royong dalam mengendalikan Covid-19 ini,” kata Jokowi.

Bukan cuma itu, saat melakukan kunjungan ke setiap daerah, Jokowi mengakui yang selalu dikeluhkan adalah vaksinasi. Ia mengatakan, dalam waktu tujuh bulan ini yakni periode Januari sampai Juli, Indonesia sudah dapat 68 juta stok vaksin. “Artinya vaksinnya ada, saya minta agar setiap daerah segera menghabiskan stok vaksin. Jangan ada bupati/wali kota yang menyetok banyak. Habiskan vaksin itu,” pintanya.

Di Sumut sendiri, kabupaten/kota yang masih banyak stok vaksinnya yakni Serdang Bedagai, Deliserdang, Nias dan Medan. “Angka kematian Sumut juga 2,6 persen. Di bawah nasional memang. Tapi jangan senang dulu. Karena masih ada kabupaten/kota yang tinggi,” sebutnya.

Intinya, kata Jokowi, dalam mengendalikan pandemi ini adalah dibutuhkan manajemen lapangan yang baik. “Semua harus bisa membaca lapangan dengan baik untuk mengendalikan ini,” katanya.

Pada sisi ekonomi, Sumut juga harus hati-hati. Jangan sampai angka Covid-19 naik lagi lalu berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Atas dasar itu Jokowi kembali mengingatkan agar serapan APBD setiap daerah dipercepat. Saat ini serapan APBD Sumut juga sudah mencapai 55 persen. Sementara masih ada juga serapan APBD kabupaten/kota di Sumut yang masih kecil.

Presiden juga mengingatkan kembali agar pemimpin-pemimpin yang ada di Sumut perlu meningkatkan manajemen lapangan. Jokowi ingin pemimpin daerah aktif melihat langsung kondisi kondisi di lapangan seperti ketersediaan oksigen, obat-obatan, kasus per hari, BOR dan lainnya terkait penanganan Covid-19. “Kita tidak bisa bekerja normal, dua tahun terakhir ini bukan kondisi yang biasa. Manajemen lapangan itu kunci pengendalian penyebaran covid-19. Hati-hati, jangan lengah, kalau lengah kasus kita bisa kembali melonjak,” kata Jokowi

Sebelumnya, Gubsu Edy Rahmayadi melaporkan tren penurunan kasus Covid-19 di Sumut kepada Presiden Jokowi. Penurunan kasus ini dibarengi peningkatan kesembuhan dan tracing. Kasus positif aktif Sumut berkurang signifikan dalam satu bulan terakhir, setelah sempat menyentuh angka 28.392 di tanggal 15 Agustus 2021. Per tanggal 16 September 2021 kasus aktif di Sumut berada di angka 4.139. Begitu juga dengan tingkat kesembuhan yang mencapai 93,3 persen dari sebelumnya 62,8 persen.

Bila dibandingkan dengan awal Agustus tepatnya 6 Agustus, kasus harian di Sumut turun secara signifikan. Pada 6 Agustus, kasus harian Covid-19 di Sumut menyentuh angka 2.045 kasus dan hingga 16 September turun menjadi 252 kasus. “Satu bulan terakhir menunjukkan perkembangan yang semakin baik walaupun masih membutuhkan upaya bersama agar segera terkendali,” kata Edy.

Selain itu, kondisi Bed Occupancy Rate (BOR) di Sumut juga membaik, turun dari 67 persen menjadi 17 persen dalam satu bulan terakhir. Yang lebih membanggakan tracing di Sumut mencapai 1 banding 14,9, tertinggi di Indonesia berdasarkan asessmen Kemenkes tanggal 9 September 2021.

Walau begitu, Edy berharap membaiknya kondisi Sumut tidak membuat masyarakat lengah dalam menjalankan prokes dan terus memperkuat test, tracing treatment. Dengan cara tersebut menurutnya kasus Covid-19 di Sumut bisa terus terkendali. “Kita tentu tidak boleh lengah seperti yang dikatakan Pak Presiden, butuh konsistensi dan kedisiplinan di sini agar kita bisa mengendalikan Covid-19,” sebut Edy.

Vaksinasi Door to Door

Sebelumnya, Presiden Jokowi meninjau pelaksanaan vaksinasi massal door-to-door (dari pintu ke pintu) di Dusun Amal Bhakti, Desa Emplasmen Kualanamu, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deliserdang. “Hari ini kita lakukan vaksinasi dari pintu ke pintu untuk masyarakat, untuk memastikan distribusi dan percepatan vaksin berjalan di seluruh provinsi, kabupaten/kota, di Tanah Air kita,” kata Jokowi.

Pelaksanaan vaksinasi door to door tersebut, merupakan bentuk pelayanan kepada masyarakat untuk mengajak warga ikut vaksinasi, dengan harapan langkah ini akan mempercepat vaksinasi. “Kita ingin menyisir agar seluruh masyarakat mendapatkan vaksin dan kita segera bisa terhindar dari penyebaran Covid-19,” sebut Jokowi.

Vaksinasi dari rumah ke rumah ini juga, akan sangat memudahkan masyarakat untuk mengakses vaksin. Karena tingginya antusiasme warga untuk mendapatkan vaksin, sehingga pemerintah turun ke dusun-dusun. “Ini juga akan memberikan perlindungan kepada masyarakat, sehingga nantinya masyarakat segera bisa beraktivitas, secara normal,” tambahnya.

Faktor kunci, lanjut Presiden, adalah protokol kesehatan (Prokes) serta vaksinasi. Karena itu, dirinya mengajak masyarakat untuk terus taat, serta bisa segera menerima vaksin. “Saya sangat menghargai antusias masyarakat di Deliserdang ini yang ikut vaksinasi door to door. Kita harapkan akan mempercepat dan memperbanyak persentase vaksinasi yang ada di provinsi Sumatera Utara,” pungkasnya.

Sementara, Gubsu Edy Rahmayadi menyampaikan, kunjungan Presiden ke Deliserdang bentuk dukungan penuh Pemerintah Pusat kepada daerah dalam mempercepat upaya vaksinasi kepada masyarakat. Selama ini, secara bertahap Pemprov Sumut bersama unsur Forkopimda terus menggelar vaksinasi massal. “Dengan perhatian ini, kita harapkan vaksinasi Covid-19 yang sudah berjalan, bisa semakin banyak jumlahnya, sesuai target setidaknya 70 persen dari jumlah penduduk,” ujar Edy.

Menurutnya, peninjauan tersebut juga bisa menjadi motivasi bagi seluruh masyarakat agar mendukung penuh program vaksinasi Covid-19 oleh pemerintah dalam menangani pandemi. Dengan begitu, angka penularan dapat terus ditekan serta melahirkan kekebalan kelompok atau herd immunity. “Mari sama-sama kita doakan Sumatera Utara, Indonesia keluar dari kondisi pandemi Covid-19,” pungkas Edy.

Ketua Komisi A DPRD Sumut, Hendro Susanto mengapresiasi kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Sumut. Selain penanganan Covid-19, diharapkan pemulihan ekonomi Sumut ikut membaik dengan kehadiran presiden. “Seharusnya kunjungan presiden ke Sumut minimal tiga hari, sehingga Pak Jokowi bisa melihat kondisi masyarakat dan beberapa daerah di Sumut yang perlu perhatian serius dalam pembangunan,” kata Hendro kepada wartawan, Kamis (16/9).

Apalagi para pelaku UMKM yang terkena dampak atas kebijakan PPKM sejak Juli kemarin, kata dia, sangat mendambakan perhatian presiden. Pihaknya berharap agenda RI 1 yakni terkait vaksin, hendaknya disertai perhatian serius pada ketersediaan dosis vaksin di Sumut.

Soalnya, pada Mei lalu Gubsu meminta 2 juta dosis vaksin, belum signifikan sesuai kiriman dari Kemenkes. “Artinya, masyarakat masih mengantre jika ada lembaga atau institusi yang mengadakan vaksin. Seperti beberapa bulan lalu yang berakibat memunculkan kerumunan massa,” ungkapnya.

Karenanya Hendro mengatakan, presiden harus bisa memenuhi permintaan vaksin untuk masyarakat Sumut yang berjumlah sekitar 14,8 juta jiwa.(prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/