26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Poldasu Curiga Ada Ilegal Loging , Kirim Tim ke Madina Selidiki Pembalakan Liar

Bendungan Air di Hulu Jebol

Terpisah, petugas dari Dinas Kehutanan Pemkab Madina seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat Kotanopan, melakukan investigasi penyebab banjir bandang di Desa Muara Saladi. Untuk melihat langsung penyebab banjir, petugas kemudian pelakukan pengecekan kondisi di atas hutan yang tak jauh dari desa tersebut.

Hasil dari penyelidikan petugas dilapangan, penyebab banjir bandang yang menimpa Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Mandailing Natal ini diduga karena disebabkan jebolnya bendungan air yang terbentuk karena longsor beberapa waktu yang lalu. Penyebab jebolnya material longsor ini sendiri diduga karena tingginya intesitas hujan selama beberapa hari terakhir.

“Setelah kami cek di hulu, banjir bandang ini disebabkan karena pecahnya bendungan air yang terbentuk akibat longsor yang terjadi di hulu. Hasil dari pecahnya bendungan ini, menyebabkan banjir bandang di Desa Muara Saladi,” kata Kepala Bidang Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat Kotanopan, Ridwan, Selasa (16/10).

Ridwan juga mengklaim, banjir bandang ini merupakan fenomena alamiah. Dia juga memastikan jika praktik pembalakan liar (illegal logging) tidak ada di hulu Sungai Aek Saladi. “Tidak ada aktivitas sama sekali (ilegal logging), ini merupakan siklus dari alam yang menyebabkan banjir bandang,” ucapnya.

Seperti diketahui, banjir bandang dan longsor menerjang Kabupaten Madina, Jumat (12/10) pekan lalu. Beberapa kecamatan terendam banjir. Sedikitnya 11 titik longsor praktis menutup akses beberapa ruas jalan di daerah Madina.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, tim SAR telah melakukan evakuasi terhadap belasan korban jiwa. Bersama relawan dan masyarakat seluruh korban banjir bandang telah berhasil dipindahkan.

Jumlah korban meninggal dunia tercatat 17 orang hingga diantaranya yaitu 12 orang anak sekolah di Kecamatan Ulu Pungkut. Kemudian, tiga orang pekerja gorong-gorong jalan di Kecamatan Muara Batang Gadis dan dua orang yang kecelakaan mobil masuk ke Sungai Aek Batang Gadis saat banjir.

Bendungan Air di Hulu Jebol

Terpisah, petugas dari Dinas Kehutanan Pemkab Madina seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat Kotanopan, melakukan investigasi penyebab banjir bandang di Desa Muara Saladi. Untuk melihat langsung penyebab banjir, petugas kemudian pelakukan pengecekan kondisi di atas hutan yang tak jauh dari desa tersebut.

Hasil dari penyelidikan petugas dilapangan, penyebab banjir bandang yang menimpa Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Mandailing Natal ini diduga karena disebabkan jebolnya bendungan air yang terbentuk karena longsor beberapa waktu yang lalu. Penyebab jebolnya material longsor ini sendiri diduga karena tingginya intesitas hujan selama beberapa hari terakhir.

“Setelah kami cek di hulu, banjir bandang ini disebabkan karena pecahnya bendungan air yang terbentuk akibat longsor yang terjadi di hulu. Hasil dari pecahnya bendungan ini, menyebabkan banjir bandang di Desa Muara Saladi,” kata Kepala Bidang Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat Kotanopan, Ridwan, Selasa (16/10).

Ridwan juga mengklaim, banjir bandang ini merupakan fenomena alamiah. Dia juga memastikan jika praktik pembalakan liar (illegal logging) tidak ada di hulu Sungai Aek Saladi. “Tidak ada aktivitas sama sekali (ilegal logging), ini merupakan siklus dari alam yang menyebabkan banjir bandang,” ucapnya.

Seperti diketahui, banjir bandang dan longsor menerjang Kabupaten Madina, Jumat (12/10) pekan lalu. Beberapa kecamatan terendam banjir. Sedikitnya 11 titik longsor praktis menutup akses beberapa ruas jalan di daerah Madina.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, tim SAR telah melakukan evakuasi terhadap belasan korban jiwa. Bersama relawan dan masyarakat seluruh korban banjir bandang telah berhasil dipindahkan.

Jumlah korban meninggal dunia tercatat 17 orang hingga diantaranya yaitu 12 orang anak sekolah di Kecamatan Ulu Pungkut. Kemudian, tiga orang pekerja gorong-gorong jalan di Kecamatan Muara Batang Gadis dan dua orang yang kecelakaan mobil masuk ke Sungai Aek Batang Gadis saat banjir.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/