BELAWAN-Seratusan massa Muhammadiyah melakukan aksi turun ke Jalan Tol Belmera Kampung Salam Kecamatan Medan Belawan, Jumat (16/11) kemarin. Usai salat Jumat, dengan membawa sejumlah spanduk bertuliskan kecaman, mereka memprotes atas diserobotnya lahan tanah mereka, seluas 73 x 123 meter persegi oleh oknum mafia tanah.
Berdasarkan pantauan Sumut Pos diloksi, massa Muhammadiyah mulai bergerak dari Masjid Taqwa Jalan Yos Sudarso Belawan dengan berjalan kaki menuju ke lokasi lahan yang berada dipinggiran Jalan Tol Belmera Kampung Salam Kecamatan Medan Belawan.
Meski tidak melakukan penutupan badan jalan, namun aksi unjuk rasa tersebut sempat mengganggu para pengemudi pengguna jalan tol. “Ini tanah Muhammadiyah, jangan curi tanah kami. Mana mafia tanah itu, jangan berani main dibelakang kami,” teriak massa disekitar lahan yang telah dipagar oleh pihak pengembang.
Dalam aksinya, massa yang kesal juga merusak pagar pembatas terbuat dari tepas dilahan tanah yang diklim sebagai milik Muhammadiyah tersebut. “Hancurkan pagarnya, ini tanah kita dan harus kita pertahankan,” ungkap orator aksi dihadapan massa.
Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PD Muhammadiyah Kota Medan, Drs Anwar Bakti yang ikut dalam aksinya mengatakan, tanah yang diserobot mafia tanah itu merupakan tanah milik Muhammadiyah yang dibeli sejak tahun 1985 silam. “Tanah itu dibeli dari hasil uang sumbangan Fastabiqul Khairat Muhammadiyah dan ibu-ibu Aisyiyah. Jadi bukan diperoleh begitu saja. Apabila pengembang berani merampas, berarti dia menantang umat Islam,” ungkap, Anwar yang mengaku belum mengetahui secara pasti siapa pengembangnya.
Camat Medan Belawan, Khaidir Said mengaku, pihaknya tidak mengetahui adanya pemagaran dari pihak yang mengklaim tanah tersebut. “Kita tidak tahu, sampai sekarang belum pernah pihak yang memagar tanah itu menjumpai kita. Tapi kita pernah dengar mereka mempunyai alas hak tanah sertifikat, sedangkan Muhammdiyah Akte Notaris, tapi belum pernah kedua belah pihak berjumpa,” kata, Said.(mag-17)