30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Geger Tas Ransel di Trotoar, Gegana Diturunkan, Jalan Ditutup

Wakil Ketua DPRD Medan Burhanuddin Sitepu meminta warga Medan tidak panik dan tetap mempererat persatuan. Selain itu, peristiwa bom Sarinah, Jakarta Kamis (14/1) lalu, diharapkan menjadi teror terakhir sekaligus mengingatkan agar aparat hukum bekerja semaksimal mungkin memberikan rasa aman di bumi pertiwi.

Menurut Burhanuddin, peristiwa bom di ibukota memberi dampak bagi masyarakat di daerah lain termasuk Kota Medan. Dia mengingatkan warga agar sensitif terhadap lingkungan sekitar, termasuk tanggap berkoordinasi dengan aparat hukum jika menemukan hal-hal ganjil di lingkungan sekitar.

“Saya pikir harus peka terhadap adanya gerakan-gerakan atau aktivitas yang dinilai ganjil. Misalnya da kumpul-kumpul secara tersembunyi, itu patut dicurigai. Jika ada indikasi ya, segera laporkan kepada polisi,” katanya.

Dikatakan dia, insiden bom Jakarta menjadi sinyal agar kepolisian dan TNI yang bertugas di wilayah Medan menjalin koordinasi dengan pemerintah setempat dari mulai tingkat kepala lingkungan, kelurahan, kecamatan, sampai kepala daerah.

“Mendengar suara sirine mobil ambulance saja terkadang jantung kita sudah berdebar. Muncul pula isu Gafatar, dan terakhir bom Jakarta. Tentu ini sangat mengganggu,” katanya.

Diketahui, sesaat setelah peristiwa bom Jakarta, Pemko Medan menerbitkan Surat Edaran No. 300/447 tanggal 14 Januari 2016 yang diteken elaksana Harian Sekda Erwin Lubis tentang Antisipasi Gangguan Keamanan dan Ketertiban Umum di Kota Medan.

Dari Tebingtinggi, jajaran Polres Tebingtinggi menggelar razia kenderaan pribadi dan mobil angkutan untuk mempersempit ruang gerak teroris. Opertasi pengamanan itu dilaksanakan di Jalan Prof HM Yamin, Minggu (17/1) mulai pukul 10.00 WIB.

Dalam pantuan di lapangan, setiap mobil pribadi yang bernomor polisi dari luar provinsi Sumut diberhentikan dan diperiksa secara keseluruhan. .

Kasat Lantas Polres Tebingtinggi melalui Kanit Lantas Iptu Iswadi mengatakan operasi pengamanan itu untuk mencegah dan mempersempit gerakan terduga teroris yang diduga akan bersembunyi di Aceh.

“Hingga razia berakhir memang tak ada kendaraan yang ditahan karena mencurigakan. Begitupun kami tak boleh lengah karena Tebingtinggi adalah jalur lintas antar provinsi, dan kesempatan selalu bisa terjadi,”tukas Iswadi. (prn/ian/ain)

Wakil Ketua DPRD Medan Burhanuddin Sitepu meminta warga Medan tidak panik dan tetap mempererat persatuan. Selain itu, peristiwa bom Sarinah, Jakarta Kamis (14/1) lalu, diharapkan menjadi teror terakhir sekaligus mengingatkan agar aparat hukum bekerja semaksimal mungkin memberikan rasa aman di bumi pertiwi.

Menurut Burhanuddin, peristiwa bom di ibukota memberi dampak bagi masyarakat di daerah lain termasuk Kota Medan. Dia mengingatkan warga agar sensitif terhadap lingkungan sekitar, termasuk tanggap berkoordinasi dengan aparat hukum jika menemukan hal-hal ganjil di lingkungan sekitar.

“Saya pikir harus peka terhadap adanya gerakan-gerakan atau aktivitas yang dinilai ganjil. Misalnya da kumpul-kumpul secara tersembunyi, itu patut dicurigai. Jika ada indikasi ya, segera laporkan kepada polisi,” katanya.

Dikatakan dia, insiden bom Jakarta menjadi sinyal agar kepolisian dan TNI yang bertugas di wilayah Medan menjalin koordinasi dengan pemerintah setempat dari mulai tingkat kepala lingkungan, kelurahan, kecamatan, sampai kepala daerah.

“Mendengar suara sirine mobil ambulance saja terkadang jantung kita sudah berdebar. Muncul pula isu Gafatar, dan terakhir bom Jakarta. Tentu ini sangat mengganggu,” katanya.

Diketahui, sesaat setelah peristiwa bom Jakarta, Pemko Medan menerbitkan Surat Edaran No. 300/447 tanggal 14 Januari 2016 yang diteken elaksana Harian Sekda Erwin Lubis tentang Antisipasi Gangguan Keamanan dan Ketertiban Umum di Kota Medan.

Dari Tebingtinggi, jajaran Polres Tebingtinggi menggelar razia kenderaan pribadi dan mobil angkutan untuk mempersempit ruang gerak teroris. Opertasi pengamanan itu dilaksanakan di Jalan Prof HM Yamin, Minggu (17/1) mulai pukul 10.00 WIB.

Dalam pantuan di lapangan, setiap mobil pribadi yang bernomor polisi dari luar provinsi Sumut diberhentikan dan diperiksa secara keseluruhan. .

Kasat Lantas Polres Tebingtinggi melalui Kanit Lantas Iptu Iswadi mengatakan operasi pengamanan itu untuk mencegah dan mempersempit gerakan terduga teroris yang diduga akan bersembunyi di Aceh.

“Hingga razia berakhir memang tak ada kendaraan yang ditahan karena mencurigakan. Begitupun kami tak boleh lengah karena Tebingtinggi adalah jalur lintas antar provinsi, dan kesempatan selalu bisa terjadi,”tukas Iswadi. (prn/ian/ain)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/