27 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Kebudayaan Sumut Bisa Jadi Basis Ekonomi

Dari Forum Curhat di Gus Center

Kekayaan seni budaya dan produk-produknya di Sumatera Utara saat ini tidak mendapatkan porsi yang selayaknya. Padahal, kebudayaan yang menjadi kearifan lokal tersebut bisa dijadikan basis ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara.

Demikian terungkap dalam diskusi Forum Curhat Rakyat dengan narasumber Dosen Fakultas Ilmu Budaya USU Dr Muhammad Takari, Penggiat Kebudayaan Tingkat Nasional asal Sumut, Thomson HS dan Pengamat Seni Budaya Yulhasni di GusMan Center, Jalan Pattimura, Jumat (15/2). Acara tersebut dimoderatori Fachriz Tanjung.

Thomson HS, yang juga pimpinan Pusat Opera Batak, menegaskan, kebijakan pemerintah daerah saat ini belum jelas untuk kebudayaan dan kesenian. Padahal kebudayaan bisa jadi basis ekonomi.

“Ada elemen kebudayaan yang mengaitkan dengan kehidupan ekonomi di sekitarnya. Misalnya, dalam budaya Batak dikenal ulos. Ulos ini kan bisa menggiatkan sektor kreatif dan ekonomi masyarakat,” ungkapnya.

Saat ini yang terjadi, lanjutnya, pemerintah sibuk mengurusi pertumbuhan ekonomi dan masyarakat mencari uang, namun kebudayaan ditinggalkan. Padahal kebudayaan salah satu sumber peningkatan ekonomi masyarakat.

“Di sisi lain, produk kebudayaan Sumut juga tak ada diproteksi. Makanya ada klaim Malaysia terhadap Tortor dan Gordang Sambilan atau produk budaya lainnya. Kita ini masih respon saja yang tinggi,” bebernya.

Muhammad Takari, mengatakan memang tidak bisa tidak, kebudayaan juga berkaitan dengan sisi ekonomi. Dengan begitu, lanjutnya, kebudayaan harus eksis meskipun tidak semua kesenian harus menghasikan. “Tapi di Sumut, saya sudah melihat kesenian dan budaya itu memang bersimbiosis dengan ekonomi masyarakat,” katanya.

Hal lain yang mengemukan dalam diskusi ini adalah soal kabar akan digusurnya Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) yang saat ini dikuasai Pemko Medan. Ini juga membuktikan pemerintah kurang perduli dengan kebudayaan dan kesenian di Sumut. TBSU yang selama ini menjadi markas besar para seniman di Sumut dalam mengaktualisasikan kesenian dan kebudayaan terancam.

Pengamat seni budaya yang juga Dosen FKIP UMSU, Yulhasni, mengatakan kalau dirinya bersama para seniman dan pecinta seni Sumut lainnya akan terus memperjuangkan agar TBSU tetap berada di tempatnya. “Forum Peduli TBSU meminta agar ada komitmen agar pengalihan lahan TBSU tersebut tidak terjadi. Kita khawatir TBSU bernasib sama dengan studio film Sunggal. Apalagi Pemko Medan sudah meminta mulai 1 Maret 2013 TBSU dikosongkan. Jangan sampai aktivitas kesenian ini dihambat,” bebernya.

Muhammad Takari menambahkan, TBSU sudah jelas menjadi lokasi menampilkan kegiatan berkesenian. Selain itu juga menjadi pusat pendidikan. Dia berharap TBSU tetap ada sebagai wadah untuk seniman Sumut berkarya. Sebab TBSU memiliki nilai sejarah, di mana tahun 60-an Sumut pernah menjadi kiblat kesenian dan kebudayaan nasional. “Kalau TBSU sampai hilang, maka sempurna lahir batin, bahwa pemerintah memang tidak punya perhatian,” pungkasnya. (rel)

Dari Forum Curhat di Gus Center

Kekayaan seni budaya dan produk-produknya di Sumatera Utara saat ini tidak mendapatkan porsi yang selayaknya. Padahal, kebudayaan yang menjadi kearifan lokal tersebut bisa dijadikan basis ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara.

Demikian terungkap dalam diskusi Forum Curhat Rakyat dengan narasumber Dosen Fakultas Ilmu Budaya USU Dr Muhammad Takari, Penggiat Kebudayaan Tingkat Nasional asal Sumut, Thomson HS dan Pengamat Seni Budaya Yulhasni di GusMan Center, Jalan Pattimura, Jumat (15/2). Acara tersebut dimoderatori Fachriz Tanjung.

Thomson HS, yang juga pimpinan Pusat Opera Batak, menegaskan, kebijakan pemerintah daerah saat ini belum jelas untuk kebudayaan dan kesenian. Padahal kebudayaan bisa jadi basis ekonomi.

“Ada elemen kebudayaan yang mengaitkan dengan kehidupan ekonomi di sekitarnya. Misalnya, dalam budaya Batak dikenal ulos. Ulos ini kan bisa menggiatkan sektor kreatif dan ekonomi masyarakat,” ungkapnya.

Saat ini yang terjadi, lanjutnya, pemerintah sibuk mengurusi pertumbuhan ekonomi dan masyarakat mencari uang, namun kebudayaan ditinggalkan. Padahal kebudayaan salah satu sumber peningkatan ekonomi masyarakat.

“Di sisi lain, produk kebudayaan Sumut juga tak ada diproteksi. Makanya ada klaim Malaysia terhadap Tortor dan Gordang Sambilan atau produk budaya lainnya. Kita ini masih respon saja yang tinggi,” bebernya.

Muhammad Takari, mengatakan memang tidak bisa tidak, kebudayaan juga berkaitan dengan sisi ekonomi. Dengan begitu, lanjutnya, kebudayaan harus eksis meskipun tidak semua kesenian harus menghasikan. “Tapi di Sumut, saya sudah melihat kesenian dan budaya itu memang bersimbiosis dengan ekonomi masyarakat,” katanya.

Hal lain yang mengemukan dalam diskusi ini adalah soal kabar akan digusurnya Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) yang saat ini dikuasai Pemko Medan. Ini juga membuktikan pemerintah kurang perduli dengan kebudayaan dan kesenian di Sumut. TBSU yang selama ini menjadi markas besar para seniman di Sumut dalam mengaktualisasikan kesenian dan kebudayaan terancam.

Pengamat seni budaya yang juga Dosen FKIP UMSU, Yulhasni, mengatakan kalau dirinya bersama para seniman dan pecinta seni Sumut lainnya akan terus memperjuangkan agar TBSU tetap berada di tempatnya. “Forum Peduli TBSU meminta agar ada komitmen agar pengalihan lahan TBSU tersebut tidak terjadi. Kita khawatir TBSU bernasib sama dengan studio film Sunggal. Apalagi Pemko Medan sudah meminta mulai 1 Maret 2013 TBSU dikosongkan. Jangan sampai aktivitas kesenian ini dihambat,” bebernya.

Muhammad Takari menambahkan, TBSU sudah jelas menjadi lokasi menampilkan kegiatan berkesenian. Selain itu juga menjadi pusat pendidikan. Dia berharap TBSU tetap ada sebagai wadah untuk seniman Sumut berkarya. Sebab TBSU memiliki nilai sejarah, di mana tahun 60-an Sumut pernah menjadi kiblat kesenian dan kebudayaan nasional. “Kalau TBSU sampai hilang, maka sempurna lahir batin, bahwa pemerintah memang tidak punya perhatian,” pungkasnya. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/