BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Warga Kelurahan Tangkahan mengusulkan melalui gerakan kaum ibu perwiritan dapat memulai dibentuknya kelompok bank persampahan di daerah. Dengan hadirnya bank persampahan akan membentuk ketelitian mereka, agar dapat memilah-milah sampah yang dapat memberikan nilai ekonomis.
Sebab, selama ini menurut warga, persoalan penumpukan sampah rumah tangga di aliran drainase telah menjadi salah satu penyumbang kerap timbulnya banjir di sejumlah kawasan Medan bagian utara. Hal itu disampaikan perwakilan kaum ibu rumah tangga pada acara sosialisasi Perda Nomor 6 tahun 2015 tentang pengelolaan Persampahan, yang disampaikan Anggota DPRD Medan dari fraksi PKS Muhammad Nasir Johan, Sabtu (13/4).
Untuk itu, warga yang bermukim di Kelurahan Tangkahan, Medan Labuhan mengharapkan Pemko Medan segera membentuk bank sampah di wilayah mereka, agar menjadi bagian sumber pendapatan ekonomi tambahan bagi warga, terutama kaum ibu rumah tangga. “Selain itu juga menambah bak penampungan sampah sementara,”ungkap Siti Rahma bersama Rosmiati warga Komplek Griya III Kelurahan Tangkahan, di hadapan anggota DPRD Medan tersebut.
Muhammad Nasir dari Fraksi PKS ini menilai, Pemko Medan lambat dalam menangani persoalan pengelolaan sampah di 21 kecamatan. Apalagi selama ini sistemnya hanya mengangkut tumpukan sampah dan menumpuknya lagi di tempat pembuangan di Kelurahan Terjun “Seharusnya sampah seperti sampah rumah tangga bisa dimanfaatkan berdaya guna,”katanya.
Dalam upaya ini pihaknya siap memfasilitasi dinas di Pemko Medan dalam menjalin kerja sama pengelolaan bank persampahan . Apalagi kini sudah ada investor yang siap melaksanakan pengelolaan sampah di Kota Medan. Sementara itu, Lurah Tangkahan M Idris yang turut hadir dalam sosialisasi Perda Persanpahan yang memiliki 38 pasal itu, mengajak partisipasi warganya turut peduli dalam pengelolaan persampahan ke depan. (fac/ila)
BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Warga Kelurahan Tangkahan mengusulkan melalui gerakan kaum ibu perwiritan dapat memulai dibentuknya kelompok bank persampahan di daerah. Dengan hadirnya bank persampahan akan membentuk ketelitian mereka, agar dapat memilah-milah sampah yang dapat memberikan nilai ekonomis.
Sebab, selama ini menurut warga, persoalan penumpukan sampah rumah tangga di aliran drainase telah menjadi salah satu penyumbang kerap timbulnya banjir di sejumlah kawasan Medan bagian utara. Hal itu disampaikan perwakilan kaum ibu rumah tangga pada acara sosialisasi Perda Nomor 6 tahun 2015 tentang pengelolaan Persampahan, yang disampaikan Anggota DPRD Medan dari fraksi PKS Muhammad Nasir Johan, Sabtu (13/4).
Untuk itu, warga yang bermukim di Kelurahan Tangkahan, Medan Labuhan mengharapkan Pemko Medan segera membentuk bank sampah di wilayah mereka, agar menjadi bagian sumber pendapatan ekonomi tambahan bagi warga, terutama kaum ibu rumah tangga. “Selain itu juga menambah bak penampungan sampah sementara,”ungkap Siti Rahma bersama Rosmiati warga Komplek Griya III Kelurahan Tangkahan, di hadapan anggota DPRD Medan tersebut.
Muhammad Nasir dari Fraksi PKS ini menilai, Pemko Medan lambat dalam menangani persoalan pengelolaan sampah di 21 kecamatan. Apalagi selama ini sistemnya hanya mengangkut tumpukan sampah dan menumpuknya lagi di tempat pembuangan di Kelurahan Terjun “Seharusnya sampah seperti sampah rumah tangga bisa dimanfaatkan berdaya guna,”katanya.
Dalam upaya ini pihaknya siap memfasilitasi dinas di Pemko Medan dalam menjalin kerja sama pengelolaan bank persampahan . Apalagi kini sudah ada investor yang siap melaksanakan pengelolaan sampah di Kota Medan. Sementara itu, Lurah Tangkahan M Idris yang turut hadir dalam sosialisasi Perda Persanpahan yang memiliki 38 pasal itu, mengajak partisipasi warganya turut peduli dalam pengelolaan persampahan ke depan. (fac/ila)