MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyakit jantung sampai saat ini masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Tapi tak perlu khawatir!. Berkat kemajuan teknologi medis saat ini, penyakit mematikan itu dapat diatasi dengan teknik pengobatan yang dipersonalisasikan atau penyembuhan alternatif dengan DNA pasien.
Metode pengobatan personalisasi (personalised treatment) dipercayai banyak orang ampuh untuk mengatasi berbagai penyakit berat. Termasuk penyakit jantung. Dengan tingkat kesembuhan yang cukup menggembirakan.
Demikian disampaikan oleh pendiri Yayasan Gracia Ecolab Garden, Herawaty saat ditemui di kantornya, Jalan Taman Polonia V No. 2 A Medan, baru baru inin
Pengobatan pribadi atau dipersonalisasi adalah merupakan praktik pengobatan yang menggunakan profil genetika pasien. Atau singkatnya, memasukan DNA pasien ke dalam sel sebagai obat, untuk memperbaiki efek gen yang bermutasi dalam tubuh. Bekerja langsung dengan presisi untuk memperbaiki mutasi dan selanjutnya mengobati penyakit.
Banyak pasien jantung memilih teknik pengobatan jenis ini. Karena mampu memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi pasien. Tanpa harus melakukan operasi seperti yang dilakukan oleh teknik pengobatan konvesional pada umumnya.
Meskipun merogoh biaya relatif mahal, namun akurasi teknik pengobatan jenis tersebut cukup memuaskan. “Hanya saja pasien harus mencari dokter yang benar benar ahli di bidangnya supaya dapat mencapai hasil memuaskan sesuai dinginkan,” ujar Herawaty yang akrab disapa Akiew tersebut.
Sepengetahuannya, banyak dokter yang telah menerapkan teknik pengobatan yang dipersonalisasikan. Diantaranya adalah dokter asal Singapura, Hakim Master Prof Adam Abdul Gafoor.
Kemampuan Prof Adam Abdul Gafoor dalam menangani berbagai penyakit berat telah teruji dan diakui oleh kalangan masyarakat internasional. Banyak pasien menggantungkan harapannya terhadap keahilan dokter yang banyak menyabet gelar kedokteran internasional tersebut.
“Teknik pengobatannya sesuai dengan kebutuhan ilmu kedokteran masa kini. Yang memanfaatkan ilmu biologi sistem dan teknologi informasi untuk meningkatkan kesehatan daripada hanya mengobati penyakit,” jelas Akiew.
Dikutip dari keterangan Prof Adam Abdul Gafoor melalui pesan singkatnya menjelaskan, kalau teknik pengobatanya lebih kepada mengatasi akar penyebab penyakit, memperbaiki gangguan dan memulihkan kembali keadaan melalui Pengobatan Integratif Pribadi, Pengobatan Berbasis Informasi, Pengobatan Regeneratif & Pemrograman Ulang Sel.
Proses pengobatannya bisa dimulai dari mencabut beberapa helai spesimen akar rambut pasien jantung untuk diteliti pada tingkat molekuler guna mencari penyebab pasien sakit. Kemudian melengkapi kode/informasi agar tubuh dapat membaca informasi dan menentukan protein seperti apa yang diinginkan tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
Setelah itu dilakukan pengeditan DNA alami agar informasi biologis diri pasien dapat menemukan untaian DNA yang rusak. Lalu enzim akan memotong DNA yang rusak dan menggantikannya dengan salinan DNA yang sehat.
Dari rangkaian proses penelitian itulah kemudian disatukan menjadi racikan obat yang sudah dipersonalisasikan, berisikan informasi dan mineral biologis pasien. Obat ini bisa berbentuk cair atau tablet. Tidak ada efek samping dan tanpa bahan kimia maupun obatan sejenis lainnya.
Dalam masa perawatan, pasien diharuskan mengikuti 12 kali pertemuan untuk mendapatkan tetes obat yang dipersonalisasikan. Setiap pasien baru harus datang ke klinik. Dan seterusnya, jika pasien berhalangan hadir dapat mengutus perwakilannya datang ke Singapura. Dengan membawa spesimen akar rambut pasien yang sudah dicabut menggunakan sarung tangan lalu dikemas rapi dan menjaga kebersihannya.
Selanjutnya, pasien juga dapat berkonsultasi dengan Prof Adam Abdul Gafoor secara online melalui panggilan video atau panggilan telepon yang akan disambungkan oleh asistennya. “Metode pengobatan saya mendengarkan kebutuhan tubuh pasien dan menyesuaikan perawatan sebagai respons terhadap apa yang dikatakan tubuh Anda,” tulis Prof Adam Abdul Gafoor.
Kembali Akiew menambahkan, teknik pengobatan Prof Adam Abdul Gafoor juga ampuh mengobati penyakit berat lainnya. Hal itu dibuktikanya setelah merasakan keampuhan obat personalisasi karya Prof Adam yang berangsur angsur memulihkan pendarahan di retina matanya yang terancam buta.
“Ada sebelas botol obat berbentuk cairan yang harus saya konsumsi, tapi masih minum obat botol ke empat, banyak perubahan yang saya rasakan. Mata saya perlahan-lahan mulai terang tidak kabur lagi. Bahkan pengaruh dari obat tersebut berdampak kepada wajah saya terlihat sedikit muda,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, Akiew berharap, para penderita penyakit berat jangan pernah putus asa. Tetaplah semangat untuk terus berusaha. Yayasan Gracia Ecolab Garden siap memberikan konseling terkait kesehatan, pendidikan, dan hukum kepada masyarakat yang membutuhkan. (dek/ila)