Pencalonan Sekda Provsu
MEDAN- Berlarut-larutnya penetapan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumatera Utara (Provsu), membuat para calon Sekda Provsu terkesan tidak mau ambil pusing lagi mengenai persoalan itu. Sjafaruddin menyikapi hal itu dengan santai dan menyerahkan sepenuhnya kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Apa pun nantinya keputusan yang dikeluarkan oleh Mendagri, maka dirinya akan menerima sepenuhnya keputusan tersebut.
“Untuk yang itu, kita serahkan saja ke Mendagri. Kan Mendagri yang punya wewenang itu. Kalau nanti terpilih syukur, kalau nggak juga nggak apa-apa,” katanya kepada Sumut Pos, Selasa (17/5).
Sjafaruddin menepis adanya dugaan suap yang dilakukannya, guna memudahkan langkahnya untuk terpilih menjadi Sekda Provsu. “Tidak mungkin lah saya memberi uang supaya saya terpilih. Apalagi katanya sampai Rp5 miliar. Logikanya, kalau saya berikan uang sebesar itu apakah nantinya akan kembali. Sementara jabatan Sekda itu hanya tiga tahun saja. Kalau dipikir-pikir, darimana uang sebanyak itu. Kan bodoh kalau saya memberi uang sebesar Rp5 miliar, kemudian saya tidak terpilih. Jadi hangus begitu saja. Nggak lah, tidak mungkin saya melakukan itu,” bantahnya.
Sementara itu, Kadisdik Sumut Syaiful Syafri yang dikonfirmasi via seluler oleh Sumut Pos terkait keberadaannya sebagai calon Sekda Provsu, berulangkali Syaiful Syafri menyatakan tidak tahu mengenai hal itu. “Nggak Tahu saya,” jawabnya.
Mengenai isu adanya lobi tingkat atas antara dirinya dengan salah seorang menteri di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB), guna memudahkan langkahnya untuk menjadi pejabat karier tertinggi di lingkungan Pemprovsu, sekali lagi Syaiful Syafri tidak bersedia berkomentar. “Tidak tahu saya itu. Sampai sekarang tidak tahu menahu soal itu,” kilahnya. (ari)